Bab 1 . Merenung

16 3 0
                                    

Ketika semua orang yang berada di sekitar Narnia terlihat bahagia,Narnia justru hanya melamun sembari mengaduk kopi latte yang dipesannya. Ia merasa hampa. Semua yang ia jalani ini seperti ilusi yang ia ciptakan sendiri. Ia kemudian mengerjapkan matanya pelan. Sadar bahwa sudah menghayal terlalu lama,ia mendesah pelan.


"Narnia" Panggil seseorang dari belakang menyentuh pundaknya,lantas Narnia langsung mendongkak dan menatap ke belakang.


"Gio..." Gumam Narnia pelan. Gio tersenyum tipis lalu melangkah menuju bangku kosong yang terletak di depan Narnia. 


"dari kapan?" Tanya Gio memecahkan keheningan yang meliputi mereka berdua. Narnia menoleh pada Gio lalu berdehem sebentar.


"Ga lama,Baru 2 jam yang lalu" Ujar Narnia bermaksud menyindir Gio. Gio meringis lalu menatap Narnia dengan rasa bersalah.


"ah sorry nar,gue tadi ada urusan sebentar" Gio berucap lalu melontarkan sumpah serapah dalam hatinya. Ia menatap hati-hati Narnia.


"urusan game maksud lo?" Narnia tertawa sinis lalu menatap Gio dengan tatapan dinginnya. "gue cuman pengen lo nemenin gue sebentar,apa itu terlalu sulit lo laksanakan?"


Sergio diselimuti perasaan bersalah. Ia tak berani menatap narnia. Pandangannya Ia alihkan ke segala arah.


"apa gue terlalu ngemaksa lo?" Tanya Narnia. Ia ingin sekali menumpahkan apa yang Ia rasakan selama ini,tapi mungkin Ia harus menahannya karena menurutnya ini bukan waktunya. "ah sorry,lo pesen aja apa yang lo mau. gue bakal nraktir lo" 


"oh o-ok,makasih" Ujar Gio ragu-ragu. Ia perlahan mengambil menu yang tergeletak di ujung meja dan mulai membacanya.


Narnia memainkan jari-jari tangannya di atas meja. Ia sesekali melirik Gio yang masih setia melihat buku menu. Narnia menghembuskan napasnya pelan,Ia kemudian memalingkan wajahnya ke arah jendela. Ia kembali merenungkan sesuatu.


Sudah terhitung 1 jam lamanya Narnia menunggu Gio menghabiskan makanannya. Ia membiarkan Gio makan terlebih dahulu karena tak tega melihat Gio yang sedari tadi memasang wajah kusut saat pertama kali Ia menyapanya. Narnia sesekali menyeruput Kopi latte yang ke-2 kalinya. Ia memainkan ponselnya yang terletak di samping buku menu. Tak ada notifikasi yang menghiasi layar ponselnya. Hanya beberapa notifikasi bawaan aplikasi yang Ia download.


"nar,sorry bikin lo nunggu lama" Gio membersihkan sisa makanan yang bertengger di mulutnya dengan tisu yang sudah disediakan. Ia kemudian menyeruput sedikit Jus jeruknya.


"oh iya" Ujar Narnia sedikit kaget lalu mendongkak menyimpan ponsel-nya di saku. "selo aja sih kalo sama gue"


"haha iya-iya" Gio tersenyum lebar memperlihatkan kedua lesung pipi andalannya yang membuat sejuta umat perempuan jatuh cinta kepadanya. Tapi tentu saja Narnia sudah biasa dengan senyum manisnya itu.


"elah lo dikasih makan langsung cerah gitu,tadi kusut banget" Celetuk Narnia lalu mendengus malas. Ia memutarkan kedua bola matanya. Gio hanya menyengir lalu memasang wajah tanpa dosa.


"hehe kan gue demen banget sama makanan yang ditraktir,nar. kek lo ga tau gue aja" Sahut Gio masih memasang cengirannya. 


Narnia menghela nafas pelan. Ia mendongkak melihat Gio tepat dimatanya. Gio pun tiba-tiba terdiam saat ditatap seperti itu.


"gimana keadaan dia?" Tanya Narnia tiba-tiba. Ia memasang wajah seriusnya,menatap Gio yang mengerjapkan matanya kaget karena mendengar pertanyaan tiba-tiba dari gadis dihadapannya.


"ah tadi dia sempet main game sama gue sampai-sampai gue lupa ada janji sama lo di kafe,makanya tadi gue terlambat" Jelas Gio sekaligus menjawab pertanyaan Narnia.


"dia ga berubah ya.." Gumam Narnia pelan. Ia kemudian menatap kearah luar jendela,menampilkan beberapa pejalan kaki serta gedung-gedung megah yang berdiri tegak di samping Jalan raya. Ia teringat akan sesuatu. "gue ngerasa aneh sama diri gue sendiri,disaat dia udah ga ada disamping gue,gue malahan terus mengingat momen-momen yang lalu kita jalani"


Gio memandang Narnia dengan miris. Ia juga merasa hatinya tersentuh karena ucapan Narnia. Setidaknya Ia pernah merasakan apa yang dialami Narnia saat ini. Melepaskan seseorang yang amat disayangi memang sulit. Bahkan harus menunggu beberapa tahun untuk mengobati rasa kehilangan itu tapi tetap saja masih membekas dalam hati. Apalagi Narnia baru saja memutuskan hubungan dengan salah satu sahabatnya,Dirga.


"lo harus kuat,nar. Pasti lo bisa menjalani hidup lo tanpa ada dia disamping lo,setidaknya masih ada sahabat ato temen lo yang selalu ngesupport elo" Ujar Gio mencoba meyakinkan Narnia. Narnia yang mendengar ucapan yang dilontarkan Gio seketika tersenyum. Memang. Dia harus melupakan semua kenangan itu dan menjalani kehidupannya seperti biasa. Lagipula Narnia hidup bukan hanya untuk mencari cinta tapi melakukan sesuatu kewajiban yang biasanya dilakukan oleh manusia. 


"makasih gio" Ucap Narnia tersenyum tulus. Ia kemudian terkekeh pelan dan merangkul Gio keluar dari kafe.


"hoi makanannya belum dibayar!" Sahut Gio panik. Ia berusaha melepaskan rengkulan Narnia di lehernya.


"udah dibayar kok. Daritadi" Narnia pun membawa Gio yang sedari tadi memohon minta dilepaskan. Narnia ingin mengajak Gio seharian untuk menemaninya menghibur diri. Tentu saja sampai Ia tak merasakan galau lagi.





TBC

selamat menikmati Cerita kedua saya :)

saya merasa sangat berterima kasih bagi kalian yang berkesempatan memberikan vote dan komen yang memotivasi.

terima kasih juga bagi kalian yang memberi kritikan serta saran. Gomawoo. Thankyou. XieXie. Khamsahamidda. :D

bye-bye....

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 16, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

1 Days after BreakupWhere stories live. Discover now