twenty five.

1.1K 150 0
                                    

"Tumben Kak Ve bikin coklat panas siang-siang gini."

Veranda tertawa kecil, "Pengen doang kok, Vin."

"Ati-ati gendut kak, itu jatah buat lima orang sekaligus kakak minum sendiri?"

"Heheheh."

"Ga bagi-bagi, ih."

"Hush, bikin sendiri sana."

"Betewe, Kak Ve masih nulis sticky notes itu ga?"

Uhuk!

"A-apaan?"

"Itu lho, yang buat Kak Kinal."

"Ya.... entahlah."

"Kok gitu jawabnya?"

"Eheheheh."

"Fighting! Kak Kinal friendly kok ke semua orang, pasti Kak Ve bakal gampang deket sama dia."

Veranda menghela napas panjang lalu tersenyum pahit selagi menuangkan coklat panas yang barusan ia buat ke dalam sebuah cangkir putih, "Nih, buatmu."

"Waah, makasih kak."

"Sama-sama."

Lagi-lagi, Veranda tersenyum pahit sembari memerhatikan Viny yang mulai menikmati coklat panasnya. Perasaan sesak dan bersalah dalam hatinya terus bercampur aduk, membuat perutnya terasa agak mual.

"Andai kepribadianku gak serumit ini, mungkin masalahnya akan lebih sederhana, Vin."

Sticky NotesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang