Suara kicauan burung, sinar mentari telahlah muncul, sebagai awal menyambut hari.
"Selamat Pagi"
Ujar gadis berambut panjang separuh baya membuka tirai jendela.
Disisi lain, seorang lelaki hidup di sebuah kota kecil, dirinya berpamitan kepada orangtuanya untuk berpergian ke kota pusat. Di sana, ia akan disekolahkan karena ia telah mendapat beasiswa untuk bersekolah di sana. Dialah, Raka Saputra.
"Raka, berangkat dulu" ujar Raka pamit kepada kedua orangtuanya.
"Iya, kamu hati-hati di jalan, jaga kesehatan disana, Raka" balas Ayah Raka
"Baik, yah" singkat Raka
Dia lalu membawa kopernya melangkah ke arah kereta.
"Hati-hati, Raka" ujar Gadis yang memendam perasaan terhadap Raka.
"Iya, Vina" balas Raka menyebut nama Gadis itu.
Pintu gerbong tertutup dan kereta berjalan.
RAKA POV
Namaku Raka Saputra, umurku 16 tahun, aku melanjutkan pendidikanku di kota pusat karena mendapat beasiswa untuk bersekolah disana. Jujur, aku ingin menolak tapi kata ibuku 'manfaatkan rejeki itu, nak' , jadi aku menerimanya. Aku akan bersekolah di SMAN 4 Garuda, di sana aku akan tinggal di asrama dan bersosialisasi dengan siswa lainnya. Selama kuhidup bersama orangtua, aku hanya bisa merepotkan mereka, belum lagi aku harus bekerja juga guna untuk menipiskan faktor ekonomi mereka. Terkadang takdir bisa sesulit itu untuk kuhadapi
Namun, siapa yang tahu? Kalau takdir yang akan kujalani nantinya, akan berubah atau bahkan lebih buruk dari sebelumnya. Tetapi, semuanya mungkin akan kulihat dengan mata kepalaku sendiri.
NORMAL POV (ORANG KE-3)
Setelah beberapa jam berlalu, kereta yang ia naiki telah tiba di stasiun tujuannya. Raka berkeliling mencari pintu keluar stasiun. Rasa lapar telah mendatangi perutnya, ia bergegas mencari warung untuk ia makan di sana.
"Huuu...ternyata kota ini besar juga?" Ujar Raka menatap setiap gedung satu persatu.
"Hmm....kira-kira, sekolah itu dimana ya?"
Raka memasuki halte bus. Selama dalam perjalanan di bus, ia memikirkan dimana lokasi sekolah yang ingin ia datangi tersebut.
***
Waktu terus berjalan, hari semakin panas dan terang, Raka akhirnya menemukan lokasi sekolah tersebut.
"Syukurlah, ketemu juga...," ujar Raka menatap gerbangnya ",SMA 4 Garuda, hmm...baiklah"
Ia lalu membuka gerbang, namun dihalang oleh satpam sekolah itu.
"Kamu siapa?"tanya Satpam itu
"Saya mau urus surat pindah, bisa saya ketemu dengan kepala sekolahnya?" Jawab Raka sopan
"Baiklah, akan saya antar keruangannya" ujar Satpam itu membukakan gerbang sekolah.
Satpam tersebut mengantarkan Raka ke ruangan kepala sekolah. Sepanjang perjalanan menuju ke sana, dia sempat memerhatikan keseluruhan siswa beserta bagian ruangan di sekolah itu. Nampak, beberapa siswa memandang Raka, ia hanya mengabaikan segala pandangan dan lirikan mata para siswa sekolah itu. Langkah demi langkah, satpam itu telah mengantarkan Raka tiba di ruangan kepala sekolah tepatnya di depan pintunya.
Dirinya memandang pintu ruangan itu beberapa detik dan mengetuk pintu tersebut. Terdengar, suara dari dalam mempersilahkan Raka masuk ke dalam. Ia lalu membuka pintu secara perlahan, memasukkan kepala lebih dulu.
"Permisi" singkat sapaan dari Raka
Ia lalu melangkah masuk dan berdiri dihadapan meja kepala sekolah.
"Silakan duduk, kamu pasti Raka, kan?" ujar Kepala sekolah itu
"Makasih" singkat Raka duduk.
"Jadi, kamu Raka? Kamu yang mendapatkan beasiswa bersekolah di sini, kan?" tanya Kepala sekolah.
"Ya, saya Raka Saputra" jawab Raka
"Baiklah..," ujar Kepala sekolah mengambil selembar kertas ".., kamu isi biodata kamu, dan.." mengambil selembar kertas lagi "..ini adalah peraturan peraturan di sekolah ini, di sini tertulis bahwa pakaian dan tata tertib yang harus kamu turuti, paham?"
"Baik, kapan saya bisa masuk?" tanya balik Raka.
"Kamu sudah bisa masuk besok? Semoga sukses ya?" jawab Kepala sekolah
"Baiklah, makasih pak, saya permisi" ujar Raka berdiri dan meninggalkan ruangan kepala sekolah.
Raka melangkah demi langkah menuju keluar sambil memerhatikan kertas peraturan sekolah. Namun, saat ia melewati gerbang, seorang gadis berlawan arah masuk ke dalam, Raka tak sengaja menyenggol sedikit tubuh gadis itu. Dia hanya mengucap 'maaf' setelah ia tersadar, tetapi gadis itu mengabaikan Raka tanpa melirik bahkan menengok ke belakang.
"Baiklah! Besok, aku akan sekolah di sini, semoga saja hidupku bisa tenang berada di sini, dan aku bisa lebih mandirilah" ucapan hati Raka
***
Keesokan harinya...
TAP...TAP...TAP...TAP...
Takdir dalam HidupKu
PROLOGInsyallah, akan dilanjutkan bulan September/Oktober mendatang, ya?
Jadi kalian tunggu saja kelanjutnya 😁
Jangan lupa berikan vote sertakan komen kritik dan saran kalian, itu sangat membantu lho.
Btw, part/bagian bagusan diberikan media foto atau ngak?Salam AKIRA
17 Juli 2017
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir dalam Hidupku
Teen FictionAwal dari sebuah perjuangan seorang lelaki yang harus menghadapi segala takdir yang dia alami selama dirinya hidup di dunia ini. Lelaki yang tak bisa lupuk dari cobaan yang diberikan untuknya setiap masa hidupnya. Dia adalah Raka, lelaki yang sanga...