"Tadaima.." Ucap Naruto sambil membuka pelan pintu kayu apartement miliknya.
Ya. Setelah menikah, Naruto memutuskan untuk memboyong sang istri dari manshion Hyuuga ke apartement sederhana miliknya yang sudah dia tinggali semenjak masih kecil.
Semenjak perang dunia shinobi ke4 yang menyebabkan kerusakan parah di semua desa. Sang hokage kelima saat itu, Nyonya Tsunade pun dibuat repot dengan pembangunan besar-besaran karna akibat dari perang itu yang hanya menyisakan puing-puing yang berserakan ditanah, tak ada yang tersisa disana. Seluruh shinobi ditugaskan untuk membantu para warga. Salahsatu korban perang melegenda itu adalah apartemen tempat tinggal Naruto. Tak ada lagi yang berdiri, bangunan kumuh itu melebur menjadi puing-puing kecil yang menyatu dengan tanah.
Namun seiring berjalannya waktu, tanah kosong bekas apartemen kumuh itu kembali diisi bangunan baru yang lebih megah. Sebuah apartemen modern untuk semua warga Konoha yang kehilangan rumahnya.
Naruto melepaskan alas kaki lalu menempatkannya di rak sepatu--kebiasaan baru Naruto yang baik. Naruto meneliti apartemennya yang terlihat sepi.
Haaah.. Naruto merasakan kesepian lagi. Biasanya setiap dia pulang dari misi, selalu ada sambutan hangat dari wanitanya.
Naruto melangkahkan kaki menuju kamar utama. Melepas semua pakaian lalu masuk kekamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah berganti dengan pakaian yang lebih santai--kaos putih berlapis jaket orange dengan bawahan training abu-abu--, Naruto menuju ke ruang makan berniat mengisi perut.
Naruto membuka kulkas, memperhatikan apa saja bahan makanan yang bisa disantap untuk mengganjal perut. Hingga pilihannya adalah menyantap semangkuk sereal dengan susu.
Menikmati makan siang sederhana dalam keheningan. Sebentar Naruto merasakan lagi rasa-rasa kesepian. Seperti saat dia masih hidup sebatang kara. Namun Naruto menepis hal itu. Dia sudah tidak sendirian lagi. Ada seorang wanita yang bersedia dengan tulus menemaninya melewati semua rasa sulit.
Pandangannya mengedar. Karena letak ruang makan yang berada di tengah apartemen dia jadi bisa memantau seluruh sudut apartemen. Tak terlalu banyak pernak-pernik yang menghias apartemen mereka, hanya beberapa berabotan penting yang merupakan pilihan perpaduan Naruto dan Hinata.
Sesaat dia teringat sesuatu.
Beberapa hari lagi pasti Istri dan bayi mungilnya di izinkan pulang. Namun bagaimana bayinya bisa merasa nyaman jika perabotan dan perlengkapan untuk bayinya saja belum punya. Dan sepertinya perabotan dirumah ini sangat tidak aman untuk bayinya. Bagaimana jika saat bermain bayinya nanti terhantuk sudut meja atau sudut kursi.--- Dan masih banyak lagi pemikiran-pemikiran di kepala Naruto tentang apartemen dan bayinya.
"Sepertinya aku harus merenovasi apartemen ini." ucap Naruto. Setelah menghabiskan serealnya lalu mencuci bersih alat makan, Naruto kembali menuju kamar utama.
Naruto membuka lemari besar tempat pakaiannya dan Hinata. Disana juga sudah ada beberapa kotak berisi perlengkapan bayi, seperti popok, peralatan makan, mainan-mainan, baju bayi, dan segala kebutuhan bayi lainnya. Memang pasangan muda ini telah mempersiapkan semuanya, bahkan jauh setelah Hinata pertamakali dinyatakan hamil. Naruto mengambil selembar kertas dari dalam laci.
.
.
.
.
.To Be Continued
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Uzumaki
FanfictionKeluarga kecil Uzumaki kedatangan anggota baru!! . . . . . [HIATUS]