[2] Tatapan...

19 5 2
                                    

Tatapan itu tak melupakan raut kesedihan dan kehancuran di wajahmu.

Keadaan Kelas XII IPA 2 tidak terlalu ramai, ruang kelas yang tadinya bersih sudah kembali menjadi kapal pecah akibat ulah maudy "aduh itu cowo siapa sih gi" ucap maudy sambil mengetukan kepalanya di atas meja.

Kejadian 3 jam yang lalu membuat maudy tampak gusar,seolah ia telah melihat musibah di depan mata kepalanya sendiri. Maudy tak henti hentinya bertanya siapa cowok yang mencari sergia tadi. Dan yang didapat hanya gelengan kepala dari sergia.

Flashback

Cowok itu menatap sergia penuh tanya namun begitu selang satu menit mata lekat itu menatap maudy dengan tatapan menemukan. "Gia dipanggil pak rudi di Lab Biologi" ucap cowok itu pelan dan datar kemudian ia berjalan pergi meninggalkan sergia dan maudy yang masih mematung heran menatap punggung cowok itu yang semakin menjauh.

"Ayok" ujar sergia merangkul maudy untuk berjalan ke UKS sebelum ia pergi untuk LCT Biologi antar kelas.

Maudy terus melamun sambil berjalan,tiba tiba di lorong samping uks maudy berhenti tanganya terulur untuk memegang keningnya siapa dia? Anjir gue kaya anak idiot yang baru ngliat mimpi di kenyataan argghh!. Batin maudy mengumpat.

"Lo kenapa ?" Tanya gia menatap heran teman di sampingnya itu sedangkan orang yang ditanya hanya diam sambil sesekali menghembuskan napasnya dengan gusar.

Flashback end

Maudy masih menggerutu dalam pikirannya sendiri, raut wajahnya tampak semakin gusar melihat jam 12 siang yang artinya sebentar lagi waktunya untuk pulang. "Gi,siapa dia?"

"Ya gatau lah,penting amat. Lo naksir?" Ujar gia memincingkan sebelah alisnya.

"Bukan gitu. Sesuatu di sini berdetak" jawab maudy sambil menyentuh dada kirinya. Sedangkan gia yang melihat tingkah laku seorang maudya nadienata hanya tertawa sambil menggelengkan kepalanya.

"Gue serius gi" pelotot maudy ke arah gia yang masih tertawa kecil. Maudy benar-benar tidak ingin bercanda hari ini. Memang kenyataan bahwa jantungnya berdetak keras saat cowok yang memanggil sergia itu menatapnya dengan lekat. "Astaga jantung gue" pekiknya sambil memejamkan mata.

"Lo tuh kebanyakan nonton drama korea jadi lebay gitu deh"

"Heh perapatan ciamis,lo ngejek gue sekali lagi aja gue jotos tuh pala" umpat maudy dengan kesal sebelum kepalanya ditenggelamkan diatas tangannya yang terlipat rapih di meja.

"Pengumuman bagi para siswa siswi,karena acara sekolah telah selesai siswa siswi kelas sepuluh sampai dua belas yang tidak memiliki kepentingan lagi di persilahkan pulang"

"Bangkek! Gue mager keluar kelas" teriak maudy di seantero ruang kelasnya. Maudy belum siap jika harus bertemu dengan cowok yang membuat jantungnya tak karuan itu.

"Ayok balik heh!" Ujar naufal yang tiba tiba masuk ke kelas. "Lah si nenek peot kenapa?" Tanya naufal yang melihat posisi maudy yang masih diam tak bergeming sambil menenggelamkan kepalanya di meja.

"Bacot lo! Diem aja fak!" Sahut maudy sengit. Sergia dan naufal yang telah terbiasa mendengar umpatan maudy hanya diam tak bergeming sambil mengangkat bahunya tanda mengabaikan.

Kalau di pikir kembali mereka bersahabat sudah hampir tiga tahun,saling mengetahui sifat masing masing, dan menjaga perasaan masing masing. Maudy tahu naufal menyukainya tapi dia selalu bilang pada naufal agar ia bergaul dengan banyak cewek,karena naufal yang lebih sering barmain bersama sergia dan nadin ketimbang teman lain di sekolahnya jadi timbulah perasaan yang bisa memecahkan persahabtan mereka. Sedangkan dulu sekitar satu tahunan sergia dan maudy pernah menyukai kakak kelas yang sama bernama rio, Namun maudy yang melihat kehidupan sergia yang membosankan dengan buku buku setiap harinya mengalah dan membantu sergia untuk jadian dengan kak rio. Dan sampai sekarang gia dan kak rio masih berpacaran.

"Yuk ah balik,gue malah bt di kelas" ajak maudy sambil berdiri. Melihat temannya yang kebingungan menatapnya. Maudy menggerutu menendang bangku yang diduduki naufal. "Gue nebeng lo" lanjutnya dengan nada mengancam.

"Iye iye din"

Mereka betiga berjalan bersama menuju parkiran. Biasanya gia selalu pulang dengan rio tapi selama seminggu ini gia selalu pulang bareng dina anak IPA 4, orang tua gia tak suka melihat gia jalan dengan rio karena rio yang terkenal nakal. Jadi untuk berdamai dengan kedua orang tuanya,gia memilih pulang dengan dina,tetangganya itu.

"Lo kenapa si di?" Tanya naufal memperhatikan raut wajah maudy yang tampak tidak tenang itu.

"Kepo" sahut maudy sinis. Naufal memutar bola matanya kesal sebelum ia meraih jaket dan helm untuk di berikan kepada maudy.

"Nih pake"

Maudy yang melihat hanya diam tak bergeming,pikirannya masih berkelana entah kemana. "Cepet pake" ujar naufal lagi sedikit lebih keras.

"Gausah lo aja,entar ada apa apa lagi. Rumah gue juga deket kan" jawab maudy dengan cepat.

"Fal,entar dateng kan?" Ujar seseorang di samping naufal tiba-tiba. Maudy tak menyadari siapa yang sedang berbicara dengan naufal itu,ia masih membuang muka.

"Pasti lah"

"Inget,acara kumpul doang"

"Lah gua kira main bola.serius lo?"

Maudy yang menyadari percakapan kedua cowok itu yang cukup lama akhirnya menoleh,dan mendapatkan tatapan tajam dari cowok yang sedang ia pikirkan sedari tadi bangsut itu cowo tadi batin maudy meringis. Cowok itu tersenyum kecil melihat tatapan maudy yang terlihat keget, ia mengangguk kemudian mengalihkan tatapannya ke arah naufal "gua cabut dulu,jam 2 ya" tangannya menepuk bahu naufal sebelum malangkah pergi.

Maudy masih diam terpaku oleh senyum itu,seakan otaknya kembali berputar,jantungnya berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya. Matanya tak teralihkan menatap punggung cowok tadi dengan perasaan bagai ombak yang terombang ambing Dia kenapa? Batin nadin menyahut.

"Kalo lo gak mau make helm seenggaknya lo make jaket,lo gasuka panas kan?"

Maudy mulai sadar ketika mendengar suara naufal.matanya yang fokus ke arah cowok tadi beralih menatap naufal yang sedang berbicara kepadanya. Maudy mengangguk mengerti kemudain memakai jaket milik naufal, dengan tergesa gesa maudy menaiki motor naufal kemudian mereka pergi meninggalkan halaman parkir.

"Tadi siapa ?" Tanya maudy pelan, naufal yang hanya mendengar sekilas hanya menggelangkan kepalanya.

Plakk... Pukul maudy tepat di helm yang ada di kepala naufal. "Aduh kenapa si din?" Pekik naufal sambil mengendarai motornya.

"Itu... Cowo...siapa... Namanya... Yang... Tadi.... Ngobrol... Sama....lo.."

"Oh itu, namanya Radika"

"Kok gue gak pernah ngeliat? Anak baru?"

"Engga,emang dari dulu mendepnya di IPS 1. Jadi banyak yg gatau dia"

"Oh anak ips"

Naufal hanya menganggukan kepalanya membenarkan. Ia tidak ingin bertanya karena pasti maudy akan menjawabnya dengan sengit dan kata andalannya kepo jadi untuk mencari aman,naufal menjawab tanpa bertanya balik.

NOTEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang