3. Mantan ?

737 28 1
                                    

"loh kok ganti lagi?" tanyanya,

"hah.. apanya yang ganti?" sambung gue yang gak mengerti maksud dari ucapannya.

"tadi kamu manggil aku 'kak' sekarang 'hun' hmmm.." Sekarang dia menggenggam kedua tangan gue, gue risih dan mencoba untuk melepaskan genggamannya. Akhirnya dia ngelepasin.

"aku kangen kamu, kamu apa kabar rin?" kata dia sambil mandang gue, gue mengangguk "gue baik baik aja kok, gue kan emang ngangenin" singkat bos.

Padahal dalam hati udah deg degan, gimana engga? Mantan bilang kangen :')
Sehun senyum, senyumnya gak berubah setelah satu setengah tahun kita gak ketemu.
Yaa tuhan, kuatkan hati hamba dari godaan mantan yang terkutuk.

"aku boleh minta nomer handphone kamu rin? Semenjak putus, kamu ganti nomer telepon dan semua sosmed aku kamu block, iya kan? Aku bener bener gak bisa tau kabar kamu setahun belakangan." Dia ngomong begitu dengan mata yang meyakinkan. Hampir aku tergoda. 

"kenapa gak minta sam-" ucapan gue dipotong,
"siapa? Jojo ? Udah rin, aku juga sering nelfon ke rumah. Tapi yang angkat kalo gak si bibi ya Tante kamu. Jojo selalu minta aku  untuk stop hubungin kamu" raut wajahnya mendadak sendu.

"maksud kak Jojo baik kok, dia gak mau aku jatuh ke lubang yang sama untuk yang ke 2 kalinya" ucap gue cuek, sumpah gue gak tega liat raut wajah dia yang sekarang jadi sedih.

Maaf hun, aku masih kecewa sama kamu. Karena kamu bilang aku cupu kalo pacaran gak pernah ngapa ngapain, padahal kamu yang gak pernah ngajak ngapa ngapain. Iyakan?. Tidak. Woy. Tidak.

"aku tau, aku nyesel sekarang rin" ucap dia dengan nada putus asa.

" mana handphone lu?" kata gue sambil nyodorin tangan, dia langsung gercep ngasih hpnya ke tangan gue. Gue ketiklah nomer hp gue dan gue beri nama 'Shirin cantik' abis itu gue balikin hpnya ke dia.

Sehun senyum liat nama gue di kontaknya "kok namanya gini sih rin?" tanyanya. Gue mendadak gak terima "kenapa? Gak suka? Delete aja sama nomernya sekalian!" gue pura pura ngambek.

"bukan gitu sayang, harusnya 'mantan terindah' atau 'lovely rin', aku kan sayang sama kamu" dia membuat ku terbang gaes.

"halah apaan sih lo, sayang sayang. Palelu peyang. Udah ah gue mau ke kantin" gue langsung turun tangga, meninggalkan sehun yang masih menatap tiap langkah gue.

"MAKASIH SHIRIEN SAYAAANG!" dia teriak dari atas ;( dasar goblok. Malu maluin. Maunya apa sih.

Gue gak menggubris, dan segera ambil langkah cepat meninggalkan tangga tersebut.
Sesampainya gue di kantin, Chessa sama Anin udah mau berdiri dari bangku yang tadi kita dudukin.

"ehh kok berdiri sih? Kan istirahatnya masih setengah jam lagi guys" tanya gue sambil ngajak mereka duduk lagi. Anin diem, dia nunjuk kakak tingkat yang lagi pada mesen makanan, sekitar 5 orang lah.

"ada apa sama mereka?" tanya gue yang gak mengerti maksud anin.

"mereka nyuruh kita pindah rin, katanya ini bangku tempat nongkrong mereka tiap hari" kata chessa sambil melihat kearah kakak kakak itu.

Come on guys! It's 2017. Masih aja.

"yaudah kita pergi aja yuk" kata anin,

"tapi nin, minuman gue masih banyak banget. Mahal lagi 15 ribu ;(" rengek gue.

"yaelah rin, udah nanti gue yang ganti" kata anin. Anin memang tipikal orang kalem yang gak mau cari ribut, beda sama Chessa atau gue.

Biarpun gue pemalu, tapi gue beranilah ngelawan kalo Hak gue sebagai mahluk hidup terusik. Kata ayah, semua manusia punya hak hidup. Punya hak untuk dihargai. 

Mahasiswa BaruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang