4

140 16 20
                                    

"Kalau lo menang, lo bisa minta apa aja dari gue. Kalau lo kalah lo harus jadi pacar gue" Ujar Riduan tersenyum licik.

"Wait?! Gue jadi pacar lo?!" balas Riska, nada bicaranya naik satu oktaf. "Yang benar aja, tantangan lo aneh"

"Lo takut?" Riduan menaik turunkan alisnya.

"Gue? Takut? Gak mungkin lah!"

"Kalau gak takut, kenapa lo nolak"

"Gau gak mau itu tant-"

"Bilang aja lo takut"

"Oke. Kita mulai"

"Oke"

Riduan dan Riska kini bertarung bermain PS, sementara Rikson, Clinton dan Cristin hanya menggeleng kepala melihat tingkah keduanya.

"Eh, ada Cristin sama Riska, Agnez mana? Kok gak ikut datang ke sini?" Rina tiba tiba datang dari dapur membuat Riska menoleh ke arah Rina. Riduan yang mendapat kesempatan emas dengan sigap menyerang Riska, membuat Riska kalah. Riduan yang merasa menang, kini tertawa dengan keras membuat semua menatapnya aneh.

"Kita gak tau Agnez dimana, tadi aku ngeLine dia, katanya dia lagi ada urusan" balas Cristin sambil memakan cemilan yang ada di tangan Rikson.

"Punya gur woi! Lo ambil di dapir dong" oceh Rikson namun tak direspon oleh Cristin.

"Ohh gitu" Rina membetulkan posisi duduknya di samping Cristin.

Riska kembali fokus kepada PS nya.

"Lo kenap-- hah? Gue kalah?!" teriak Riska membulatkan matanya tak percaya. "Lo curang kan?"

"Gue? Curang? Gak mungkin lah" Riduan terkekeh.

"Tapi? Aaaaaaa..... Gue kalah..... Mamaaaa....." rengek Riska seperti anak kecil yang tidak dibelikan ice cream oleh ibunya.

"Kenapa sayang?" tanya Rina mendekati Riska dan mengelus puncak kepala Riska.

"Riduan curang tante"

"Kok lo malah nyalahin gue? Jelas jelas lo itu kalah, mau gue ulang? LO KALAH" ucap Riduan menekan kata kalah.

"Tapi--"

"Lo harus terima kenyataan kalau lo itu kalah"

"Bakalan dapat PJ nih gue" ujar Rikson tersenyum lebar.

"Karna lo kalah, lo harus jadi pacar gue" sahut Rikson tersenyum lebar.

"Tapi--"

"Gak ada tapi tapian, mulai sekarang lo jadi pacar gue. Karena lo pacar gue, lo harus nurutin kemauan gue"

"Tapi gue kan be--"

"Tante, Riduan pulang dulu ya, nanti dicariin bunda" ucap Riduan sambil keluar dari rumah Clinton dan seger menuju rumahnya.

"Ada ada aja nih anak anak muda, jadi ingat gue waktu gue jaman pacaran dulu" gumam Rina sambil beranjak ke dapur menyiapkan makan malam.

"Yang sabar ya Riska, yang penting gue dapat PJ" ucap Rikson sambil mengelus pundak Riska, yang mendapat pelototan dari Riska.

"Gimana nih?" rengek Riska.

"Gak tau, itukan DL. Yang penting itu, gue dapat PJ, iya gak Son?" Clinton melirik Rikson sambil tersenyum lebar.

"Kesal gue lihat lo semua"

"Yang sabar ya Ris. Gue cuma bisa bantu makan PJ dari lo bedua" ujar Cristin, yang membuat Riska makin kesal.

"Tau ah.. Gue pulang dulu"

***

"Lo mau gak jadi pacar gue?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 27, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Perfect LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang