Entah kenapa gw masih pengen lanjutin ceritanya Natsuko! Buahahaah!
Sooo, ini cerita adalah cerita sebelum Natsuko dan Hiro ketemu di Hokkaido. Ini kejadian saat mereka ketemu buat pertama kalinya.
Tokyo, Juli 2012
Matahari bersinar menyengat, membuat beberapa gadis itu lapangan itu mempertanyakan kulit putih mereka. Musim panas di Tokyo memang selalu membuat para penduduk gerah. Natsuko duduk di ujung lapangan sambil mengipas-ngipas wajahnya dengan selembar kertas kumal. Kertas yang sebenarnya adalah ulangan Sastra Jepangnya yang mendapat nilai 50. Wajah gadis itu memerah karena tidak tahan lagi dengan panas yang benar-benar membakar kulitnya. Pelajaran olahraga di semester musim panas memang sangat menyebalkan. Tentu saja! Seakan-akan, kau dimasukan begitu saja ke dalam oven. Kanata Yuu, teman baiknya, duduk di sebelahnya sambil ikut mengipas-ngipas wajahnya dengan tangan. Mereka berdua baru saja menyelesaikan lari 10 lapangan yang benar-benar menguras energi. Bel pergantian pelajaran berbunyi dan mereka berdua mendesah lega. Akhirnya, neraka ini berakhir juga dan seperti mendapatkan tenaga kembali, mereka berlari menuju kantin sekolah untuk membeli minum dan mengisi kerongkongan mereka yang kering. Natsuko dan Yuu berlari-lari sambil tertawa menuju alat pendingin minuman dan mengambil minuman favorit mereka masing-masing, lalu membayarnya. Natsuko menghabiskan minuman itu seperti unta yang baru saja diberi minum setelah dibiarkan berhari-hari tanpa minum di gurun sahara. Setelah habis, gadis itu membuang botol itu dan melihat ke sekelilingnya. Suasana kantin mulai ramai karena saat itu adalah jam istirahat. Ia melihat beberapa lelaki yang sepertinya adalah seniornya, berjalan sambil bercanda di dekat mereka. Salah satunya sangat tampan. Natsuko sendiri terpesona dengan lelaki itu. Lelaki itu tinggi, dengan rambut hitam, hidung mancung, dan yang terpenting adalah matanya! Entah mengapa, mata itu sempat menghipnotisnya. Natsuko masih menatap lelaki itu sampai akhirnya ia melihat seseorang tidak sengaja menabrak lelaki itu dan menumpahkan minuman ke baju lelaki itu. Natsuko mengira akan terjadi pertengkaran. Tapi, tidak. Siswa yang menumpahkan minuman itu meminta maaf, dan lelaki tampan itu memaafkan siswa itu dengan mudahnya. Hei! ia tidak percaya ada orang yang sangat bermurah hati di zaman seperti ini! Ketika siswa itu berlari pergi, lelaki tampan itu melihat bajunya yang bernoda kuning dengan lesu. Teman-temannya menertawainya dan ia hanya memberengut kesal. Entah mengapa, Natsuko merasa kasihan, dan tanpa disadarinya, badannya bergerak menuju lelaki itu dan ia mengulurkan sapu tangannya. Lelaki dihadapannya hanya terbengong menatapnya tanpa melakukan apapun. Karena kesal, Natsuko akhirnya mengambil tangan lelaki itu lalu menaruh sapu tangannya disana.
"Lebih baik Senpai (panggilan untuk kakak kelas di Jepang) bersihkan baju senpai sebelum noda itu menempel."
Sesudah itu ia berbalik pergi dengan debaran hati yang begitu keras.
***
Sial sekali hidupnya hari ini! Kenapa bajunya harus ternodai seperti ini?! Apa yang akan dikatakan guru-gurunya?
"Bahahaha! Hiro ini baik sekali! Seharusnya ia sudah menonjok junior yang mengotori bajunya itu. Bahahaa!"
"Ah, aku tahu, mungkin Hiro memang ingin bajunya menjadi cantik seperti sekarang. Lihat! Ia seperti model!"
Kirito Hiro memutar bola matanya kesal mendengar ejekan teman-temannya. Ia tidak begitu peduli, ia merogoh kantong celananya untuk mengambil sapu tangannya ketika menyadari ia meninggalkan sapu tangan itu di rumah. Sial! jadi, bagaimana ia membersihkan noda ini. Hiro masih menggerutu kesal ketika tiba-tiba, seorang gadis mendatanginya dan memberikan sapu tangannya. Hiro terbengong kaget. ia menatap gadis dihadapannya dengan seksama. Gadis itu cantik. Sangat cantik. Tapi, tunggu-tunggu, kenapa ia malah terpesona? ia menatap sapu tangan gadis itu, lalu menatap gadis itu lagi. Ia masih tidak mengerti. Gadis itu menatapnya kesal, lalu mengambil tangannya dan menyerahkan sapu tangan itu.
"Lebih baik Senpai bersihkan baju senpai sebelum noda itu menempel."
Hiro menerima sapu tangan itu sambil melongo. Begitu juga dengan teman-temannya. Dan ia belum sempat mengucapkan terima kasih ketika gadis itu pergi begitu saja. Beberapa detik setelah gadis itu pergi, teman-temannya mulai bersuara.
"Whooooo... Cantik sekali gadis itu... Seharusnya aku saja yang menerima sapu tangan itu! Hiro! Berikan padaku!"
Hiro menonjok bahu temannya pelan. "Seenaknya saja! gadis itu memberikannya padaku!"
Hiro menatap sapu tangan itu dan mencium baunya. Stoberi... Ia tersenyum. entah mengapa gadis itu membuat perasaannya kacau dan berdebar. Melihat Hiro yang tersenyum tidak jelas, teman-temannya kembali menggodanya.
"Wah, sepertinya teman kita baru saja jatuh cinta."
Hiro menoleh kesal. "Diamlah cerewet aku tidak jatuh cinta! AKu hanya..." Ia tidak jadi melajutkan ucapannya, dan entah mengapa, wajahnya terasa panas dan pipinya memerah.
"Tidaak! Si pangeran dingin ini benar-benar jatuh cinta!"
Hiro mengerang kesal lalu memukul kepala teman-temannya. Mereka tertawa dan kembali bercanda-canda.
***
Tokyo, 28 Desember 2012
Sudah 5 bulan sejak gadis itu memberikannya sapu tangan dan selama itu, ia belum mengalami kemajuan dengan gadis sapu tangan itu. Memang, ia berkali-kali melihat gadis itu, tapi, entah mengapa, ia tak berani menyapa gadis itu. Kirito Hiro berjalan melewati lorong sekolahnya sambil mendesah pelan. Ia mengambil sebuah sapu tangan di kantungnya dan melihat sapu tangan itu dengan seksama.
Gadis sapu tangan? Kapan kita akan bertemu lagi?Baru saja ia berpikir dengan tenang, tiba-tiba, seseorang berlari melewatinya dan menabrak punggungnya. Hiro menoleh dan melihat seorang gadis yang ikut berbalik. Hiro tersentak ketika mengetahui siapa gadis itu. GADIS SAPU TANGAN!
"Maaf, aku terburu-buru!"
Hiro mendengar gadis itu berkata. Ia terdiam tak berani berkata-kata dan akhirnya gadis itu kembali berlari meninggalkannya. SIAL! Kenapa ia menyia-nyiakan kesempatan itu?! Hiro bodoh! Hiro menggerutu kesal dan berjalan meninggalkan lorong itu sambil berharap memiliki kesempatan untuk berbicara lagi dengan gadis sapu tangannya.
***
Hokkaido, Juni 2013
Hari itu matahari musim panas bersinar lembut. Hokkaido memang 180 derajat berbeda dengan Tokyo. Matahari musim panas tidak akan pernah membakar kulitnya, melainkan memberikan kenyamanan luar biasa. Kehangatan matahari menyentuh kulitnya dan seakan-akan merayunya untuk berjalan-jalan mengitari pedesaan Hokkaido yang indah. Kirito Hiro, akhirnya terayu oleh kehangatan matahari dan keluar dari penginapannya. Ia memang sedang berlibur. Dan, orang tuanya memutuskan untuk berlibur di Hokkaido. Hiro tidak terlalu mempermasalahkannya. Menurutnya, Hokkaido adalah tempat yang bagus dan sangat cocok untuk melepaskan penat. Ia menghirup napas dalam-dalam dan melihat ke sekelilingnya. Beberapa petani bunga sedang menyiram bunga-bunga mereka yang kini bermekaran. Hiro tersenyum senang melihatnya. Ia kembali melangkahkan kakinya mengitari desa itu dan tiba-tiba saja, ia melihat sebuah bukit yang hijau dengan sebuah pohon besar di atasnya. Ia berjalan mendaki bukit itu, hendak berteduh di bawah pohon. Hiro bersiul-siul pelan dan berjalan menuju pohon besar itu. Ketika sampai di bawahnya, lelaki itu memegang pohon itu dengan halus. Guratan-guratan di batang kayu kokoh itu menggelitik telapak tangannya. Lelaki itu mendongak ke atas pohon ketika melihat sesuatu jatuh? Dan
BRUK!
Hiro merasakan tubuhnya ditimpa oleh sesuatu yang berat. Ia mengaduh pelan dan merasa bahwa sesuatu yang menimpanya telah menyingkir darinya. Apa itu tadi? Ia membuka matanya dan hampir saja terkena serangan jantung ketika mengetahui bahwa yang menimpanya adalah GADIS SAPU TANGAN! Kenapa mereka bisa bertemu di tempat seperti ini?! Hiro tidak percaya takdir, tapi ia tidak akan membuang kesempatannya lagi. Sepertinya gadis itu sudah lupa padanya. Tapi tak apa. Lelaki itu akhirnya berbicara.
"Hei! Kalau mau bunuh diri, jangan ditempat seperti ini! Memangnya kau mau mengotori tempat ini!?"
Dan dimulailah kisah extra story 2. Wakakakaka. yang udah lupa cerita extra story 2. silahkan dibaca ulaaang. Vote and commentnya yaaks!
KAMU SEDANG MEMBACA
Hokkaido, Summer, and You
RomanceMusim panas, langit biru Hokkaido, padang rumput, dan kau. Semuanya sempurna. Natsu dan Kako adalah sahabat sejak kecil, tapi, suatu hari, setelah menyatakan perasaannya, Natsu tidak pernah kembali lagi ke Hokkaido. Kisah tentang harapan, perpisahan...