Aku dan Kamu Menjadi Kita

309 4 0
                                    

Kalau aku adalah tiada dan kamu adalah ada, sepertinya masih ada jarak antara aku dan kamu.
Kalau aku adalah miskin dan kamu adalah kaya, sepertinya masih ada kecanggungan antara aku dan kamu.
Kalau aku adalah hitam dan kamu adalah putih, sepertinya tiada mungkin kita menyatu.
Kalau aku adalah kegelapan dan kamu cahaya, sepertinya terlalu jauh untuk dipertemukan.
Lalu, apa yang seharusnya terwujud antara aku dan kamu?

Mungkin, ada baiknya jika aku dan kamu tidak lagi ada, melainkan menjadi 'kita'.
Kita yang baru saja menjalani kehidupan.
Kita yang baru saja bertemu.
Kita yang baru saja menjalani persahabatan.
Kita yang baru saja memahami makna keindahan, atau
Kita yang baru saja menandatangani kontrak kehancuran.
Ya, yang ada hanya 'kita', bukan lagi aku kaya atau kamu miskin, aku hitam atau kamu putih, aku ada atau kamu tiada, aku gelap atau kamu terang.
Jika aku dan kamu bersedia menjadi kita, maka yang ada adalah 'sama', yakni kebersamaan dalam keberdaan.

Kalau kebetulan aku menyukaimu, itu karena kita.
kalau kebetulan kamu membenciku, itu pun karena kita.
Kalau kebetulan aku mencintai dan menyayangimu, itu karena kita.
Dan, kalau kebetulan kamu muak dan begitu antipati terhadapku, itu juga karena kita.
Bahkan kebaikan atau keburukan yang keluar dariku atau darimu, semua itu keluar dari kita.
Untuk itulah, antara aku dan kamu hendaknya memahami makna sebenarnya kita.
Lalu siapakah kita?
Masing-masing antara aku dan kamu tentu mempunyai jawaban yang berbeda, jawaban yang terkadang membuat aku dan kamu serba salah dibuatnya.

Kita yang sama-sama menjadi makhluk Tuhan.
Kita yang sama-sama tidak mempunyai apa-apa.
Kita yang sama-sama tidak berdaya.
Kita yang sama-sama berjalan untuk meraih rahmat dan kasih sayangNnya.

-Ahmad Muhfid AR, Terapi Hati, 2015-

Quotes Dari Tokoh CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang