By: Chica Suwandra // foolishlyzarry
***
Angin sore mulai menerpa tubuhku, Aku semakin mengencangkan Cardigan yang sedang ku pakai.
Entah sudah berapa lama aku selalu ke taman ini, Terutama jika aku sedang bertengkar dengan ibuku.
Kalian tau, Aku merasa seperti diasingkan, Aku juga merasa ibuku lebih sayang pada kakaku, Aku merasa tidak seperti bagian dari keluarga itu.
Tapi papah ku berbeda, Dia yang selalu membelaku, saat aku dan kakaku sedang berselisih misalnya.
Kalau sudah begitu, aku yakin aku yang akan disalahkan. Bahkan aku sempat berfikir apa mereka benar orang tua ku?Konyol memang kedengaran nya. tapi memang begitu.
Lagi pula apa yang bisa difikirkan anak berumur 9 tahun saat itu?Itu hanya fikiran bodoh tentang orang tua ku.
Tapi sekarang lihat lah, aku sudah besar aku harus nya bisa berfikir lebih dewasa. dalam hati aku menertawai pikiran ku waktu kecil, Bagaimana bisa aku berfikir seperti itu?
Aku yakin orang tua ku menyangi ku dan kakaku, hanya saja dengan cara berbeda. Aku memang agak sedih kalau melihat ibuku lebih perhatian pada kakaku, Tapi kurasa itu hanya perasaan ku. semoga.
Tak lama, Kudapati tangan ku basah, karena air hujan, disini mulai gerimis, aku pun berdiri dari kursi yang semula ku tempati, Berjalan menuju arah rumah.
Aku tak yakin akan kembali ke rumah, Aku baru saja bertengkar dengan kakaku.
Dan aku juga baru sadar sekarang, Sebenarnya permasalah ku hanya terletak pada kakaku. Aku tak tau, tapi aku merasa dia seperti tak mengiginkan ku diantara keluarga itu. Ada saja hal yang selalu ia cari-cari untuk memarahi ku.
"Mamah mana?" Aku meruntuki kebodohan ku sungguh, baru saja aku bertanya pada kakaku, padahal aku sedang bertengkar.
"Lah, balik?Gue kira lo gabakal balik lagi,"
"Gapenting." Bisikku pelan.
Itu mungkin bisa dibilang, Gambaran kecil tentang hubungan aku dan kakaku. Apa kalian bisa ikut merasakan?merasakan kehadiran kalian tak diingin kan, tak dibutuhkan.
"Ko selinutan mah?Masih sore," Ucapku, Lalu ikut berbaring di tempat kosong yang ada di kasur mamah ku.
"Di luar hujan ya?"
"iya,"
"Kakak kamu ada di rumah kan?"
"kenapa emang nya?"
"Takutnya nanti dia kebasahan diluar, kan lagi hujan,"
"Oh."
"Ada?"
"Hm."
Jelas-Jelas Kakaku daritadi dirumah, aku yang baru dari luar. aku yang kehujanan.
Kenapa aku ga ditanyain?Aku gangerti lagi rasanya mau nangis. Kedengaran agak berlebihan tapi memang begitu, Baik katakan aku cengeng.
"Mengigil yah?"
"Iya, Matiin deh Ac nya dingin."
Aku pun, mematikannya.
"Mama, tau apa yang kamu rasain,"
"Mama juga tau apa yang kamu pikirin,"
"Mama, cuma gamau kamu salah paham. Kalo kamu tau, Mama sayang sama kamu sama kaka kamu itu sama, Maafin mama kalo kamu ngerasa di beda-bedain" Aku cukup terkejut dengan ucapan mama barusan, Tapi ucapan mama belum selesai disitu. "Mama cuma engga mau kamu jadi manja, Apa-apa yang ngerjain orang, Kamu juga nanti bakal punya keluarga."
"Aku gangerti Mama ngomong apa." Dustaku. Bibirku hampir berdarah kurasa karena aku mengigit bibir bawahku dari awal mama bicara.
Kalian harus tau, Mama kalo lagi serius bicara nya membuat siapapun tegang termasuk aku. Matanya kadang mentap mataku sangat dalam. membuat aku gugup.
"Mama, cuma mau kamu jadi anak yang berguna, Kalau kamu ngerasa nya mama itu berlebihan sama kamu, apa-apa kamu yang disuruh giliran kaka engga, Mungkin Kamu mikir nya Mama benci sama kamu,"
"Mah, Hujan. Aku mau liat jemuran nya udah diangkat belum," Aku berusa mengalihkan pembicaraan.
"Perasan hari ini, mbak nya ga nyuci,"
"Ohiya lupa hehe," Aku terkekeh, "Yaudah aku mau pipis."
"Gausah bohong, sini dulu mama mau ngomong."
"Yah, mama padahal mau pipis,"
"Mama juga ga ngerti kenapa kakak selalu marahin kamu, Mama sedih kalau liat kalian berdua berantem terus, mata kalian berdua kalo natap mata masing-masing selalu ada benci, iyakan?"
"Aku emang benci sama dia," Aku berbisik pelan sekali.
Tapi kurasa mama mendengarnya, "Mungkin dia capek, makanya marah nya ke kamu"
"Ko, nangis?"
Jika kalian berfikir, setelah ini aku akan langsung memeluk mama, dan berkata 'maafin aku ma, aku yang salah.' kurasa itu tidak, Menurutku hal seperti itu hanya ada didalam sinetron. Mungkin kedengarannya aku terkesan cuek. tapi memang itu aku.
Jika kalian tidak suka dengan apa yang aku fikirkan, aku takakan keberatan.
"Kalo mau, Nangis yaudah nangis aja."
Aku langsung Megambil bantal, Lalu menutup seluruh wajahku dengan bantal, Masabodo jika bantal ini akan basah nanti nya.
"Kalau mikir tuh jangan pake pikiran sendiri, Itu namanya kamu egois,"
"Aku ga egois."
"Kamu jangan pernah berpikir, kalo kamu bukan anak mama, atau kalo mama benci sama kamu, Mama sayang sama kamu, Mama juga sayang sama kaka kamu. Kalau kamu ngerasa dibeda-bedain mama punya alesan."
"Jangan karna, mama sering marah sama kamu, kamu ngangep nya mama benci sama kamu."
"Iya, ma."
"Ngomong, Ngomong aja, jangan setengah-setengah gitu"
"Aku bingung mau ngomong apa."
"Kamu benci sama kaka, sama mama?"
"Engga!aku ga benci sama mama."
"sama kaka?"
"engga," Tentu aku bohong.
"Yakin?"
"Yakin."
Mama, Mulai bangun melipat selimut nya, Saat mama ingin keluar kamar kupanggil mama.
"Ma,"
"Ya?"
Aku menunduk, "Aku minta maaf." Ujarku pelan, sambil menundukkan kepala ku.
Aku mengangkat kepala ku sedikit, melihat mama tersenyum, lalu berjalan kearah ku.
Lalu mama memelukku. Aku pun membalasnya.
Dan sekarang, Terbukti, Hal itu tidak hanya terjadi di dalam sinetron.
Dan aku harap, Kalian bisa mengambil Makna dari cerita ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Shoot
PoetryMacam-macam One Shoot yang ditulis oleh member dari Watty Space