Malam semakin larut. Api unggun sengaja dimatikan agar tidak membakar pepohonan saat angin berhembus kencang. Sai dan Shikamaru sudah terlelap dalam mimpi.
Naruto memilih memisahkan diri dari dua rekan misinya. Duduk di dahan pohon sambil menatap kerlap-kerlip bintang yang menghiasi langit kelam.
Terkekeh pelan. Seperti de ja vu. Ia akan melihat gadis pemilik hati nya berjalan di melewati pepohonan rindang sambil memeluk erat rangkaian alat merajut menuju ke danau dengan kunang-kunang cantik berterbangan sebagai penerang. Ia bersembunyi di balik pohon.
"Aku merindukan mu, hime." ucapnya sambil menatap bulan yang malam ini berbentuk lingkaran penuh. Bulan purnama.
Lalu kembali teringat akan kejadian sore tadi. Saat seekor burung merpati putih milik Konohagakure datang membawakan sebuah surat.
Senyum pemuda kuning itu mengembang. Melirik selembar kertas bertuliskan tulisan tangan rapi sang sahabat yang tak akan pernah bosan untuk dibaca berulang kali. Namun bukan itu sumbernya, melainkan isi suratnya.
Pikirannya melayang jauh, memikirkan seseorang yang jauh disana. Banyak sekali pertanyaan yang bersarang dalam kepala kuningnya.
Apa Hinata kesakitan saat melahirkan?
Apa bayinya laki-laki atau perempuan?
Apa bayinya benat-benar sehat?
Apa bayinya memiliki wajah seperti dirinya?
Apa bayinya gemuk dan chubby?
Apa mereka sudah merasa hangat dan nyaman?
Apa Hinata sudah menamai bayinya?
Apa nama klannya tersemat dibelakang nama sang bayi?
Sebenarnya masih banyak lagi kata 'apa' yang mengganjal difikirannya. Namun yang terpenting dari itu adalah..
Apa Hinata akan marah karna ia tak mendampingi saat melahirkan seperti yang sudah mereka rencanakan?
Wajah terang pemuda itu jadi redup.
"Hey bocah. Kau tak perlu khawatir istri manis mu itu pasti tidak akan bisa marahan dengan mu." Kurama bersuara seakan tau apa yang tengah menjadi beban fikiran jinchuuriki nya ini.
"Aku tahu. Dia tidak akan marah. Tapi mungkin saja dia kecewa, aku telah berjanji dengannya." ucap Naruto sedih.
---
"Kenapa belum tidur, hm?" bisik Naruto dengan suara serak khas bangun tidur. Melingkarkan lengan kekarnya ke tubuh sang istri. Memeluk dari belakang.
"Aku tidak bisa tidur."
"Kenapa? Apakah jagoan tou-chan menyusahkan kaa-chan?"
"Tidak Naruto-kun. Jagoan menyayangi kaa-chan, dia akan menjaga kaa-channya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Uzumaki
FanfictionKeluarga kecil Uzumaki kedatangan anggota baru!! . . . . . [HIATUS]