Sweet Enemy

19 0 0
                                    

"Hallo ada yang melihat Stevanya?"ucap seseorang dari luar pintu.Semua diam,pandangan tetuju pada seseorang yang berkacak pinggang diambang pintu.

"Maaf,ada apa ya cari saya?"tanya Stevanya sopan"ikut saya,ada yang saya ingin katakan"

Stevanya melangkah ragu,hatinya berkata tidak tapi rasa ingin taunya lebih besar.

Stevanya mengikuti langkah perempuan itu hingga sampai di belakang sekolah.

"Jadi?apa yang ingin anda sampaikan pada saya?"
"Ini tentang Clara dan Gilang,perkenalkan saya ibu dari Clara"

Stevanya mengerutkan dahinya.Tunggu-tunggu tentang Clara dan Gilang?maksudnya apa ini?

"Oh begitukah?saya hanya teman Gilang"

Mungkin.

Ibu Clara menghela nafas.Menutup sekejap kedua matanya"begini,kamu tau Clara itu siapa dikehidupan Gilang?"

"Maaf,saya tidak ingin tau tentang itu"jawab Stevanya acuh"oh begitukah?jadi menurut kamu apa yang membuat Gilang sekarang sakit dan terbaring dirumah?"

Clara siapa lagi

"Saya tidak tau"ucap Stevanya berbohong.Ia mengucek matanya pelan.Jari-jarinya menyusuri anak rambut yang jatuh menutupi matanya.

"Jadi kamu tidak tau?apa kamu sedang berbohong?"ucap ibu Clara dengan nada mengancam

Stevanya merasa tersinggung dengan nada yang dipakai oleh ibu Clara

"Saya benar-benar tidak tau,dan satu lagi,untuk apa saya berbohong pada anda,lagian apa untungnya untuk saya,jika tidak ada yang penting lagi saya ingin kembali kekelas saya"

Stevanya melangkah menjauhi ibu Clara yang mematung akibat ucapannya.Hatinya gerah mendengar perkataan ibu Clara.

Stevanya sampai dikelasnya dengan keadaan setengah melamun.Ia pun tak sadar jika pak Fauji memanggilnya berulang kali.

"Vanya!"ucap Ravin sambil mencubit lengan bawah Stevanya.Ia pun segera kembali kedunia nyata

"Ah-apa?"ucap Stevanya gelagapan"itu lohh pak Fauji manggil"

Stevanya segera berbalik badan,terlihat pak Fauji sudah geleng-geleng kepala karna kelakuannya.Baik ia mengaku salah kali ini.

"Darimana kamu van?"tanya pak Fauji.Stevanya menggaruk tengkuknya"belakang sekolah pak"jawab Stevanya

"Ngapain kamu disana?"Stevanya merasa diintrogasi oleh wali kelas sendiri jadinya"ngobrol sama ibu Clara pak"

Bagaimanapun keadaannya ia harus tetap jujurkan?walaupun satu sekolah tau orangtua Clara adalah donatur tertinggi disekolah.

"Oh,ya sudah cepat duduk"titah pak Fauji tapi belun sempat Stevanya duduk bel pulang sekolah berbunyi.

"Pak bel pak"pancing Edo"ya ya,baca doa dan segera pulang,sekian penjelasan bapak"ucap pak Fauji sambil berjalan keluar.Teman-teman Stevanya segera berkumpuk dimeja Stevanya"lo ngomongin apa sama emak Clara?"

"Tentang hubungan Clara ama Gilang"entah kenapa hati Stevanya seperti nyesek ketika mengatakannya?ada yang salah dengan hatinya?

"Hah maksudnya gimana sih?"tanya Vera,biang gosip kelas.Ralat,Sekolah!

"Gitu deh"jawab Stevanya"jadi hubungan Gilang ama Clara apa?"

Stevanya menaikan bahunya"gak tau gue"

"Lah gim--"perkataan Vera terpotong ketika Stevanya mengangkat jarinya seakan ia bicara 'sebentar'.Ia menarik ponselnya.

"Siapa siapa?"ucap Ravin"Gilang"jawab Stevanya simple.

"Kenapa gil?"

"......"

"Hah?!kok?!ya udah iya iya tunggu"ucap Stevanya gegabah sambil menarik tasnya dan mematikan sambungan ponsel"duluan yak!"ucapnya pada teman-temannya

"Take care yaa"

Stevanya segera keluar.Mempercepat langkah kakinya hingga sampai kegerbang.Ia mendatangi seorang lelaki dengab jaket biru dongker dan celana jeans hitam.Ia menyilangkan tangannya

"Telat 15 detik"ucap lelaki itu"hello!lo kan anak sekolah sini,pasti tau dong letak kelas gue yang hampir dipojok sekolah!"

"Gak tuh,buru deh masuk"Stevanya masuk dengan wajah cemberut.Siapa yang tidak kesal kan?

Mobil Gilang melaju dijalan beraspal.Taklama mereka berhenti disalah satu toko coklat yang cukup terkenal dikota mereka.

"Ngapain?"tanya Stevanya"jilatin tembok,ya beli coklatlah"tegas Gilang

"Santai aja kali"tukas Stevanya.Gilang mengaitkan jemarinya disela jari Stevanya.Stevanya sendiri membelalakan matanya tak percaya"yok masuk"

Toko itu penuh coklat.Bahkan furniture nama toko itu pun menggunakan icon Coklat.Stevanya berbinar melihatnya.

"Lo boleh ambil jenis apapun"tegas Gilang"serius?"

Gilang mengangguk"satu toko"

Keknya gua salah ngomong deh batin Gilang

"Ya gak segitu juga kali van"ucap Gilang.Gilang diseret oesana kemari oleh Stevanya"yang ini yah lang"Gilang hanya mengangguk.Reaksi itu ia teruskan hingga Stevanya puas.

"Udah?"tanya Gilang.Stevanya mengangguk antusias"say what to me?"

"Thank's"
"Your welcome"

"Berapa kak?"tanya Gilang pada kasir"898.000"

"What?lo ambil apa aja sih van?"
"Gak bnyak sumpah"
"Cewe rakus amat"hardik Gilang"siapa suruh lo ajak gue ke chocolate store"

"Maaf dek ino jadi beli apa enggak?"tanya si Mbak kasir sarkatis"ya jadilah mbak"ucap Gilang sok.Dikeluarkannya uang berwarna merah sembilan lembar.

"Kembaliannya mbak?"
"Pelit amat sih lo lang,timbang dua rebu aja"
"Buat parkir oon"ucap Gilang sambil menarik kresek belanjaan"lo pake mobil,mobil mah 5 rebu"

"Oh iya yah"Gilang berbalik"mau kemana lagi itu bocah"

"Mba nih saya kembaliin,ambil aja saya pake mobil juga jadi kurang"ucap Gilang WATADOS.Stevanya nganga.

"Ketawa dosa gak sih?"tanya Stevanya

"Don't change yourself to take what you want,just be yourself cause everyone are different,you can not be another people cause you have something spesial on your soul"-rkyRain

#BacktorkyRain
#don'tforgettovoteandcomment

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 24, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

After RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang