"Kau bisa membaca pikiranku?" tanya ana kepada joon. Joon tersenyum tipis.
"Selalu sajaa.. Sudah ku tebak kau pasti takan menjawab pertanyaanku, dasar snowman" kata ana dan langsung tidak menatap joon lagi sambil memajukan bibirnya pertanda kesal.
Triingg
Pertanda jika jam istirahat telah habis dan dilanjutkan dengan pelajar berikutnya.
"Sudah bel apa kau tidak masuk lagi?" kata joon.
"Yaa memangnya kenapa?" goda ana.
"Tidak."kata joon singkat lalu meninggalkan ana pergi. Ana yang ingin mencoba menggoda joon merasa gagal "heyy kau akan meninggalkanku?" kata ana sedikit teriak."Ya, jika kau masi berada disini" kata joon dingin. "Kau ini memang benar² dingin yaa? Akhh menyebalkan" kata ana sambil memukul² lantai.
"Mau ikut atau tidak?"tanya joon lagi.
"Iyaa iyaa baiklah, ternyata kau juga cepat marah yaa" sahut ana dan segera berdiri di samping joon "marii" lanjut ana dengan senyum lebarnya.~
~
Triingg
Bel pulang berbunyi. Seperti biasa ana pulang dengan busnya yang selalu datang terlambat.
Joon pov
'Sekarang aku harus menjemput yongie di sekolah barunya' batin joon. Yongie adalah panggilan joon untuk adik satu²nya yg baru saja masuk sekolah tk barunya.
"Dimana yongie, apa anak itu pergi bermain?"gerutu ku. "Hyunggg" teriakan cempreng nan imut itu sampai ketelinga ku, siapa lagi kalau bukan yongie ku"yongie cepat naik, sebentar lagi akan turun hujan" kata ku "iya hyungg bawel" teriak anak kecil itu.
Author pov
"Akhh selalu saja bus itu, untung headshet ku tidak tertinggal lagi" kata ana.
Sudah hampir 1jam ana sudah menunggu bus itu, tapi bus itu tidak kunjung datang, raut wajah ana pun sudah mulai kesal.
"Hey" sapa seorang dari dalam mobil. "Joon?" lirih ana. "Sedang apa?"tanya joon. "A.. Aku.. Bus" jawab ana sekenanya. "Apa?" tanya joon lagi. "Ahh maksud ku aku sedang menunggu bus, ya menunggu bus" jawab ana.
'Asatagaa namja ini tampan sekali.. Akhh ana kendalikan dirimu ana.. ' batin ana yang masi saja menatap joon.
"Ya sebaiknya kau kendalikan dirimu" kata joon tiba². "Hah? Kau tau"jawab ana "masuklah kedalam mobilku" kata joon "aku tidak menerima penolakan"lanjut joon, segera ana masuk kedalam mobil joon karna dia juga sudah bosan menunggu bus sialan itu.
Ketika ana masuk kedalam mobil itu dan baru saja duduk di kursi depan."Hayyy"sapa jiyong tiba² mengagetkan ana. "Hoahhh! Astaga ku kira dedemit(dedeamit²)"terkejut ana. "Dia adikku" kata joon. "Oohh jadi yeoja yang imut ini adik mu"kata ana sambil mencubit pipi jiyong. "Heyy aku ini namja tauu" kata jiyong dengan wajah cemberut yang sangat imut.
"Ahh iyakah? Kukira kau seorang yeoja, maafkan aku namja cantik" kata ana yang merasa bersalah.
Percakapan ana dengan jiyong pun berlanjut mereka sangat cocok sama² cerewet, dan joon? Yaa dia hanya menyimak.
"Sudah sampai" kata joon. Ana yang kaget bukannya sampai dirumahnya tapi malah sampai di rumah yang sangat mewah "lah ko kita kesini? Ini rumah siapa?" kata ana heran sekaligus bingung.
Joon dan ana pun turun disusul jiyong yang langsung masuk kerumah.
"Ini rumahku" kata joon santai "hey kenapa kau bawa aku kesini? Kenapa tidak kau antar aku pulang? Kau tidak akan macam²kan?" cerocos ana. "Aku tidak tau rumahmu, masuklah dulu nanti akan ku antar pulang" kata joon "dan untuk pikiran negatifmu, itu bukan aku" lanjut joon.
"Tetap disini, aku akan kembali" kata joon. "Ya baiklah cepatt aku sudah ingin pulang" rengek ana "bawel" kata joon singkat.
Beberapa menit kemudian joon datang dan sudah dengam pakaian biasa bukan seragam sekolah lagi. Dan lagi² joon membuat ana tercengan karna ketampanannya.
"Mari" kata joon. Ana tidak merespon, dia hanya terus menatap joon. 'Aihh dia tampak 2 kali lipat lebih tampan, aku rasa aku beruntung' batin ana."Ya.. Kau memang beruntung"kata joon. "Ehh? A.. Aku.. Aku ingin pulang, ayo cepatlah" jawab ana malu dan langsung menuju mobil. "Gimyohan" kata joon dan menyusul ana.
Didalam mobil hening pun melanda dan membuatnya semakin sunyi. Hingga satu suara memecah keheningan.
"Joon?"tanya ana dan berusaha tidak menatap joon. "Kenapa?" jawab joon "apa aku boleh tanya?" kata ana "ya" jawab joon singkat "Umm.. Apa kau bisa membaca pikiran seseorang?" tanya an penasaran. Seperti halnya sebelumnya ana bertanya pertanyaan yang sama dan jawaban yang sama dari joon, ya.. Hanya sebuah senyuman kecil.
Bukannya menjawab pertanyaan ana, joon malah menjawab "sudah sampai" jawaban yang membuat ana harus menahan emosi lagi. "Ahh baiklah.. Apa kau tidak mau mampir" kata ana "tidak" jawab joon singkat dan langsung melajukan mobilnya.
"Heyy, aihh namja itu belum juga sempat aku berterimakasih padanya, terserahlahh.." gerutu ana dan langsung masuk kedalam rumah.
"Buu.. Yahh.. Ana pulangg.. " teriak ana.