Mochachino Latte Strawberry

10 1 0
                                    

"Lo inget gue?"Bukannya menjawab pertanyaan Clara justru Gilang malah melepaskan tangannya dari tubuh Clara dan berakibat Clara jatuh

"Sorry!gak sengaja,ee-buruan gue tunggu dimobil"ucap Gilang gegabah

"Iya lang"Gilang berbalik dan jalan kembali kemobil

"Lo yang nyetir yak van"pinta Gilang
"Eh eh kok gue,lo pikir gue driver lo!muka cantik kek gini disuruh nyetir"

"Cantikan juga pentongan pak Sukadi"
"Eh!udah minta, ngehina lagi!ogah gue kaga mau"

"Hari ini doang van"
"Lo kenapa sih?"
"Udah deh van,kepala gue pusing banget nih"

"Alesannnnn"
"Serius gue,dua rias malah,eh rius maksud gue"

"Rias rias!manu rias tuh cakep"
"Ngomong apa sih lo van,jangan bikin gue tambah pusing"
"Eh lo seriusan pusing?"
"Yaiyalah bu,telmi banget lo jadi cewe"sumpah Gilang sambil memijat kepalanya

"Emang lo abis ngapain?jedukin pala lo ketembok?kehantem tiang?kepentok dahi siapa tuh ee Tara?"

"Oon!jalan aelah,tukeran nih lo disini"

Clara datang dengan kaki pincang tepat saat Gilang berdiri

"Sini gue bantu masuk"Gilang mengulurkan tangannya berniatan untuk membantu Clara walaupun kepalanya sudah sakit yang bukan main

"Gak deh lang,gue naik taksi aja"tawar Clara
"Serius?gue gak enak ama Tara ntar"
"Udah gak papa,oh ya semoga lo cepet inget gue"

Tahan gue lang tahan batin Clara

"Oh"Gilang naik kemobil dan menutup pintu mobil

"Lo ada hubungan apa ama Clara?"
"Napa?cemburu lo?"
"Pala lo berlapis kek tango,amit-amit"
"Eleh gak usah bohong lo"
"Dih"ucap Stevanya,ia mengeluarkan permen alpelible dari kanton tasnya dan membukanya

"Ohh baik amat lo van,makasih yak"ucap Gilang sambil merebut permen tangkai itu dari tangan Stevanya

"Sialan lo!sakit masih aja rese"
"It's me,buru deh,ujan ntar nih"titah Gilang.

"Lo bisa bawa mobil gak sih"ucap Gilang setelah 15 menit mereka masih ditengah jalan,biasanya sudah sampai didepan rumah

"Bisa kok"ucap Stevanya.Tak lama Stevanya ngerem mendadak

"Udah gue aja yang nyetir,lo kebelakang cepet"
"Lah gimana?"
"Ya pindahlah"

Stevanya terpaksa berdiri dan menggeliat agar bisa kebelakang dan Gilang yang nyetir.

"Lang!!istifar oii!gue belum mau mati"ucap Stevanya sambil menjambak rambut Gilang

"Lo yang istifar!sakit rambut gue lo jambak-jambak"
"Eh sorry!tapi gue gak mau matiii pelan-pelan aja kaliiiii!"

"Nah sampai,puas lo!"
"Uhh selamat"ucap Stevanya,tangannya melonggar dan tak sengaja menyentuh leher Gilang

"Lang,lo demam?"
"E-ee-enggak tuh"
"Leher lo panas loh"sergah Stevanya
"Gak tuh"Sevanya meletakan tangannya didahi dan pipi Gilang secara bergantian

"lo ngapain pegang-pegang gue,modus lo pinter juga"

"Lo sakit Gilang Lavendra Aditya!"

"PAK MUNIR BUKA PAGERNYA PAK"teriak Stevanya dari luar mobil,padahal hujan sedang deras-derasnya

Pak Munir pun membukakan pagar rumah Gilang.Gilang memasukan mobil ke Garasi dan dengan sepelenya ia berjalan menerobos hujan.Padahal tubuhnya hampir runtuh dan benar saja kakinya melemas disusul dengan kesadarannya menghilang.Pak Munir pun segera mengendong Gilang bersama dengan Stevanya

After RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang