1. Pico nakal

61 11 4
                                    

"PICO! " teriakan TOA lisa itu berhasil membuat vico adiwinata tertawa keras. Mata nya menyipit, tangan nya memegang perutnya. Suara tawa itu membuat lisa semakin geram. Pasal nya, ia baru saja membeli boneka teddy bear berukuran besar dan sekarang boneka itu sudah terhempas dari lantai 2.

"Iisong jangan ngambek dong. Nanti abang beliin permen milkita deh," Vico menyenggol bahu lisa. Lisa masih menghadap arah tembok, dari tadi posisi nya tidak berubah. Begitulah jika seorang lisa sudah dibuat mood nya hancur secara langsung.

"Mau tau sesuatu gak? Lo kalau ngambek, hidung lo kembang kempis kek hidung anoa eropa," ucap vico santai tanpa rasa bersalah. Hal ini berhasil membuat Lisa menoleh dan menatap nya secara tajam.

"EH PICO DENGERIN YA! LO ITU UDAH SALAH, MALAH NGEJEK. LO ITU SEHARUSNYA NYADAR KALO LO ITU PENGANGGU HIDUP GUE. MOOD GUE SELALU HANCUR DAN SEMUA ITU GARA GARA LO! LO COWOK APA CEWEK SI," Teriak nya sambil mata berkaca kaca. Lisa jika sudah habis kesabaran, ia bisa saja dengan mudah nya menjatuhkan air mata. Bukan karena cengeng , tapi hati nya sudah merasa kacau dan memang sudah tidak kuat untuk disimpan.

Kalimat tadi cukup membuat Vico terdiam sebentar. "Iya udah maafin gue. Maaf bikin mood lo ancur hari ini, gue tadi cuman iseng. Asal lo tau, gue ngelakuin ini cuman mau ngerayain hari tetangga kita selama 3 tahun. Gue yakin lo ga inget, makanya gue ngerjain lo. Rencana nya gue mau ngasih lo kejutan. Tapi gagal karena lo ngambek seharian," ucap vico sambil beranjak dari sofa biru dongker milik lisa tersebut.

"Sekali lagi maaf. Oh iya, makasih udah jadi tentangga yang baik. Makasih udah mau sabar ngehadepin gue, walaupun hari ini lo kesel sama gue habis habis an. Ini sedikit hadiah buat lo, kalau lo suka disimpen baik baik. Kalo enggak, buang aja di tempat sampah doraemon lo. Gue pamit," Vico berjalan keluar ke arah kamar Lisa. Ketika Lisa sudah yakin vico keluar dari kamar nya, ia membalik kan badan dan menatap ke arah pintu dengan tatapan datar.

"Hari tetangga aja dirayain, gue curiga sama pico. Jangan jangan, hari anak kucing melahirkan juga dirayain sama dia. tapi lucu juga sih dia hmm," Senyum manis nya kembali mengembang, entah apa yang membuatnya merasa biasa aja ketika pico merayakan Hari Tetangga. Tapi setidak nya, kalimat pico sudah mampu membuat mood lisa membaik. Ya, walaupun sedikit.

*****

Pagi itu cuaca kurang mendukung, awan yang bergelantungan di langit cukup pekat. Udara dingin membuat bulu kuduk Lisa berdiri, akhirnya gadis ini terpaksa memakai jaket. Hal yang cukup kurang lisa sukai. Entah apa yang membuat nya kurang nyaman memakai jaket.

"Tumben banget pagi pagi udah mendung. Berangkat sama siapa dong gue? Pico masih berani ke sini gak ya, semoga sih enggak. Eh tapi entar gue sama siapa dong," gumam Lisa sambil menatap kearah luar pagar. Beberapa detik kemudia terdengar suara motor yang tidak asing di telinga lisa, Siapa lagi kalau bukan suara motor Vico. "Dasar bocah gatau malu," ucap Lisa pelan.

"Pagi lisong, gimana udah baikan? Udah mood lagi kan? Gue gamau ya bawa kucing garong betina naik motor gue. Motor gue bisa alergi, " ucap Vico sambil membuka pagar. Bersepatu converse hitam putih, memakai hoodie hitam bertuliskan 'freak', rambut acak acak an. Tidak membuat Lisa terkagum kagum pada Vico. Justru, membuat gadis itu ingin muntah di hadapan lelaki itu sekarang Juga.

"Kalo lo niat nya bikin mood gue hancur lagi. Mending sekarang lo angkat kaki, jauhin muka kelinci argentina lo dari hadapan gue. Enek tau gak," ucap Lisa sambil berjalan keluar melewati vico.

"Iya iya gue bercanda, tapi emang lo udah pernah ngelihat kelinci argentina? Setau gue kelinci garut aja udah gemesin. Apalagi kucing argentina? Pasti jauh lebih gemesin," ucap vico sambil berjalan di belakang Lisa.

"Stupid boy, gue bercanda. Udah cabut," Vico segera bergegas menyalakan motor Ninja nya. Tanpa perintah dari Vico, Lisaa segera duduk di belakang.

"Pegangan entar jatuh galucu. Gue gak ada asuransi buat kucing garong betina kayak lo haha," suara dari balik helm membuat Lisa menggertak helm tersebut cukup keras.

"Berangkat sekarang atau wajah lo rusak sekarang?" Nada cukup keras itu berhasil membuat vico terkekeh. Motor itu melaju melintasi jalan raya dengan kecepatan cukup tinggi. Hal ini biasa bagi Lisa, lagipula jika Lisa protes tentang hal ini Vico tidak akan menghiraukan nya.

*****

BINA BANGSA SCHOOL
Sekolah bertaraf internasional, memiliki ukuran gedung yang luas. Tembok yang didominasi warna coklat muda dan putih serta lapangan basket yang luas, menjadi tempat setia bagi bagi Lisa dan Vico untuk menimba ilmu.

"Turun cepet, disana udah banyak cewek ngantri buat jemput gue di koridor. Gue gak mau, gue harus jalan sampingan sama kucing garong betina kayak lo," ucap vico sambil menjulurkan lidah nya.

"Sebelum lo suruh gue juga tau apa yang harus gue lakuin," Lisa beranjak turun dan segera berjalan ke arah teman teman nya.

"Dasar kucing garong! Oh yaa selamat bertemu dengan bebeb lo yang katanya ganteng selangit itu ya haha," teriak Vico yang cukup berhasil membuat siswa sekitar menoleh ke arah nya. Lisa hanya berdecak kesal "Bocah gatau malu emang,".

"Gimana gimana? Katanya vico lo kemarin badmood ya? Lo tau gak sih dia sampai bikin story instagram tentang cara ngehadepin kucing garong Lisa," ucap Verina, teman dekat Lisa. "Iya sampe kemarin Bintang diajak VC sama vico! Parah gak sih," ucap erina teman dekat Lisa juga.

"Demi apa? Ya ampun vico malu malu in banget anak itu. Padahal gue kemarin kan marah nya kayak biasa nya. Kenapa lebay banget dia sampe ngajak pacar gue vidcall," suara kesal Lisa membuat teman teman nya terheran heran.

"GUE MALU PUNYA TETANGGA KAYAK DIA, YAAMPUN," ucap kesal lisa kesekian kalinya akibat ulah Vico.

*about me*

Jadi ini cerita yang baru aku buat, dan ini first time aku bikin cerita terus dipost disini. Sebelum nya, aku minta maaf kalo ini jelek atau masih kacau. Ini masih permulaan hehe. Oke jangan lupa vote dan komen nya, ditunggu untuk selanjut nya.

About MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang