05

1 0 0
                                    

semua anak di kelas cokelat melongo melihat pria tampan berdiri di depan kelas dengan stay cool . cokelat , vio dan amberpun melongo terpesona . denis berdehem dengan keras agar siswa perempuan terbangun dari lamunan panjangnya

" selamat pagi anak - anak "

" selamat pagi pak " jawab mereka semua dengan nada genit . cokelat dan vio saling siku tak tahan dengan kegantengan gurunya yang tidak ketulungan itu " ngak sia - sia gue kembali ke sini " gumam vio . vio memang sekolah di singapura dulunya

" kenalkan nama saya denis dan mulai hari ini saya jadi wali kelas kalian semua " semua siswa perempuan bersorak senang " bapak jadi imam di keluarga kita saja pak " celetuk vio dengan lantangnya dan mata yang di kedip - kedipkan

" bapak jadi imam saya saja . saya siap lahir batin kok " denis mendengus dalam hati karena di goda oleh cokelat , keponakannya sendiri . cokelat dan vio tertawa bahagia saat gurunya mendadak salting  .

denis terus saja berdecak selama mengajar di kelas 1D yang di isi 23 perempuan dan 6 orang laki - laki . dia heran karena siswa perempuan hanya menatapi wajahnya dengan melongo sedangkan vio dan cokelat menatapnya dengan pandangan memuja seakan 2 anak itu sudah ingin menyembahnya saja . dan saat keluar kelas dia lagi - lagi harus di hadapkan 3 guru perempuan yang juga berusaha mencari perhatiannya .

vio dan amber mengajak cokelat ke kantin tapi cokelat menolak karena tidak suka keluar kelas jadi mereka berdua hanya bisa mengerti . cokelat menghabiskan waktu istirahatnya dengan tidur dan tidak ada yang berani mengganggunya

vio dan amber memandang cokelat yang tertidur . 2 kali dia melihat cokelat tidur dengan gelisah seperti itu " gue mulai khawatir " ucap amber sambil mengelap keringat di dahi cokelat dan vio mengangguk 

" AAAaaaaaah huh huh huh " vio dan amber terlonjak kaget karena tiba - tiba cokelat memekik . " lo kenapa ? " cokelat tersenyum lalu menggeleng dengan lemah . cokelat melihat jamnya dan jam pulang masih lama namun dia sudah mengirimkan pesan pada lily untuk di jemput sekarang " gue balik duluan yya "

" lo yakin ? di sekolah ini ketat banget loh " cokelat hanya mengedikkan bahunya dan membereskan mejanya lalu melangkah keluar tanpa memperdulikan orang - orang yang memandangnya dengan aneh .

tanpa cokelat tau, denis membuntutinya dan menatap tajam guru - guru yang berusaha menegur cokelat agar tidak pulang dan berhasil guru - guru itu langsung diam tak berkutik . denis ingin menegur cokelat tapi dia urungkan karena sebuah motor ninja hitam menghampiri cokelat dan menyodorkan sebuah helm .

denis menggeram marah karena keponakannya bergaul dengan berandalan . denis berjalan menuju kelas cokelat tapi dia melihat siswa 2E malah mengerubuni kelas itu dengan wajah mupengnya " apa yang kalian lakukan di situ " semua anak 2E menatap denis ngeri karena aura denis tidak seperti biasa kali ini denis sangat menakutkan

" JAWAB !  apa kalian hanya bisa membuang - buang waktu saja hah . kalian semua ikut ke ruangan saya " denis benar - benar marah di tambah laporan yang masuk kalau kelas 2E kembali melakukan pembullyan terhadap siswa sekolah lain .

denis memutar arah dan semua anak 2E di bawa ke ruangan denis namun sesampainya di ruangan denis rian muncul  . rian memandang sekumpulan remaja berwajah angkuh serta dandanan yang mencerminkan anak berandalan di pintu . rian melirik mereka sebentar lalu melanjutkan langkahnya dan duduk di sofa panjang

" ada apa sih sampe nyuruh gue kesini ? " tanya rian yang mengabaikan keberadaan siswa - siswa denis . denis menghela nafas menormalkan emosinya yang sudah di ubun - ubun sedangkan semua siswa hanya berdiri menunggu . mereka tidak ingin mencari perkara dengan denis karena tau kalau denis adalah pemilik sekolah

" apa cokelat membuat masalah ? hm tapi tidak mungkin dia mencari masalah soalnya dia tipe perempuan yang benci merusak nama baiknya " denis buru - buru menggeleng

" terus ? "

" dia bolos dan -- " belum selesai denis menyelesaikan omongannya , rian menyelanya dengan cepan dan sangat santai " bolos bukan masalah yang serius . yang serius itu jika dia membakar sekolah ini dan seisinya " denis dan siswa kelas 2E menganga tak percaya dengan ucapan yang barusan keluar dari mulut rian . denis yang tadinya duduk di kursi kebesarannya kini berdiri di depan meja dengan mata yang memandang murid berandalan itu satu - persatu

" gue lihat dia bersama seseorang dan gue yakin temannya itu berandalan . jika dia bergaul dengan anak beradalan maka dia bakal ikut - ikutan " rian tersenyum lalu menyandarkan punggungnya di sandaran sofa sambil meniliti siswa yang terlihat kebosanan namun ada kemarahan di wajah mereka

" ngak apa - apa jika dia mendapat teman yang berandalan setidaknya orang itu tulus . jangan melihat dari satu sisi saja denis . gue tau lo pengen yang sempurna buat cokelat tapi cokelat tidak bisa sesempurna lo . biarkan dia menikmati masa mudanya " denis menatap rian degan tidak setuju

" gue perduli sama dia rian dan lo ngak harus menyepelakan masalah itu " suara denis meninggi karena geram . rian sedikit tersulut, dia tidak suka di bentak apa lagi hal sensitive seperti ini

" kalau lo perduli kenapa lo biarin dia tinggal di new york hah ? apa lo tau arti negara ini buat dia ? " rian menatap denis tajam dan denis menatap rian tidak suka . rian mendengus karena denis begitu arrogant " mama dan papa bertemu di sini , di sini pula mereka bersatu tapi kenapa tempat dengan makna yang indah harus menciptakan sebuah perpisahan . selalu saja ada kenangan buruk yang terjadi di tempat ini " rian mengucapkan kata - kata cokelat

" tempat ini seperti neraka buat dia tapi bagaimanapun dia harus menghadapi semua kenangan buruk itu dan sebagai paman lo harus berada di sampingnya bukan sembunyi di balik nama gurumu itu . " semua siswa yang berada di sana penasaran dengan orang yang dia maksud

" lebih baik dia punya teman seperti murid di depanmu ini yang terlihat tulus dari pada memiliki teman bermuka dua seperti teman - temanmu yang datang saat ada maunya " rian tersenyum karena denis bungkam . rian menepuk pundak denis lalu tersenyum ramah pada siswa di depannya kemudian meninggalkan ruangan itu . denis menghela nafas lalu menatap semua siswanya dengan mata yang teduh

" saya akan menghukum kalian besok jadi kalian harus kumpul di lapangan jangan lupa untuk memanggil siswa bernama cokelat untuk ikut kelapangan " setelah mengatakan itu denis pergi meninggalkan ruangan .

Please lookWhere stories live. Discover now