A/n : kalau kalau pembaca menemukan kesalahan pengetikan alias tipo, tolong beritahu saya. Biar langsung di rapihkan. Terima Kasih. *-*
--------------Kendrick Aristide. Anak sulung keluarga Aristide yang tidak kalah cerdas dari si anak bungsu. Ken; nama panggilan nya, memang tidak begitu akrab dengan Keano. Mereka bagai dua kutub yang saling membelakangi. Jika Keano tergolong anak penurut, maka Ken berbanding terbalik. Dia itu sedikit nakal. Dan salah satu orang yang paling Keano hindari di muka bumi.
"Kau sudah besar ya Keany." Mata tajam Ken mengamati adiknya dari atas hingga bawah, dengan pandangan menelisik ditambah seulas senyum menyebalkan. Keano tidak menanggapi, dia paham. Ken hanya ingin membuatnya marah dan kesal. Seolah-olah melihat sang adik seperti itu merupakan hiburan yang mengasyikan.
Ken terkekeh melihat reaksi apatis dari sang adik, ia sadar mengapa Keano membenci dirinya, Keano masih mengakui dia sebagai kakak saja sudah cukup bagi Ken. Mau bagaimana lagi? Luka lama sulit disembuhkan.
"Ah! Ken ku sayang! Kau di sini." Kathrine, ibunda kedua pemuda tampan itu melesak kedepan dengan gaun putih kalem nan elegan menutupi tubuh, Ken sama sekali tak terkejut ketika sang ibu menubruk tubuh jangkungnya tiba-tiba. Kathrine terlampau bahagia mendapati si Putra sulung hadir di acara jumpa keluarga malam ini.
"Hai Mom. Lama tidak bertemu, maaf jarang menghubungi." Ken balas memeluk ibunya erat sekaligus meminta permohonan maaf. "Mom benar-benar merindukanmu, sayang." Kathrine menangkup wajah Ken; dia sampai harus sedikit berjinjit untuk menggapai wajah Ken.
"Halo, Son." Sapa Leonor santai.
"Hai, Dad." Ken menyalami Leonor setelah melepas pelukan. Keano hanya diam melihat, tak ingin ikut campur.
"Mom kira kau lupa dengan keluargamu disini," ucap Kathrine setengah bercanda.
"Itu tidak mungkin, Mom. Meski aku sudah berkeluarga, aku tidak akan melupakan keluargaku sendiri.
Kalian adalah harta berharga bagiku." Perkataan manis Ken membuat Kathrine tersentuh hingga wanita itu kembali memeluk anaknya. Leonor tak banyak bicara walau tak menampik dia juga ikut tersentuh dengan ucapan manis Ken.Keano menatap tak suka. Sejak dulu, Ken memang paling bisa mencari muka di depan ibu dan ayah mereka.
"Ayo masuk kedalam dulu, kita lanjutkan mengobrol di sana saja." Leonor menyudahi acara melodrama keluarga nya.
Kedua orangtua mereka jalan memimpin di depan, sedangkan anak-anaknya bersisian mengikuti dari belakang. Keano tidak berniat membuka pembicaraan barang sekedar menanyakan kabar. Tidak penting.
"Jadi, ku dengar kau menolak pertunangan ini?" Ken membuka suara, sekedar untuk berbasa-basi.
"Hmmm. Aku tidak mau menikahi wanita yang tak ku kenal."
"Kenapa tidak menolak? Aku yakin Dad akan mempertimbangkannya". Ken menatap lurus ke depan.
"Sudah aku tolak berulang-ulang, tapi tetap saja." Ia menghembuskan napas lelah.
"Lalu kau pasrah begitu? Tumben sekali." Raut wajah Keano terlihat berantakan, Ken sadar adiknya sedang menghadapi krisis besar. Meski mereka tidak dekat, Ken sangatlah menyayangi Keano, melihat dia tertekan seperti itu tentu saja membuat Ken ikut cemas.
"Aku akan menyerukan penolakanku ketika sudah selesai makan malam," kata Keano, membeberkan rencana gilanya kepada sang kakak.
"Kalau begitu, aku akan mendukungmu." Putus Ken sambil tersenyum tulus. Sayang sekali senyuman itu luput dari penglihatan Keano.
"Hah! Tumben sekali kau berpihak padaku." Dengan kecurigaan tinggi, Keano melirik Ken tajam.
"Tidak salah kan membela adik sendiri?" Ken mengangkat bahu masa bodo; padahal di dalam hatinya ia sangat peduli dengan Keano.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Criminal Boy ✔
Teen Fiction"My criminal boy, you can't run from me"-Keano Aristide ------------------------------------------------------------- Hello... Saya kembali dengan sebuah ide baru hahahaha :v lagi...temanya itu b x b dengan nuansa berbeda. Yang berminat silahkan bac...