Chapter Two

88 6 25
                                    

Maaf ya kita update nya lama banget. Daripada nunggu kelamaan
.
Happy reading guys
.

"Darah adalah cinta pertamaku dan obsesiku, jadi aku akan melakukan apapun untuk mendapatkannya"

Jin mendorong tubuh pria itu hingga kepalanya membentur dinding dan meninggalkan bercak darah disana.

Kemudian ia mengikat tangan pria itu kebelakang dan menutup matanya dengan sebuah kain hitam.

Jin mengeluarkan sebuah benang tipis namun kuat yang biasa dipakai para dokter untuk menjahit luka pasien dan sebuah jarum. Jin memasukan benang ke jarum dengan semangat dan tidak sabaran kemudian memotong benang tersebut sekitar 20cm.

Jin mendekatkan badannya ke Korbannya-Ahn Soobae kemudian menarik kedua sisi bibir pria tersebut dan mulai menusukkan jarum kebibir pria itu.

Terdengar pria itu menjerit dengan mulut yang tertutup rapat dan matanya yang mulai mengeluarkan air mata.

Ia meronta-ronta kesakitan dan berusaha melepaskan ikatan di tangannya serta penutup matanya, tapi apa daya ikatan Jin sangat kuat dan tidak mungkin ia melepaskannya hanya dengan menggoyangkan tangannya.

Jin terus saja menjahit mulut pria itu secara asal hingga terlihat beberapa sisi bibirnya yang terkoyak.

Setelah Jin selesai dengan pekerjaannya ia melepaskan ikatan di tangan Soobae dan melepas penutup matanya, terlihat jelas ia sangat syok saat melihat keadaan mulutnya yang telah dijahit dan koyak di beberapa bagian.

Ia mencoba melepaskan jahitan tersebut dengan mencoba membuka mulutnya, sebenarnya usaha yang ia lakukan tak ada gunanya karena benang yang digunakan sangat kuat dan tidak mungkin bisa putus begitu saja.

Ia terus mencoba hingga bagian bibirnya yang terjahit sobek dan mulutnya tidak terkatup rapat lagi, tapi rasa sakit di bibirnya makin menjadi jadi.

Jin kembali melanjutkan kegiatannya dengan mengambil sebuah pisau berkarat dan tumpul yang sudah pasti akan menyakiti korbannya jika ia gunakan untuk mengoyak atau menyayat tubuh korbannya, dan memang itu yang ia inginkan.

Jin berjongkok didepan korbannya kemudian ia membelai pipi korbannya itu dengan Pisau miliknya, Ahh Soobae hanya bisa pasrah menghadapi nasibnya kedepan ia hanya dapat berdoa semoga tuhan berbaik hati memasukannya kedalam surga dan mati dengan tenang dan damai.

Jin menunjukkan smirknya kemudian sedikit memutar mutar pisau ditangannya "Are you ready for this fun game?"

Pisau ditangan Jin mulai bergerak pelan kearah kening Soobae kemudian bergerak menusuk kening Soobae dan meninggalkan bekas sayatan yang panjang disana.

Soobae hanya bisa diam sambil menahan rasa sakit yang luar biasa ini, ia merasakan darah segar mengalir deras dari kening dan mulutnya.

Jin tertawa senang melihat korbannya tersiksa dan kesakitan seperti sedang dirasuki iblis.

Kemudian ia menarik tangan Soobae dengan kasar kemudian memotong-motong ke empat jarinya hingga darah mengucur deras dari keempat jarinya yang terpotong.

Soobae melipat mulutnya kedalam mencoba menahan sakitnya dan tidak berteriak, tapi ia tidak tau fakta bahwa jika korbannya tidak berteriak Jin akan menyiksanya lebih sadis seperti seorang pendosa yang disiksa di neraka.

Jin mengambil beberapa peniti-yang tentu saja tumpul agar ia puas menusuk-nusuk kulit korbannya-dan menusukkannya dengan Sekali hentakan di pipi Soobae, si korban yang pipinya masih tertusuk beberapa peniti berkarat dan tumpul itu masih saja mencoba agar tidak terlihat lemah dimata Jin

BLOOD OR WINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang