HALOOO!!! Ini adalah -apa ya, disebut novel tapi apa iya ini novel? disebut ff tapi kok bukan ff. apa ya- karya pertama aku. HAHAHAHA. Amatir banget nih :( Butuh kritik dan saran kalian. :') mau email kasi ide cerita juga boleh atau mau share pengalaman alias curhat, juga boleh banget. feel free aja to chat me. Nanti dikasi cp aku :) Oke, Happy Reading. Love u, XOXO.
---
"Mari kita sambut, Baldev Gupta!!!"
Lelaki berdarah India dengan tinggi hampir dua meter itu memasuki studio diiringi tepuk tangan luar biasa dari penonton, yang mayoritas adalah perempuan. Dia berdiri di tengah panggung sambil melambaikan tangan dan melempar senyum khasnya. Tidak seorang pun yang tidak bersorak sambil melihat ketampanannya.
"Hi, how are you?" tanya Indie sambil menyalami Baldev.
"I'm good." jawab Baldev dan memberikan cipika-cipiki secara tak terduga.
"I'm Indie William." Indie memperkenalkan dirinya.
"Baldev Gupta." Baldev membalas dengan senyum yang berkharisma.
"Please, have a seat."
"Thank you."
"This is the first you come to Indonesia, right?" tanya Indie ramah.
"Yeah, it is. Anyway, I can speak in bahasa." jawab Baldev.
"Kamu bisa bahasa Indonesia?" Indie mulai bersemangat.
"Ya, saya belajar bahasa Indonesia hampir satu tahun." Sekali lagi Baldev menjawab dengan rendah hati ditambah senyuman.
"Keren sekali. Darimana kamu mempelajarinya? Dan kenapa tertarik belajar bahasa indonesia?"
"Dari seorang teman. Saya tahu kalau film saya diputar disini, jadi saya berharap suatu hari nanti saya dapat kesini dan bertemu dengan fans saya. Untuk itu saya persiapkan agar saya dapat mudah berkomunikasi dengan mereka." jelas Baldev sambil memikirkan Helga.
Penonton berteriak dan menyerukan nama Baldev seakan memuja dewa.
"Penonton mulai kisruh ya. Tenang nanti akan ada sesi foto bareng Baldev." kata Indie menenangkan penonton. "Baldev gimana selama tinggal di Indonesia? Eh kenapa kamu liatin aku kayak gitu sih? Aku jadi grogi." lanjut Indie yang mendapati Baldev memperhatikannya secara serius.
"Ngomong-ngomong, saya tertarik dengan kalungmu." kata Baldev yang daritadi memperhatikan leher Indie.
"Oh, ternyata liatin kalung. Saya terlanjur grogi." kata Indie menghibur.
"Kamu memiliki kalung yang bagus. Darimana kamu mendapatkannya?" puji Baldev.
"Yea, ini adalah kalung warisan nenek buyut saya. Kalung ini lebih tua dari saya makanya menarik ya."
"Temanku juga memiliki kalung yang sama seperti milikmu."
"Really?" Indie agak terkejut.
"Yea, the same one." Baldev terdiam sejenak. "Excuse me, what's your name again?" tanya Baldev.
Mereka bertatapan sesaat sambil bertanya-tanya.
"Pemirsa kita akan kembali setelah jeda berikut ini." Indie memotong acaranya.
Lampu studio dimatikan. Masing-masing Indie dan Baldev kembali ke ruangannya. Namun ternyata, Baldev mengikuti Indie. Ia kemudian menahan Indie yang hendak masuk ke ruang ganti.
"Helga i am?!" tanya Baldev sambil menahan pintu.
"Aku tidak tahu apa yang kamu bicarakan." Indie berusaha menghindar.
"Find Me Baby." Baldev memaksa.
"Oke, cukup." dan Indie pun tidak bisa menahannya.
Suasana studio menjadi tegang saat kedua bintang besar itu berseteru. Indie meninggalkan studio dengan geram dan tak henti-hentinya mengumpat. Baldev berusaha mengejar Indie untuk meminta penjelasan.
"What the hell?!"
"What?"
"You lied to me!" tuduh Helga.
"Aku tidak berbohong. Kamu yang berbohong!" Baldev mengelak.
Sepanjang jalan mereka saling adu mulut. Melemparkan tuduhan karena hal bodoh yang mereka perbuat. Kru yang ada disana hanya bisa menyaksikan dan tidak berani melerai mereka.
"Kamu bilang kamu seorang dokter! Nyatanya kamu seorang aktor!" tuduh Indie.
"Aku memang seorang dokter di film yang aku perankan." Baldev mengklarifikasi.
"Blimey." Perkataan Baldev ada benarnya juga. Kenapa Indie bisa sebodoh ini.
Indie terus berjalan menyusuri studio dengan terus menggerutu. Rasanya dia tidak bisa meneruskan acara live miliknya kalau harus berhadapan dengan Baldev.
"Hey, tunggu dulu! Kamu juga berbohong. Kamu bukanlah seorang penulis." Baldev membalas tuduhan Indie.
"Aku seorang penulis.." Indie mengelak.
"Lantas kenapa kamu mempunyai acara televisi?"
"Ini hanya... ah sudahlah!"
"Kenapa kau terus menghindariku?"
"Karena aku menyesal telah bertemu denganmu lewat aplikasi bodoh itu!"
Semua ini karena aplikasi. Aplikasi yang ditunjukkan Ivy tahun lalu. FIND ME BABY. Sempurna.
"Hey!" Baldev menarik tangan Indie. "Bukan hanya kau yang menyesal, tapi aku lebih menyesal telah lama menunggu seorang misterius yang nyatanya juga pembohong sepertiku."
"Jangan samakan aku denganmu!"
"Kamu tahu apa persamaan kita. Kita berdua memiliki bakat untuk berperan menjadi orang lain, bukan diri kita sendiri." tegas Baldev.
Mereka berdua bertatapan seakan melakukan telepati satu sama lain.
"Guys, the show will start in 5 minutes.." kata Ella yang sedari tadi membuntuti dibelakang.
"I'm leaving." kata Baldev.
"So do I." tukas Indie.
---
HAIII! Makasih udah baca. Ditunggu responnya teman-teman :) next chapter semoga dua hari lagi karena masih proses editing :') Love u, XOXO.
YOU ARE READING
FIND ME BABY
RomanceFIND ME BABY adalah sebuah aplikasi bagi para single yang iseng, kurang kerjaan, bahkan depresi untuk mencari pasangan. Aplikasi dating online ini pernah mempertemukan beberapa pasangan yang berhasil membangun rumah tangga bersama. Namun, dating o...