*
Candace Pov
Aku menutup telinga mendengar mereka masih saja saling berteriak. Sungguh menyebalkan! Aku tidak bisa memesan makanan kalau begini. Aku butuh konsentrasi. Makanan disini sangat mahal dan aku tak mau kehilangan banyak uang jika memesan makanan yang bukan selera ku.
"Woi pantat lo ga usah geser-geser,jing!"
"Apa sih jing jang jing jang lo tuh monyet!"
"HEH! Manusia bukan sih lo?"
Teriakan itu masih saja berlanjut. Padahal ini sudah lebih dari 5 menit. Aku segera beranjak ke kamar mandi lagi dan bertepuk tangan satu kali. Lalu aku mengubah suara ku dan menajamkan mata,"kalian-diem. Ngerti?"ucap ku singkat. 2 bocah cebol itu hanya terdiam,lalu mengangguk secaar bersamaan. Aku menghela nafas. Lalu keluar lagi dan segera melihat menu.
"Eh,Kathleen. Lu mau makan apa?"aku kembali ke kamar mandi dan melihat Kathleen yang sedang membungkam Catherina."WOI!"pekik ku kesal.
Kathleen segera tersenyum dengan wajah mutado."Pizza aja,bang."jawab nya. Lalu dia mengacungkan jempol,kemudian membasahi rambut nya.
"Gue sama kayak dia aja ya Cann! Makasih btw."ucap Catherina sambil tersenyum manis.
"Apa lo udah ga di tanya malah ikut-ikutan!"ledek Kathleen yang membuat Catherina geram.
"Gausah nyolot,neng. Lo mau tau rasa di babat gue?"
"Apa lu cewek lemah,robek kertas aja ga bisa apa lagi bejek- bejek gue?"
"Kaya lo bisa aja!?"
"Anjir."
Aku menghela nafas,lalu meninggalkan kedua cewek itu di kamar mandi."Capek dehh."beber ku kesal.
*
Kathleen Pov
Capek deh gue marahan mulu sama Catherina. Tapi emang kerja nya gitu. Saudara emang selalu marahan. Ga tau kenapa. Ah kok gue sotak. Ah bodo. Ah kok gue jadi cuek? Ah kok gue nanya pake kata ah ah ah sih? Kayak apaan tahu. HAHA kok gue geli ya? Tau gue pikirannya emang gajelas. Sama kayak yang nulis cerita ini.
"Mas mas.."terdengar Catherina memanggil gue.
"HEH emang gue mas?"teriak gue kesal.
"Masya allah.."Catherina pura-pura melihat ke arah jendela.
"APASIH LO GAJELAS!"jerit gue makin kesal. Nih anak mau ngelucu atau apa!?
"Udah lah Kat,nanti Candace makin marah kalo kita ngga baikan."beber si kaki buluk itu. Gue mendengus."Yah emang kita ga bakal baikan! Ga ada kata baikan dengan saudara di kamus gue."
Catherina menghela nafas."Eh lu tahu Christine ga?"tanya nya."Anak 12,IPS-3 bukan?"gue menoleh ke Catherina. Catherina mengangguk."Gue di tembak sama dia."
"ANJIR! Kerenn! Dia kan terkesan dingin gitu bang."gue hampir melonjak kaget. Lalu gue sadar. Gue lagi ngomong sama Catherina ? Hello ?,"Maksud gue,gue biasa aja. Malah,gue ga peduli."tukas gue cepat agar tidak di bilang lebay.
"Yailah Katt! Gue bingung nih! Mau gue terima atau nggak!"Catherina mendengus. Kemudian dia merapatkan kaki nya dan bengong.
Gue menghela nafas."Et dah,lu udah deket belom sama dia? Kalo belom ya lu bilang lu butuh waktu berpikir dulu dan tanya-tanya ke yang lain tentang dia. Kalo menurut lu,lu cocok sama dia. Ya terima aja."jawab gue halus.
Saat melihat wajah Catherina,gue tahu kalo dia ga mau kejadian yang sama terjadi saat dia benar-benar jatuh cinta ama cowok itu. Ya lu tahu lah siapa.

KAMU SEDANG MEMBACA
Twin Zfita
Teen FictionKembaran emang bikin gue sengsara. Cuma karena dia dilahirin duluan dia jadi bisa nyuruh-nyuruh gue gitu? Bego banget. Apa lagi kalo dia mencuri semua cowok yang gue suka. Tapi ada saat-saat dimana kembaran bisa jadi menyenangkan. Sayang nya di hidu...