02:Seperti Orang Hebat

49 14 4
                                    

Satu bulan sejak dihidupkannya kembali dari kematian, Thania mulai merasa terbiasa dengan tempat ini—atau bisa dibilang ia harus terbiasa.

Gedung Penelitian Pangan, begitulah yang tertulis di gerbang bagian depan, tapi siapa yang menyangka bahwa gedung ini dialih fungsikan menjadi pusat penelitian hal-hal gila yang dikepalai profesor Dian. Anehnya tak ada yang merasa terganggu dengan hal itu. Mereka menikmati pikiran-pikiran aneh dan bersemangat setiap hari.

Thania menyadari bahwa ia dikelilingi orang-orang aneh.

Profesor Lafa selaku penanggung jawabnya lekas menjelaskan tempat dimana ia berada sejak hari pertama ia bangun. Lebih tepatnya ia berada di lab bawah tanah yang sangat luas, sayangnya ia tak pernah mengukur luasnya karena terlalu sibuk menjalani tes ini dan itu.

Menjadi percobaan "D-04" pertama yang berhasil membuatnya seakan-akan menjadi sorotan. Walaupun ide menghidupkan orang mati bukan pertama kali dikemukakan, tapi melihat ada subjek penelitian yang berhasil membuatnya sering dibicarakan para peneliti lain. Seorang artis dadakan, begitulah nasibnya sekarang.

Hari ini adalah jadwalnya jalan-jalan bersama dengan profeaor Lafa. Menjelajahi seisi lab tersebut sambil mempelajari kegiatan di setiap ruangan.
"Ini akan berguna jika kau berniat membantu para peneliti. Anggap saja cara berterima kasihmu pada profesor Dian," ucap profesor Lafa.

Membantu para peneliti dan ucapan berterima kasih, ia menganggap bahwa aku menginginkan pembangkitan ini, pikir Thania.

Langkah profesor Lafa berhenti di depan ruangan berlapiskan kaca buram. Walaupun dalamnya tak begitu terlihat, tapi Thania dapat mendengar suara berdebum dan tembakan. Terdengar juga teriakan seorang laki-laki yang terdengar seperti "Bangun." atau "Kurang kuat pukulanmu, niatkanlah untuk membunuhku." sontak membuat ruangan ini menjadi nomor satu ruangan aneh menggeserkan ruangan penelitian yang penuh dengan kepala kambing dan ular phyton seakan-akan hiasan natal. Seingatnya tak ada ruangan yang seberisik ini.

"Itu ruangan pelatihan untuk para kelinci, mereka adalah produk penelitian yang dibangga-banggakan oleh profesor Dian," ucap profesor Lafa seakan bisa membaca pikirannya. Thania yang berjalan di sampingnya hanya mengangguk, tak berniat bertanya lebih jauh. Walaupun dalam pikirannya ia masih bertanya-tanya tentang kehebatan para kelinci.

Suara bel nyaring memecah pikiran Thania. Beberapa orang tampak keluar dari ruangan berrdinding kaca di sebelahnya. Bel istirahat makan siang yang selalu berdering setiap jam dua belas siang. Menggiring beratus-ratus peneliti juga produk percobaan sepertinya menuju cafetaria.

Profesor Lafa juga mulai berjalan menuju cafetaria yang terletak di tengah-tengah lantai bawah tanah ini. Menoleh kebelakang sebagai isyarat Thania untuk mengikutinya. Thania menurut mengikuti langkah si profesor yang berjalan di tengah kerumunan seperti ini, berusaha untuk tak berpisah di lautan manusia yang tak dikenalnya—dan juga aneh, menurutnya.

Mereka mengambil bangku yang terletak di bilik Barat A. Susunan bilik di cafetaria ini dinamai sesuai empat arah mata angin dan setiap mata angin dibagi lagi menjadi enam bagian. Bilik Barat A merupakan bilik khusus para peneliti beserta produk percobaannya yang bersifat sedikit, berbeda dengan para kelinci yang memenuhi keenam bagian di bilik Timur—jumlah mereka ratusan. Sedangkan bilik Utara diisi peneliti-peneliti berpangkat setara dengan profesor Dian, dan bilik Selatan merupakan bilik khusus tamu Organisasi yang sampai kini jika Thania bertanya kepada profesor Lafa, ia akan menjawab "Rahasia." atau "Bukan urusanmu, nona." jawaban yang tak sesuai harapan.

Bilik Barat A itu tampak sedikit lenggang, beberapa peneliti memang terkenal makan tidak teratur jika terlalu asik dengan penelitiannya, karena hal itu pula Pusat Kesehatan tampak lebih ramai daripada cafetaria.

FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang