1↔ Awal

4.2K 283 70
                                    

"Prilly, Mama dan Papa sudah mutusin. Kalau kamu masih begini, kamu akan Mama jodohkan," ucap seorang perempuan paruh baya, sambil menatap Putri sulung yang terlihat ingin protes.

"Mama dan Papa tidak menerima penolakan," ucapan dari seorang pria yang sedang menggunakan kaca mata, membuat Putrinya terdiam seribu bahasa.

"Kamu siap-siap, nanti malam Mama akan mengajakmu pergi menemui calon suami mu," perempuan paruh baya itu tersenyum, menegarkan putrinya agar menerima perjodohan itu. 'Tuhan bagai manakah rupa calon suamiku nanti' gadis itu membatin

"Baiklah, ini Prilly lakukan demi Mama Papa," gadis yang dipanggil Prilly, tersenyum kepada orangtuanya.

Malam ini keluarga dari Arsylo sedang berada disebuah restoran mewah dengan nuansa Eropa.

Gadis cantik yang dipanggil Prilly hari ini berdandan bak putri raja, dengan baju dres diatas lutut berwarna pink pastel, rambut panjang yang terurai menambah kecantikannya.

"Mah mereka belum datang juga ya?" Tanya gadis itu, yang sedari tadi menunggu sang calon suami yang tak kunjung datang.

"Sabar aja, ingat kamu itu anak dari Devando Arsylo, dan Eka Putri, jangan sampai calon mertuamu tidak menerima kamu. Dengar Prilly Arsylo?" Tanya ibunya, gadis itu mengangguk.

"Maaf ya Ka, kalau kami sekeluarga lambat. You know lah Jakarta macet," ucap Perempuan yang diperkirakan seusia dengan ibu Prilly.

"Gak papa kok, silahkan duduk Indah, Rudy, " ucap ibu Prilly dengan sopan, kepada Sepajang keluarga yang belum Prilly kenal.

"Wah, ini Putrimu Eka?" Tanya Perempuan paruh baya itu menatap Prilly, Ibu Prilly hanya mengangguk.

"Gimana cocok bukan sama anakmu, Eh ngomong-ngomong anakmu mana kok tidak kelihatan?" Tanya Ibu Prilly.

"Biasa dia lagi keliling sini, nah itu dia orangnya datang," ucap Perempuan itu saat melihat Pria yang berwatak tegap, wajahnya yang sedikit chuby, tapi satu kekurangan sebuah senyum tidak nampak dari pria itu.

"Wah anakmu tampan sekali Indah," puji Ibu Prilly. "Sangat cocok dengan Putriku, benarkan pah?" Tanya Eka kepada sang suami.

"Iya mah," Ayah dari Prilly membenarkan ucapan sang Istri. Kini posisi calon suaminya sedang berada dibelakang Prilly, jadi gadis itu tidak mampu melihat bagian mana suaminya yang orangtuanya Pilih.

Prilly sempat berpikir calon suaminya itu pasti gendut, berkumis bahkan berjanggut lebat, Prilly yang sedang membayangkan wajah calon suaminya itu merinding ngeri, ia memukul kepalanya tiga kali lalu memumukul meja, 'jauhkan bala ya Tuhan,' batin Prilly.

"Nak kenalkan ini Prilly Arsylo, calon istri kamu," ucap Ibu dari Pria itu mengenalkan Prilly, Pria itu hanya menoleh sedikit laku kembali lagi ke posisi awal membaca menu makanan yang berada di restoran ini. 'Cuek amat,' batin Prilly.

"Prilly kenalin ini Ali Refando, anak tante," Prilly hanya tersenyum sekilas, menatap Ali.

"Nah Mama dan Tante Indah sudah memutuskan kalau kalian berdua akan menikah Minggu depan, kalian jangan kaget Mama dan Tante Indah sudah menyiapkan semua sebulan yang lalu," mendengar tuturan sang Ibu Prilly hanya mengangguk pasrah.

"Ali dan Prilly besok kalian mencoba baju pengantin yang mama pesan bersama Tante Eka mengerti?" Tanya Ibu dari Pria tersebut.

"Mengerti te," jawab Prilly. Prilly menatap Ali, begitupin sebaliknya, tapi adengan tatap-tatapan itu hanya beberapa detik Prilly mengalikan perhatiannya kearah lain.

"Mah Prilly mau jalan-jalan dulu, pesanan aja untuk Prilly sama kaya punya Mama, Prilly cuman sebentar kok," ijin Prilly, Ibunya hanya mengangguk.

Dengan langkah malas Prilly menghampiri kursi yang ada didekat restoran.

"Kenapasih gue harus dijodohi? Gue masih cantik masih muda, masih bisa sendiri cari calon suami, mana yang dipilih Mama mukanya kaya tembok datar amat," gumam Prilly sambil memperhatikan sekitar restoran ini.

"Gue juga malas kali dijodohin sama elo," ucap seorang yang Prilly yakin 'calon suaminya'

"Lo? Ngapain kesini?" Tanya Prilly shock. Pasalnya Pria baru saja ia jelekan datang dibelakangnya. Pria itu tidak menjawab, ia melangkahkan kakinya menuju bangku di hadapan Prilly.

"Kalau bukan karena Mama gue gak mau sama elo," ucapan tajam dengan nada dingin terlontar dari mulut Ali.

"Heh, Lo pikir gue mau sama Lo si muka tembok, muka aspal, muka lemari, muka kayu, muka papan," ucap Prilly tak terima dengan ucapan Ali.

Dengan langkah kesal Prilly berjalan menuju dalam restoran, tanpa pamit kepada calon suaminya.

Apa jadinya jika ia berumah tangga bersama Ali?

Akankah didalam rumah tangganya nanti kebahagian?

Bersambung.

Cukup sampai disini dulu.
Jangan lupa vote dan komen.

Young MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang