BAB I (2)

217 41 4
                                    



@@@

Jung-hwan POV

"Kau putus lagi?"tanya Byung-wook

"Mmm"jawabku tak peduli.

"Apalagi sekarang yang menjadi alasanmu?"

"Tidak ada. Bosan saja" jawabku sekenanya.

"Kau tahu tidak orang-orang menggelarimu apa?"

"Apa?"

"Shi*******"

Jung-hwan tertawa tertahan mendengarnya.

"Kau tidak marah?"

"Kenapa marah. Aku memang Shi******* " ucap Jung-hwan santai.

Byung-wook menatap temannya itu tak percaya.

Shi******, Jo******, bas**** (kalau kekasihnya orang asing), G***** atau masih banyak lagi... ucapan itu bisa dikatakan makanannya sehari-hari. Gadis yang diputuskannya, rekan bisnisnya, 'teman-teman'nya, para penjilat di sekelilingnya (jika sedang bicara tentang Jung-hwan di belakangnya) bahkan keluarganya. Terutama Ayah dan kakaknya. Semua menganggapnya... br******!

Lahir dari keluarga chaebol (istilah orang kaya Korea), yang diwariskan keluarga dari ayahnya secara turun temurun sejak perang Korea usai, membuat keluarga Jung-hwan terbiasa dikelilingi kekuasaan, kemewahan dan uang. Banyak pejabat tinggi pemerintah, anggota kongres, pebisnis, dokter, jaksa, hakim, kepala polisi dan masih banyak pekerjaan penting lain yang dilakoni keluarga Jung-hwan. Seperti saat ini ayahnya adalah pemilik sebuah perusahaan ternama, ibunya anggota kongres dari partai ternama sementara kakaknya adalah seorang jaksa dengan jabatan lumayan. Oleh karena itu, keluarganya sangat mementingkan image. Terutama image 'keluarga baik-baik'. Itu yang tidak bisa diberikan Jung-hwan pada keluarganya.

Nama Jung-hwan, di usianya yang memasuki 30 tahun, sangat sering menghiasi surat kabar, berita televisi dan internet. Jauh lebih sering dari pada berita ayah, ibu dan kakak nya jika dijumlahkan jadi satu. Nama Jung-hwan sama terkenalnya dengan idola papan atas Korea. Terkenal bukan karena dia adalah seorang actor atau penyanyi atau entertainer atau sejenisnya, tapi lebih karena ulahnya.

Jung-hwan membuka bisnis sendiri. Mandiri dan jauh dari pengaruh keluarganya (walau itu sangat tidak mungkin). Bakat bisnis dari keluarganya serta otak yang tidak terlalu bodoh, membuat Jung-hwan berhasil mengembangkan bisnisnya dengan cepat. Ada andil nama keluarga tentu saja. Jung-hwan tidak terlalu keras menapik hal itu. Itu kenyataan. Walaupun dia sangat ingin menyangkal... tapi sulit. Tapi tetap saja bisnis yang dikembangkannya saat ini menjadi salah satu perusahaan yang diperhitungkan.

Nama keluarga, harta, karir, prestasi, status single dan tampangnya yang lumayan (jika boleh dia merendah) membuat Jung-hwan sering bergaul dengan kalangan elite, termasuk selebriti. Ini yang membuatnya terkenal. Pesta-pesta besar yang diadakannya dari muda, event-event bergengsi yang biasa dihadirinya, bahkan kekasih-kekasih selebritisnya membuat namanya menjadi sering disebut dan dikaitkan dengan orang-orang terkenal. Beritanya sering muncul di kolom bisnis, lifestyle dan terutama... GOSIP.

Gosip-gosip yang sering dikaitkan dengan namanya tidak sedikit. Terutama jika berhubungan dengan kekasihnya. Mulai dari presenter, artis, penyanyi, atlet, pelukis, anak pejabat, sosialita, bahkan gadis dari keluarga biasa sampai ke wanita-wanita pekerja malam. Keluarganya berkali-kali harus berusaha mengubur gosip-gosip mengerikan yang muncul karena gaya hidupnya.

Jung-hwan tahu para wanita itu kebanyakan menginginkan harta dan statusnya. Ada juga yang tulus mencintainya... tapi dia tetap saja tidak tertarik. Cinta yang pernah dia rasakan hanyalah cinta monyet pada guru SMA nya atau dengan teman kuliahnya, Chae-won. Itupun jika hubungan 4 bulan mereka (hubungan bersama wanita paling lama yang pernah dilakukannya) masih bisa dikatakan cinta. Hubungan 4 bulan itu dipenuhi dengan pertengkaran, keegoisan, dan masih banyak masalah lainnya sebelum berakhir di pengadilan. Ya, Jung-hwan harus melaporkan gadis itu dengan tuduhan stalker. Jung-hwan harus memanfaatkan kakaknya untuk bisa melepaskan diri dari gadis itu.

Setelah Chae-won, Jung-hwan menyerah untuk mencoba mengikatkan diri secara serius dengan para wanita. Dia terbiasa hanya membutuhkan mereka untuk teman kencan, teman ke club, menemaninya ke event-event, membantunya meningkatkan harga saham perusahaan dan terutama... teman tidur.

Aku tak lagi pernah bermimpi tentang cinta seperti di drama-drama Korea. Semua hanya omong kosong untuk meningkatkan rating dan juga jumlah wisatawan. Menjual mimpi pada para wanita bodoh yang masih bermimpi ingin menjadi Cinderella. Menyedihkan! Wanita-wanita seperti itu... sangat mudah sekali ditemui. Bohong jika mereka berkata kalau mereka tidak ingin seperti Cinderella. Walau hanya sedikit... niat dan mimpi itu selalu ada dalam benak dan hati setiap wanita. Kalau tidak... bagaimana mungkin aku bisa mendapatkan mereka dengan mudah?

Mimpi? Itu hanyalah khayalan menyedihkan dari seorang pecundang!

@@@

KU TEMUKAN DIA DI KOREAWhere stories live. Discover now