1

10 4 0
                                    

Seorang gadis berjalan di lorong sekolah dengan kebingungan. Pasalnya, dia baru saja memasuki ke sekolah ini. Sekolah ini sangat luas. Sekarang dia sedang mendapatkan tatapan bermacam-macam, ada juga yang berbisik-bisik. Tapi, semua itu dia hiraukan. Dia terkadang sedikit cuek dengan sekitarnya. Namun, jika kepada teman dekatnya dia akan usil.

Akhirnya, setelah berkeliling beberapa kali, dia menemukan gedung asrama. Dia mulai memasuki gedung asrama itu. Di sana terdapat patung elang yang sangat besar, entah apa gunanya. Dia pun segera masuk ke dalam asrama putri.

"Vernon Cerrys?"

Vernon POV

"Vernon Cerrys?"

Wanita dengan rambut kecoklat-coklatan itu tersenyum kepadaku. Kenapa dia mengetahui namaku?

"M-mengapa kau tahu namaku?" tanyaku dengan sedikit kaku.

"Aku tahu segala tentangmu." jawabnya sambil tersenyum.

Ini bukan jawaban yang aku inginkan, yang ada aku malah kebingungan.

"Maksudmu? Emm... Tolonglah jelaskan?" ujarku.

"Percuma aku jelaskan, pasti kau tidak akan percaya. Lebih baik kau sekarang masuk kamarmu di nomor 114. Nanti setelah kau sudah lumayan lama sekolah di sini, aku akan jelaskan." jelasnya.

"Oh, dan satu lagi. Namaku Julliana. Kau bisa memanggilku Mrs. Ana." ucap Mrs. Ana.

Aku pun segera berjalan mencari kamarku. Aku masih bingung apa maksud Mrs. Ana. Dia membuatku pusing saja. Mungkin aku harus banyak belajar? Ah, sudahlah.

Setelah aku menemukan kamarku. Aku memutar knop pintu dan masuk ke dalam kamar. Ruangan ini lumayan besar untuk 3 orang. Aku segera memasukan pakaianku ke lemari. Lalu buku-buku aku tata di dalam rak. Sudah cukup lama membereskan barang-barang, aku merebahkan tubuhku di atas kasur.

Tiba-tiba suara pintu terbuka, aku masih berbaring di kasur. Dua orang perempuan itu menghampiriku.

"Hai," sapa mereka berdua sambil tersenyum.

"Hai juga," jawabku sambil bangkit dari tempat tidurku.

"Namaku Farrah Eleine." ucap Farrah memperkenalkan diri. "Dan di sebelahku adalah Emily Katherine." Emily tersenyum.

"Kau sudah mengelilingi sekolah ini?" tanya Farrah.

"Sudah, tapi hanya sebagian. Sekolah ini sangat luas, jadi aku pusing untuk kelilingnya." jawabku.

"Ya sudah, mending kau istirahat. Besok kita kelilingnya." kata Farrah.

"Oh iya, jadwal makan malam pukul tujuh." Emily tersenyum lebar. Aku akui, senyuman Emily sangat indah. Mungkin, kaum adam di sini langsung meleleh melihat Emily tersenyum.

Emily memiliki rambut panjang lurus warna cokelat. Sepasang bola mata berwarna hitam pekat. Kelihatannya dia sangat ramah. Dia memiliki lesung pipi. Tubuhnya tinggi, tapi masih tinggian aku. Sedangkan Farrah, dia memiliki rambut agak pendek berwarna hitam kecoklat-coklatan. Sepasang bola matanya berwarna hijau tua. Sikapnya agak terlihat cuek, tapi yakinlah yang cuek itu kadang bisa menghangatkan. Tingginya hampir sama denganku.

Mereka berdua kembali ke kelas. Aku mulai belajar besok. Rasa kantuk menyerangku. Aku segera memejamkan mataku dan tertidur.

Author POV

Vernon terbangun dari tidurnya. Waktu menunjukan pukul empat sore. Ia melihat Emily yang baru keluar dari kamar mandi, sedangkan Farrah sedang menyisir rambutnya. Vernon pun segera bergegas menuju kamar mandi.

"Tidurmu nyenyak?" tanya Farrah kepada Vernon sebelum dia masuk ke kamar mandi.

"Aku tidur 4 jam, tapi aku merasa tidur 1 jam. Sebentar." kata Vernon yang akhirnya ia masuk ke kamar mandi.

"Emily," sahut Farrah.

"Ya?"

"Bukannya yang tidur merasa cepat itu yang memiliki kekuatan besar?" tanya Farrah.

Di sekolah, kelas-kelas di campur rata. Tidak di bagi-bagi, supaya mereka bisa tau juga kekuatan yang lain. Ciri-ciri orang yang memiliki kekuatan sangat besar ialah dirinya akan merasa jika tidurnya sebentar. Lalu, orang tersebut mempunyai tanda bintang di punggung bagian atasnya sebelah kanan. Ia juga mempunyai feeling yang kuat. Dan tahan di dalam air walau berjam-jam. Itulah sejarah yang di jelaskan oleh Tuan Jack.

"Entahlah, aku tidak tau." jawab Emily.

Author POV

Waktu menunjukan pukul tujuh malam, berarti sekarang jadwal makan malam. Vernon, Emily, dan Farrah berjalan bersamaan menuju ruang makan. Pandangan orang-orang tertuju pada mereka. Ada yang menyapanya, tersenyum, bahkan ada yang mendelik kepada Vernon.

"Vernon, sepertinya sekarang kau jadi pusat perhatian." kata Farrah.

"Entahlah, ternyata murid di sini sangat banyak, aku pusing melihatnya. Pantes aja ruangan makan ini sangat besar." ucap Vernon.

Semua pada fokus dengan makanannya sendiri. Semuanya pada tertib dengan peraturan. Mungkin Vernon harus membiasakan ini. Setelah selesai makan, Emily dan Farrah dipanggil oleh Tuan Jack. Vernon sekarang berjalan sendirian. Tiba-tiba ada yang mendorongnya dari belakang. Vernon mendengus kesal, tidak ada kerjaan orang itu mendorongnya.

"Eh, maaf-maaf. Temanku yang mendorongku." ucap seorang cowok tersebut sambil tertawa dengan temannya.

"Ish, makanya liat-liat dong!" ucap Vernon ketus.

"Eh, kamu anak baru ya?" tanya cowok sebelahnya.

"Hmm," jawab Vernon.

"Kenalin namaku Matthew Gasman. Dan sebelahku..." Matthew menepuk bahu temannya dan menoleh. "Kenneth Bryson."

"Aku Vernon Cerrys."

"Aku baru tau kalau Vernon nama cewek." ucap Matthew sambil tertawa mengejek.

"Menyebalkan," Vernon bergumam, lalu pergi meninggalkan mereka berdua.

The Power Of VernonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang