Prologue

151 10 6
                                    

Minra's pov

Ku lirik jam di pergelangan tanganku.

21.51

Sekarang sudah hampir jam 10 malam.

Perjalanan tadi sungguh melelahkan, duduk di pesawat selama 12 jam lebih, belum lagi penerbangan transit yang sempat ditunda selama 3 jam karena cuaca buruk membuat seluruh badanku seperti remuk.

Lelah

Satu kata yang paling tepat untuk menggambarkan kondisi ku sekarang.

Untung saja taksi bandara mudah ditemukan, jadi aku bisa pulang dengan cepat.

Oh iya, aku belum mengabari oppa.

Aku mengeluarkan handphone ku dan menekan nomor nomor di sana.

"Yeoboseyo, oppa!.. Ne aku sudah sampai"

"..."

"Belum lama kok, sekitar setengah jam turun dari pesawat, aku langsung menemukan taksinya"

"..."

"Gwenchana, aku bisa mengurus diriku sendiri kok"

"..."

"Dah oppa"

Aku memutuskan sambungan teleponku. Joonie oppa tidak pulang kerumah karena mengurusi urusan di kepolisian, jadi malam ini aku terpaksa tidur sendiri di rumah itu.

.

Ting tong...!
Ting tong...!

Huft... Aku menghela nafasku kasar, sudah 10 menit aku berdiri di depan pintu. Joonie oppa bilang ahjumma Jeon yang akan membukakan pintu untukku, tapi mana orangnya? Mana?

Baiklah aku coba sekali lagi menekan belnya

Ckrekk...

Belum sempat tanganku meraih bel, pintu sudah terbuka lebar. Terlihat seorang wanita berusia sekitar 40-an tersenyum ramah menyambutku

"Ah annyeong ahjumma" sapaku sopan sambil membungkuk kepada wanita itu

Iya, dia ahjumma Jeon

"Kau Min ra kan? Aigoo... Kau sudah besar ya? Berapa tinggimu sekarang?. Kau cantik sekali, seperti seorang supermodel saja. Ayolah masuk"

Beginilah, ahjumma Jeon tidak berubah dari dulu, selalu saja cerewet dan berisik. Tapi bagaimanapun aku tetap sayang padanya

"Bagaimana sekolahmu di sana?" tanya ahjumma ketika aku sudah masuk dan duduk di sofa

"Baik,semuanya lancar"

"Pasti susah ya, tinggal jauh dari keluarga?"

"Eoh...begitulah, setiap hari terasa sepi"

3 tahun yang lalu, setelah aku tamat smp, aku pergi ke Australia untuk belajar di sekolah menengah atas khusus manajemen perusahaan atas permintaan mendiang ayahku

Berat memang rasanya meninggalkan tanah air yang kalian cintai demi menuntut ilmu

Sekarang aku telah kembali ke Korea. Ayahku telah tiada 4 bulan yang lalu. Saat itu aku masih di Australia, ayahku meninggal karena terserang penyakit jantung. Ia menyuruhku sekolah ke Australia karena ia akan menjadikanku pewaris dan penerus menggantikannya

Bukankah ada oppa ku?

Tidak tidak, dia memilih untuk menjadi seorang polisi. Jadi, akulah yang menggantikannya.

BLOOD OR WINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang