Dedaunan yang terasa melambai-lambai diterpa angin. Semilir angin yang melewatinya seakan membawa semua bebannya. Bagi gadis sepertiku merupakan pemandangan yang menenangkan, membuatku seakan lupa jika kehidupan itu tak sama indahnya.
Hidup selama 16 tahun di panti asuhan, mengenyam pendidikan berkat beasiswa, dan terkadang atau bahkan sering dihina oleh sebagian besar teman di sekolahnya.
"Seungwan~ah kau benar-benar gadis yang pandai. Semua cara kau gunakan untuk tetap bersekolah dengan kami."
"Gadis haram!"
"Kau merusak pemandangan di sekolah kami."
Kata-kata seperti itu sudah seperti angin yang selalu ada di sekitarku. Terkadang saking kencangnya membuat mata perih, atau saking lembutnya membuat ragu. Ragu akan sesuatu yang tak terduga.
Kim Seungwan
Aku anak panti asuhan. Usiaku saat ini 16 tahun dan berada di tingkat akhir salah satu SMA populer di Seoul.
16 tahun di tingkat akhir SMA?
Aku dua kali ikut akselerasi. Pertama saat aku duduk di kelas 4 SD. Yang kedua saat aku di kelas 2 SMP.
Anak panti asuhan ikut akselerasi?
Aku juga heran mengapa aku bisa ikut dan lolos kelas akselerasi. Yang jelas aku dapat beasiswa yang semua diurus oleh panti asuhan dan yayasan tempat aku bersekolah.
Dibully itu hal biasa yg aku alami. Tapi semenjak ketua yayasan sekaligus donatur terbesar di SMAku terang-terangan mendukungku dari SMP hingga saat ini, aku tidak merasakan pembullyan berlebih seperti saat aku di SD. Aku beberapa kali memenangkan penghargaan akademik dan non-akademik.
Selain sang kepala yayasan, aku juga didukung oleh sahabatku. Min YoonGi.
Anak konglomerat, calon pewaris Min Corp. Sang kapten basket SMA kami.
Bagaimana bisa kami berteman?
Akan ku jelaskan nanti.
#mohon dukungannya. hanya ingin menuangkan uneg-uneg dan khayalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
HURT
FanfictionKehidupan itu seperti mencari potongan puzzle agar lengkap. Entah itu akhirnya akan jadi puzzle yang menyenangkan atau jadi puzzle yang menyedihkan. Semua tergantung niat hatimu memilih yang mana. "Dasar anak haram!" "Jalang!" "Berhenti mendekat...