Chapter 2

17 0 0
                                    

Sesampainya di supermarket, kami segera mencari bahan bahan untuk membuat barbeque dan juga beberapa snack untuk persediaan nanti. Setelah semuanya dibeli, kami pun kembali ke villa.

********

Saatnya pesta barbeque ! Kami semua berkumpul di halaman belakang villa, Di pinggir kolam renang. Bahan dan alat sudah siap, saatnya memanggang. Aku dan Ari bertugas memasukkan daging sapi yang sudah dipotong dadu ke dalam tusukkan sate, lalu Vito yang bertugas mengipasi barbeque di atas panggangan. Sambil menunggu matang, kami memutuskan untuk menyanyi nyanyi sambil bermain gitar milik Vito.

"Woi, saus barbeque nya mana ?" teriak Vito.

"Kan tadi ada di samping panggangan." jawab Risa.

"Gak ada." ucap Vito.

"Masa sih, orang kita taronya di situ." balas Risa.

"Coba aja cari di ruang tamu, siapa tau ada." ucapku.

"Eh tunggu, kita semua harus ikut ke ruang tamu." ucap Fani.

Kami berlima pergi menuju ruang tamu. Namun, nihil, saus barbeque itu tak kami temui. Aneh, saus barbeque itu menghilang begitu saja bagaikan kami tak pernah membelinya.

"Aduh, gimana nih, kok sausnya ilang sih." gerutu Risa.

"Ya udah deh, kita beli lagi aja." ucap Fani.

Kami semua pergi menuju supermarket itu menggunakan mobilku. Setelah membeli saus, kami pun kembali menuju villa lagi. Namun, di jalan, kami menemukan pedagang jagung bakar di pinggir jalan.

"Eh, kita beli jagung bakar yuk !" usulku.

"Ayo." jawab semuanya serempak.

Aku pun turun dari mobil dan pergi menghampiri abang tukang jagung bakar.

"Pak, beli jagungnya empat ya." ucapku.

"Oke, jang." jawabnya.

Sembari menunggu jagungnya matang, aku duduk di kursi di samping gerobak jagung bakar. Kubuka smarphone ku dan membuka sosmed.

"Jang, ini jagungnya." ucap si abang yang membuatku sedikit tersentak.

"Oh iya pak, terima kasih."

"Jang, dari mana asalnya ?" tanya si abang.

"Dari Jakarta, pak. Di sini saya menyewa villa." jawabku.

"Villa apa namanya ?" tanya si abang.

"Villa....emmm....gak tau bang, saya gak tau nama villa nya." jawabku.

"Oh gitu. Jang, jangan masuk ke  villa cikambai ya." ujar si abang.

"Emang kenapa bang ?" tanyaku.

"Di sana pernah terjadi pembantaian. Bahaya." ucap si abang.

"Oh gitu ya bang. Ya udah, saya pergi dulu ya." ucapku tanpa terpikirkan sesuatu.

aku pun memacu mobilku kembali menuju villa. Di dalam mobil, kami menikmati jagung bakar kami.

"Rud, tadi lo sama abang jagung bakar ngobrol apa ?" tanya Fani yang duduk di kursi tengah.

"Oh, kata si abangnya, kita gak boleh masuk villa cikambai." jawabku.

"Kenapa ?!!" tanya Nita antusias.

"Dulu pernah ada pembantaian." jawabku.

"Kalau villa yang kita tinggali, namanya apa ?" tanya Vito yang duduk di sebelahku.

"Gak tau tuh, lagipula villa itu kan gak ada papan namanya." jawabku.

***********

Kami pun sampai di villa. Kami semua langsung menuju ke kolam renang.

"Hah, kok saus barbeque nya ada di samping panggangan sih." ujar Nita terkejut.

"Iya yah, perasaan tadi kita udah cari keliling villa, tapi gak nemu." sambung Vito.

"Aneh, kok bisa ngilang dan muncul sendiri, ya." gumam Fani.

"Udahlah, lupain aja. Mungkin gara gara udah malem, mata kita jadi kurang teliti. Ayo, lanjut bakar bakar lagi." ujar Vito lalu berjalan menuju panggangan.

Setelah barbeque jadi, kami pun menyantapnya ria. Meskipun aku masih sedikit bingung dengan saus barbeque yang hilang muncul sendiri. Iseng iseng, aku mensearch di google tentang ciri ciri hantu di sekitar kita. Hah, aku terkejut saat mengetahui kalau benda yang hilang, muncul, maupun berpindah sendiri adalah ciri ciri hantu di sekitar kita !

Tiba tiba saja perasaanku jadi tidak enak, bulu kudukku merinding hebat, udara pun menjadi turun drastis, dan sinyal di smartphone ku jilang total padahal tadi bar sinyalnya penuh.

"Temen temen, cepet masuk !" teriak Fani.

"Kenapa, Fan ?" tanya Vito.

"Liat langit, udah mendung juga." aku pun mendongakan kepala menatap langit dan ternyata gumpalan awan kelabu sudah menutupi bulan purnama seluruhnya.

Kami pun memasukki villa dan berkumpul di kamar satu. Aku menyalakan Ps vita ku dan memainkan game adventure, hehe. Ari sedang sibuk menghabiskan sebatang rokoknya sambil menatap ke kaca kamar yang besar itu. Vito tengah asyik di sosmednya. Fani sedang asyik membaca novel horrornya. Sementara Nita dan Risa sedang asyik nonton youtube, nonton apalagi kalau bukan nonton oppa oppa korea yang menurut mereka tamvan tamvan itu. Hihihi...

"Wih, apaan tuh !" ujar Ari yang membuat kami berempat lamgsung menatapnya.

"Ri, ada apaan ?" tanya Fani terkejut.

"Tadi, ada bayangan hitam lari kenceng banget." jawab Ari sambil terus memandangi kolam.

"Hah, bayangan ?!!" ucap kami serempak.

Prankkkk. Tiba tiba saja suara pecahan keras terdengar dari arah dapur.

"Hah, jangan jangan itu maling lagi." ujar Nita ketakutan.

"Aduh gimana ini, gue masih pengen hidup." rengek Risa.

"Tenang semuanya, jangan ada yang keluar dari kamar ini." ucap Fani memberi aba aba.

"Kenapa Fan ? Harusnya kita ke dapur buat selidiki apa yang terjadi." ucap Vito.

"JANGAN !!!! Kalau lo masih mau hidup, jangan keluar ! Meningan kita tidur aja sekarang. Baru, besok boleh kita liat." ujar Fani.

Kami semua pun tidur di kasur masing masing. Aku masih sangat takut dengan kejadian barusan.

Nah, gimana dengan chapter kali ini. Jujur aja saya ngetiknya jadi merinding 😨😨 oke, jangan lupa vommentnya ya guys.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 07, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mysteri in VillaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang