Akademi Agen Rahasia (II)

84 5 0
                                    

"Loh kamu siapa?" tanya papa sambil menggeser pintu yang sudah terbuka yang hampir membuat dito jatuh tadi.

"Oh papa kirain siapa. Ini dito dia dosen di universitas baru lala katanya" ujar mamanya menjawab

"Universitas baru?"

"Lala dapet beasiswa pa ke universitas ini. Dan mama juga udah ngijinin tadi" kata lala menjelaskan.

"Universitas dengan asrama? Sehingga kamu bawa koper?" Tanya papanya heran.

"Iya Universitas Intelligent Agent namanya pa"

"Oh universitas yang bagus itu. Tapi kan papa jadi gabisa ketemu kamu lagi sayang. Apa gabisa ditolak aja beasiswanya?" tanya papanya sedih.

"Nanti kalau ada waktu luang lala bakal pulang kok pa. Jangan khawatirin lala, lala kan juga mau bantu papa sama mama supaya gausah ngeluarin biaya buat kuliah lala lagi." kata lala mencoba meyakinkan orangtuanya untuk melepasnya pergi.

"Ayolah pa ma. Lala mohon, ini mimpi yang lala kejar dari dulu."

"Pa, papa kan tau dari dulu lala pengen diuniversitas itu. Biarkan lala pa, biarkan dia mengejar apa yang selama ini ia mimpikan" kata mamanya mencoba membantu lala yang dibalas senyuman merekah diwajah lala.

"Yasudah kamu hati-hati ya sayang. Ini pakailah jika sewaktu-waktu kamu memerlukan sesuatu" kata papanya memberikan kartu atm.

"Iya makasih papa" jawabnya ceria sambil memeluk papanya.

"Maaf mengganggu tapi kita tak memiliki banyak waktu" kata dito menengahi acara tersebut.

"Yasudah lala pergi dulu pa ma. Jaga diri kalian, lala akan berkunjung kalau ada waktu luang" katanya lagi sebelum ditarik pergi oleh dito ke arah mobil Range Rover yang sudah terparkir manis diteras depan.

Setelah 30 menit perjalanan mobil pun berhenti disebuah bangunan putih yang diatasnya bertuliskan Intelligent Agent University.

'Wow'
Hanya satu kata itu yang dapat mendeskripsikan bangunan didepan matanya. Bangunan dengan cat putih dengan air mancur yang terdapat didepannya serta tanaman yang mengelilingi halaman awalnya.

"Ayo masuk" ajak dito padanya yang membuat kegiatan mengaguminya terhenti dan langsung mengikutinya seketika itu juga.

"Biar gua jelasin. Disini ada sampai 20 lantai dari lantai 1-8 adalah asrama cowo. Dari lantai 9-17 adalah asrama cewe. Dilantai 18 ada ruang makan, kolam berenang, dan ruang game. Dilantai 19 aula rapat. Dan lantai terakhir tempat latihan serta pendaratan helikopter. Tiap lantai terdapat 20 kamar, 10 ditimur dan 10 dibarat. 2 kamar sama dengan 1 team. Dan masing-masing kamar ditempati oleh 3 orang. Paham?" Jelas dito
"Dan kamar lo nomor 8 dilantai 10" katanya lagi sambil menyerahkan kuci kamar.
"Barang lo bakal ada di kamar lo 10 menit dari sekarang. Dan kalo bingung tanya aja ke gua, siniin hp lu" katanya lagi dan lala pun hanya menuruti perintahnya memberika hp nya.

"Disitu udah ada nomor gua. Kalau ada apa-apa telfon aja. Kamar gua 2 lantai dibawah kamar lo nomor 8 juga. Gue duluan selamat malam" katanya sambil menyerahkan hp lala kembali, menyerahkan koper pada petugas lalu pergi begitu saja.

"Lantai 10 nomor 8" gumam lala

Sesampainya di lantai 10 lala kebingan sendiri dimana letak kamarnya berada. Pasalnya disini terdapat dua belokan ke arah timur dan barat. Dan dia lupa bertanya nomor 1-10 berada ditimur atau dibarat. Dengan langkah gontai ia pun memilih ke arah timur berjalan beberapa langkah saja ia sudah menemukan barisan kamar layaknya hotel. Dibarisan paling depan ia melihat pintunya untuk melihat nomor kamar, dan ternyata disitu tertulis nomor 11. Yang berarti kamar 1-10 berada dibagian barat. Ia berjalan ke arah barat dan masuk ke kamar dengan nomor 08.

Lalu ia kembali tercengang dengan isi kamar tersebut yang sangat luas. Ia tidak sadar bahwa saat ia masuk ada dua pasang mata melihat ke arahnya. Saat masih sibuk dengan kegiatan mengaguminya tidak sengaja matanya menangkap dua manusia yang sedang duduk disofa sambil menonton tv.

"Emm hai gue Graciella. Kalian?" tanyanya canggung sambil menggaruk lehernya yang tidak gatal.

"Gue Andita dan ini Erika" katanya memperkenalkan diri sambil berjalan mendekati lala.

"Ayo gue anter ke kamar" ucapnya lagi sambil mengamit tangannya diikuti erika dibelakangnya.

"Ini kamar kita, kasur lo yang ada di ujung kanan. Sorry ya lo gabisa milih soalnya gue sama erika udah keburu pilih" katanya sambil terkekeh

"Iya gpp gua juga dateng terakhir kan" katanya dengan senyuman.

"Mending kita ke ruang tengah lagi lanjutin kenalannya disana aja" ajak erika lalu mereka ke ruang tengah.

"Jadi nama panjang lo siapa?" tanya andita.

"Nama gue Graciella Jasmine Tompson" katanya kaku

"Gausah kaku gitulah kita ga gigit kok" kata erika yang melihat gelagat canggung dari lala

"Emm kalo gitu gue panggil lala aja ya ya ya" kata andita sambil meminta persetujuan lala.

"Iya gpp kok"

"Lo panggil gue Dita aja juga, nama lengkap gue Andita Putri Bramantio" katanya lagi.

"Bramantio kaya kenal" gumamnya

"Gue Hyerika Putri Bramantio panggil aja Erika" kata erika memperkenalkan dirinya.

"Kalian saudara?" tanya lala

"Lebih tepatnya sepupu" kata dita

"Oh iya kan biasanya kalau mau kesini dianter cowo. Yang nganter lu siapa la?" tanya dita kepo

"Tadi sih seinget gua namanya diti dite dito oh iya dito-dito gitu" kata lala mencoba mengingat lagi.

"Dito? Andito Putra Bramantio?" tanya lala memastikan

"Iyaiya kayaknya itu soalnya Bramantio juga. Makanya pas kalian bilang nama lengkap kalian gue inget dia" kata lala lagi

"Wah wah wah jangan-jangan suka ya sama si dito. Waduh ta, calon kakak ipar lo depan mata" kata erika menggoda lala.

"Hahaha kaya si lala mau aja sama kakak gua yang somplak ewh itu" kata dita sambil menertawain kakaknya sendiri.

Lalu mereka menghabiskan seharian itu dengan saling bercerita satu sama lain tentang kehidupan mereka masing-masing. Mulai dari sekolah mereka sampai mantan pacar mereka.

Kadang menceritakan masalah kita pada orang lain bisa membuat beban yang selama ini kita topang menjadi ringan. Dan darisitu pertemanan yang menjadi sahabat datang tanpa diduga.


Vote and Comment
Trims.

Mission Secret Agent #Wattys2017Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang