Stalker baru

31 4 1
                                    

Sret Sret

Ratu tersenyum puas mendapati pekerjaannya telah usai. Sebuah sketsa keluarga yang terdiri dari Ayah, Ibu, anak laki-laki dan anak perempuan yang saling bergandengan tangan.

Bel pulang sudah berbunyi sejak 20 menit yang lalu. Ratu memutuskan untuk mengistirahatkan diri sejenak dengan duduk di kursi taman sekolah, dekat lapangan basket indoor.

Mata Ratu terlihat sendu. Ah, pikirannya lagi-lagi jatuh pada saat keluarganya utuh. Mulanya Ratu tak suka jika ia selalu memikirkan masa-masa itu, tapi entahlah, sekarang ia malah diam. Membiarkan satu persatu kepingan kenangan itu muncul di otaknya.

Rei sudah pulang, karena ingin membantu Mama Ren di toko kue miliknya. Bulan juga sudah, ia berjanji untuk menemani Embun pergi ke salon. Juga Athala yang memang sangat disiplin dalam hal waktu pulang.

Jadilah Ratu sendiri disini. Tapi, tak apa. Ia tak merasa keberatan. Sedari tadi ia hanya menatap kosong anak-anak laki-laki yang masuk-keluar lapangan basket indoor karena keperluan eskul. Ah, Ratu jadi berpikir untuk menunggu Azka Maharan, sepupu terdekatnya selesai eskul.

Ratu ingin sekali cepat pulang, berkicau dengan Revan yang jarang sekali berada di rumah karena lebih suka di apartemen miliknya. Tapi, rasanya Ratu tidak ingin pergi dulu, seakan-akan ada sesuatu yang memintanya menetap. Menunggu.

Menanggapi perasaan itu, Ratu hanya diam. Lagipula ia juga masih ingin menenangkan diri di tempat sepi ini. Toh kalau ia pulang telat ke rumah juga tidak ada yang peduli.

BRAK!
Suara buku terjatuh membuyarkan Ratu yang sedang bertarung dengan pikirannya. Sontak ia menoleh, mendapati bola mata kopi yang menatapnya intens.

￶⏺⏺⏺

"Babang Aja, ambilin berkas tim basket SMA Cendrawasih dong, kita kan mau liat lawan kita mingdep," seru Rian, salah satu anggota tim basket SMA Nusa Bangsa yang merupakan adik kelasnya.

"Dih, kok gue ? Bukannya elu yang disuruh kak ?" Raja menunjukkan muka masam Dilan nya.

"Iya, tadi gue yang disuruh, eh terus coach minta gue buat bantuin si Bintang anak baru, basketnya lumayan jelek," Rian mendengus. "Heheh, tolongin ya Bang,"

"Najisun," Raja mendelik kesal ke arah Rian yang menyengir tidak jelas.

"I LAF YU ABANG!"

"BACOT!"

Dengan langkah sedikit tidak ikhlas, Raja melangkahkan kakinya menuju kantor tim basket sekolah. Cowok dengan bola mata kopi itu sibuk mencari berkas terkait SMA Cendrawasih, lawan SMA Nusa Bangsa minggu depan di turnamen antar-daerah.

Setelah mendapatkan berkas itu, Raja segera keluar dari kantor untuk kembali ke lapangan basket indoor.

Entah angin darimana, Raja tidak fokus. Ia tersandung kerikil kecil dan hampir tersungkur. Untung saja refleks tubuhnya cukup baik, sehingga ia tak jatuh mencium tanah. Terlepas dari itu, berkas SMA Cendrawasih jatuh berhamburan.

Raja berjongkok dan bersungut tidak jelas.

SING!

Mata Raja terpaku pada bola mata biru terang di seberang. Raja terdiam dalam waktu yang cukup lama. Matanya menelusup ke dalam bola mata biru itu. Menatapnya dalam.

Terlihat keindahan yang luar biasa terpancar dari sana. Dan jugaa.... sendu?

"Eh Raja! Cepetan nih mau lati-," seruan itu menyadarkan Raja yang segera merapikan berkas yang jatuh. "Oh, hai Ratu! Belum pulang?"

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 16, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

[TADS02] Tentang RatuWhere stories live. Discover now