Apa yang membuat manusia lalai dan mengabaikan orang-orang di sekitarnya ? Jawabannya adalah kesepelan.
Singapura,2019
Sebuah ruang perawatan rumah sakit yang mewah dan seorang gadis cantik yang terbaring lemah di atas ranjang dengan selang oksigen yang menempel di hidungnya.
"Maudy cantik,waktunya ganti cairan infus" ucap seorang wanita disamping gadis itu dengan senyum merekah.Dokter Irena, nama wanita itu. Sudah 6 bulan gadis itu terbaring koma. Setiap saat irena selalu berdoa agar gadis itu kembali seperti dulu,seorang gadis yang ceria dan sangat cerewet.
Dengan teliti irena mengganti kantung cairan infus yang sudah kosong dengan kantung yang baru. Dilirknya sebuah buku diary di atas nakas dengan senyum yang lembut,irena mengambil buku itu dan membacanya.September 2016
Namanya Alvito Gavin Mararga kelas XII IPS 3 Dia siswa yang paling tinggi di kelasnya,hobinya main sepak bola. Tak ada raut kekhawatiran ketika ia berangkat 30 menit setelah bel masuk, vito,aku memanggilnya. "Hai vito" setiap waktu,setiap saat.Flashback
Gadis itu -maudy- sedang duduk di bangku taman di pinggir lapangan sekolahannya. Ia bersama dengan kedua temannya naufal dan sergia. Sebenarnya naufal tidak termasuk temannya karena nadin pikir selama sekolah di SMA Pertama Bangsa, Naufal adalah seorang penguntit sejatinya.
"Ian awas deh,jangan ngehalangin" ujar maudy menggerutu, ian adalah panggilan untuk Naufal khusus dari seorang maudy. Dengan kaget naufal merubah wajahnya yang tadi tertawa senang menjadi kesal penuh umpatan.
"Najis cowok kaya gitu diliatin,mending lo liatin gue aja idih" dengan mengayunkan tangannya naufal menutup akses pengelihatan maudy yang tertuju pada seseorang di lapangan bola.
"Bangke! Bener bener ya lo,sampe itungan ketiga lo belum minggir liat aja" dengan perlahan maudy menghitung sambil menghela napas panjang karena emosi yang ia tahan " satu......duaaa... Tiggggga" mata ian membulat melihat seringai jahat nadin, bulu kuduknya meremang,gugup melandanya. Maudy mendekat siap menerkam namun tak lama kemudian seseorang berhenti di depan mereka
"Permisi,gua mau lewat,tolong jangan neghalangin jalan" ujar seorang siswa berkulit putih di samping nadin. Ian yang merasa memiliki kesempatan buru buru melangkahkan kakinya untuk kabur.
Maudy menatap kesal cowok di sampingnya, dengan tergesa gesa ia menyingkir dan kembali duduk manis di samping sergia."Aduh liat ge uyy macho banget dah bebep gue" ujar maudy dengan girangnya. Serigia yang fokus dengan bukunya tiba tiba mengerenyit heran ke arah nadin
"Well-lo samperin gih gausah bacot doang"
"Ogah, malu lah gue!"
Sergia menggelengkan kepalanya "duh ya lo itu bisanya omdo deh di. Kalo suka ya bilang"
"Gue emang suka tapi gue gak mau terkesan negejer" ujar maudy cemberut.
Alvito,cowok yang sedang bermain bola di lapangan bersama teman-temannya.sudah 6 bulan maudy menyatakan ketertarikan kepada seorang yang disebut vito itu,maudy terus memperhatikan vito setiap saat,setiap di sekolah bahkan maudy selalu menstalk akun sosmed milik vito.
Tak ada hari tanpa kata 'VITO' dikehidupan SMA Maudya Nadienata, bahkan sergia sendiri sempat dibuat bingung setiap kali maudy curhat tentang vito. Maudy ingin memiliki vito namun nyatanya setiap bertemu vito sekalipun nadin tak pernah bertegur sapa,tersenyumpun tidak pernah dengan alasan malu. Seorang maudy selalu menjaga hatinya hanya untuk vito tapi ia tak menyadari hati seorang naufal yang selalu ada di sisinya dan selalu mengungkapkan perasaan sayangnya,nadin selalu menolak naufal dengan alasan persahabatan."Sebenernya lo suka sama vito gak?"
"Ya suka lah,cogan manis gitu"
"Lo sayang sama dia?" Pertanyaan gia membuat maudy menatap gia dengan perasaan aneh,seperti ruang hampa dalan hatinya. Namun dengan cepat maudy mengagguk.
"Sebelum kelulusan,sebaiknya lo bilang ke dia kalo lo suka sama dia di"
"Gak ah,gue gak akan pernah mau titik" gia menghembuskan napasnya kasar kemudian kembali tenggelam dalam buku novel di tangannya. Sedangkan maudy hanya tersenyum-senyum melihat vito yang sedang bermain bola.
Hari ini diadakan lomba antar kelas,jadi setiap kelas harus memiliki perwakilan untuk masing masing lomba,maudy yang tidak memiliki potensi dalam lomba apapun hanya duduk untuk mendukung kelasnya,maudy payah dalam segala hal beda dengan gia yang selalu hebat dalam semua pelajaran dan naufal yang jago di olahraga.
"Hoy kelas ipa 2 suruh ke aula,dina mau tanding tenis meja" ujar seorang siswa bernama nando,dialah ketus kelas XII ipa 2
"Iye bawel ah lu" sahut maudy berdiri kemudian menarik tangan gia untuk berlari ke aula.
Langkah ini membawaku bertemu dengannya, dia yang membuka seluruh hatiku,menarikku ke dalam kehidupannya. Memberikanku akses untuk hanya menatap pada bola matanya. 21 september 2016 -Maudya Nadienata-
Brakk....
"Aduh kaki gue sakit" pekik maudy,ia terjatuh di samping tangga menuju gedung aula sekolahannya. Gia yang berada di belakang maudyberlari menggapai tangan maudy,sebelum mulut buas seorang maudya nadienata mengumpat karena malu.
"Pelan pelan aja din" ujar gia sambil membopong maudy yang masih meringis kesakitan "sakit banget ya?"
"Malu gi,gue maluu anjirrr"
"Lagian lo kok bisa jatoh sih?"
Maudy meringis merasakan ngilu di pergelangan kakinya,belum pula gia yang menanyakan hal hal kurang penting itu.
"Eh tunggu-" Sahut seorang siswa dari arah belakang mereka. Reflek maudy dan gia berhenti berjalan langsung menoleh ke belakang. "Lo sergia jasmeen kan?"
Sergia hanya mengangguk tidak mengerti, melihat sosok seorang siswa dengan lesung di sebelah kanan pipinya,dan tinggi badan yang menjulang, dan wajah yang sangat tampan itu.
Anak baru batin maudy dan sergia bersamaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
NOTED
Teen FictionIni kisah tentang seorang Maudya Nadienata selama masa SMAnya sebelum ia terbaring tak berdaya di ranjang rumah sakit. Siswi yang biasa di panggil nadin itu memiliki banyak kenangan indah di SMAnya