"Hai baek.."
"Selamat pagi baekhyun.."
"Kamu cantik sekali hari ini.."
"Pagi baekhyun.."
"Hai.."
"Apa kau punya waktu luang hari ini baek..."
Seru para namja ketika seorang yeoja cantik berjalan melewati mereka, namun dengan dinginnya dia melangkah menjauh tanpa menjawab satupun sapaan para namja.
"Cobalah untuk sedikit tersenyum baek, kamu tidak lihat para namja itu seolah mengemis meminta sedikit perhatian darimu??!" seru Luhan yang menepuk pundak sahabatnya itu dari belakang.
Tiba-tiba Baekhyun berhenti dari jalannya sambil melihat Luhan tanpa ekspresi,
"Baiklah.." lalu Baekhyun berbalik kebelakang dengan mengibaskan rambutnya yang panjang dan sedikit tersenyum.
Sontak para namja tadi berteriak histeris seakan tengah melihat seorang idol yang berdiri di hadapan mereka. Berisik, itu lah keadaan koridor sekolah saat ini.
"Kamu lihat kan Lu, bahkan sekarang mereka jauh lebih berisik dari sebelumnya. Aku hanya ingin suasana yang sedikit lebih tenang lu.." bisik Baekhyun saraya berjalan beriringan dengan Luhan di koridor sekolah meninggalkan para namja yang berteriak-teriak histeris tadi.
"Jika ingin tenang, mengapa tidak pergi saja ke perpustakaan" seru Luhan.
"Ide bagus,," sahut Baekhyun sambil meninggalkan Luhan yang berdiri memandanginya seperti patung.
"Yak, Byun Baekhyun..!! Bukan berarti kamu harus pergi sekarang juga..!!" teriak Luhan, namun Baekhyun terus berjalan seakan tidak mendengar teriakan sahabatnya itu.
"Hatimu terlalu dingin Baek, perlu seseorang yang tepat agar dapat mencairkan hati es mu itu.. Agar kamu bisa terus berjalan ke masa depan tanpa harus selalu terpaku pada masa lalu" batin luhan seraya memandangi bahu sempit sahabatnya yang semakin menjauh.
Baekhyun POV
Ketenangan di perpustakaanlah yang membuatku bisa berlama-lama di tempat penuh buku ini, seakan penat di kepalaku ini hilang seketika.
Menyusuri deretan buku-buku yang sebagian sudah pernah ku baca. Perhatianku tertuju pada satu buku novel yang berada di rak paling atas, novel dengan genre fiksi romantis yang membuatku sedikit penasaran. Bukan karya penulis-penulis novel terkenal dunia, hanya karya seorang penulis lokal yang bahkan akupun tak pernah mendengar namanya."Tinggi sekali,," ucapku pelan
"Mana bangku kecilnya?!" ucapku lagi sambil mencari bangku kecil yang biasa di pakai para murid untuk menggapai buku yang susah di raih.
Karna tak juga menemukan bangku itu akupun terpaksa melompat-lompat kecil untuk mendapatkan buku novel incaranku.Tiba-tiba aku membeku merasakan seseorang berdiri di belakangku sambil memegangi pundakku, tangannya terulur mengambil buku novel yang ku incar.
Aku pun berbalik dan langsung berhadapan dengan dada bidangnya. Dengan segera aku pun bergerak mundur ke belakang, tapi.."Ahh....!!!" kepalaku terbentur rak buku di belakangku
"Gwaenchana?" tanya namja tinggi itu
"Ah,ne gwaenchana" jawabku singkat sambil mengelus belakang kepalaku yang terbentur.Saling canggung, saling berhadapan, saling menunduk, tanpa ada yang memulai pembicaraan.
Tiba-tiba tanganya terulur memberikan sebuah buku. Ya, buku novel incaranku yang namja itu ambilkan.
"Oh, gomaweo" ucapku sambil menundukan kepalaku sopan, hendak pergi melangkah
"Chanyeol" ucapnya tiba-tiba
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess and Prince Ice (chanbaek gs)
FanfictionKisah seorang yeoja mungil yang bersifat dingin sedingin es, bertemu namja tinggi yang tak kalah dingin. Entah bagai mana cara mereka berkomunikasi, sedangkan berbicara saja mereka sama-sama irit. mm,, ber-telepati mungkin..??!!! dan bagai mana cara...