3

223 59 103
                                    

Vote sebelum membaca ya guys! :)
--------------------------------------------------------

"Hiks..  hiks..." Suara isakan terus terdengar.

Kelvin yang baru saja pulang dari kebun, mulai mencari asal suara itu.

Jarak 20 meter Kelvin menyadari isakan itu mengarah pada rumah pohonnya.

Jarak 10 meter mendekati rumah pohon, isakan semakin terdengar sangat jelas.

Kelvin menepuk jidatnya.
"Ishaa!" Ucapnya sambil berteriak.

Kelvin segera memanjat tangga dengan cepat.

Kelvin melemparkan pandangan nya keseluruh sudut ruangan.

Dilihatnya Isha masih menutup matanya, namun air mata dan isakan masih keluar dari mata dan mulutnya.

Kelvin menghampiri Isha dan mengguncang pelan tubuhnya, "Ishaa..  Bangun shaa.. "

Isha menggeliat dan mulai membuka matanya, "ehh.. ada apa?" ucap Isha sambil mengerjap - erjapkan matanya dan mengubah posisinya menjadi duduk.

"Kamu baik - baik aja kan?" Tanya Kelvin dengan khawatir.

"Iya aku baik - baik aja, emang aku kenapa?" Isha memandang Kelvin dengan bingung.

"Ituu.." Kelvin menunjuk sisa air mata di wajah Isha,  "tadi kamu nangis."

"Aku nangis?  kamu ini ada ada aja.." Isha tertawa kecil.

"Iya tadi kamu nangis, itu masih ada bekas air mata di wajah kamu.."

Isha mulai meraba wajahnya, ternyata benar ada sisa air mata di wajahnya, Isha mulai berfikir keras, "tapi kenapa aku bisa nangis?" tanya nya entah pada siapa.

"Mungkin tadi kamu bermimpi.." Kelvin membantu menjawab pertanyaan Isha.

"Tapi aku gak ingat.." Ucap Isha sambil berusaha mengingat - ingat.

"Itu wajar, aku juga sering lupa apa yang ada di mimpiku.." Kelvin mulai bangkit dan mengambil kantung berukuran sedang yang tadi dibawanya dari kebun,  "ayo kamu harus sarapan," ucap Kelvin lalu memberikannya pada Isha.

"Ini apa?" Isha menerimanya dan melihat isi kantung tersebut, dilihatnya berbagai jenis buah - buahan  segar saling bertumpuk didalam sana.

"Kamu bisa pilih buah yang kamu suka, disini tidak ada makanan fast food atau sejenisnya."

Isha tersenyum, "terima kasih Kelvin, aku lebih suka buah daripada fast food."

"Baguslah kalau kamu suka buah, buah jauh lebih baik daripada makanan cepat saji, apalagi buah yang kamu pegang itu, aku memetiknya langsung dari kebun." Kelvin ikut tersenyum.

"Benarkah?? bolehkah aku ikut memetiknya besok?" tanya Isha dengan wajah yang berbinar.

"Gak boleh." Isha menekuk wajahnya.

Melihat perubahan ekspresi Isha membuat Kelvin ingin tertawa, "haha, lihatlah wajahmu, itu sangat lucu.." ucap Kelvin tertawa sambil memegangi perutnya.

Wajah Isha memerah, "ini gak lucu Kelvin.." Isha melipat tangannya dan menatap tajam kearah Kelvin.

"Jangan marah shaa, aku hanya bercanda, besok pagi kamu boleh ikut aku memetik buah di kebun.." ucap Kelvin dan menghentikan tawanya.

Mendengar ucapan Kelvin, Isha merasa sangat senang, ia tersenyum lebar dan langsung memeluk Kelvin, "Makasih Vin!"

Kelvin membalas pelukan Isha, "iya sha, sepertinya kamu sangat semangat pergi ke kebun.."

Isha melepas pelukannya pada Kelvin,  "maaf Vin.."

Kelvin memandang Isha dengan ekspresi bertanya, "maaf untuk apa?"

"Memelukmu.." saat ini Isha tidak berani menatap wajah Kelvin, ia bisa merasakan pipinya memanas sekarang.

"Gak masalah Sha, aku senang kok dipeluk sama kamu.."

Isha menatap Kelvin dengan mulut yang sedikit terbuka, ia tidak menyangka Kelvin akan memberi tanggapan seperti itu.

"Haha..  Isha, jangan berekspresi seperti itu, wajahmu lebih lucu dari badut taman di kota ku.. hahaha.."

Seakan baru tersadar Isha segera mengatupkan kedua bibirnya, dan "Kelviinn..!!" teriakan Isha membuat Kelvin segera berlari menjauhi Isha, "awas ya!" Isha segera mengejar Kelvin yang sekarang sudah mulai menuruni tangga.

HiraethTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang