How It All Begin

7 0 0
                                    


Indie POV

Namaku Indira William. Terkenal sebagai Indie William. Status di KTP belum kawin, padahal teman-teman yang seusiaku kini sedang program anak kedua. Aku adalah seorang penulis yang sedang cuti menulis. Cuti karena tidak ada bahan untuk menulis. Cuti bukan berarti aku menganggur. Aku memiliki sebuah acara talkshow dimana aku sebagai presenternya. Perihal hubungan asmara, sudah hampir tiga tahun aku menjomblo. Pasca insiden gagal menikah karena...ah sudahlah, aku sudah lupa karena apa.

Mamaku adalah pemeran wanita senior di berbagai film. Namanya Helena William. Tidak ada yang tidak pernah melihat film yang dibintanginya. Meskipun sekarang sudah pensiun dari dunia perfilman, beliau masih aktif dalam mengamati perkembang film di negri ini. Ngomong-ngomong, dia sudah menjanda hampir 6 tahun.

Aku juga memiliki kakak perempuan, namanya Ivory William. Singkatnya Ivy William. Dia barusaja menikah dengan pemain sinetron terkenal, Nino Alexander, dan pernikahan mereka digadang-gadang merupakan pernikahan paling mewah satu dekade. Ivy juga pemain film yang sedang keliling Indonesia untuk promosi film terbarunya. Ivy dan aku adalah kakak-beradik yang super dekat, dulu, ketika dia belum sibuk main film dan sebelum dia menikah. Ditengah-tengah kesibukannya, Ivy selalu berusaha meluangkan waktu satu dalam sehari untuk mengobrol denganku. Oh, Ivyku tersayang.

Mamaku dan aku tinggal berdua di rumah super mewah kami di kawasan pondok cemara. Usai Ivy menikah, aku tidak tega jika meninggalkan mama untuk tinggal di kondominiumku sendiri. Lagipula, terkadang aku lelah tinggal sendiri.

Akan kujelaskan keseharianku. Pagi hari aku harus siap-siap untuk live talkshowku, kemudian mengontrol butik milikku yang saat ini sudah memiliki tiga cabang, lalu aku pulang untuk meneruskan novelku yang sedang mangkrak, terkadang juga mengedit beberapa tulisan teman-temanku. Malam harinya, ketika aku sudah kelelahan, aku pergi ke kamar ibuku untuk tidur disana, jika aku tidak terguling di sofa. Padat sekali kan? Jadi, tidak ada sela-sela waktu untuk mencari pacar.

Oh iya. Aku hampir lupa menceritakan ayahku. Beliau adalah Igor William. Dulunya seorang pilot maskapai. Setengah Indonesia, setengah Irlandia. Tampan nan rupawan. Meninggal dengan tenang dipangkuan ibuku.

Kembali lagi ke aku.

Saat ini aku sedang duduk di depan cermin kamarku sambil menatap wajahku. Terkadang aku berharap ada yang mengajakku keluar malam ini. Selain Ella Sue, sahabatku. Aku berharap ada lelalki yang mau mengajakku berkencan di malam minggu yang cerah ini. Tapi kalau aku kedapatan paparazzi sedang jalan dengan seseorang, esoknya di studio aku akan jadi bulan-bulanan kru yang ada disana. Disisi lain, media mengharapkan aku segera menggandeng pria ke publik agar mereka berhenti beramsumsi bahwa aku belum move on. Ribet.

"Mikirin apa sih? Serius banget mukanya." sapa Ivy yang sedari tadi memperhatikan lamunanku.

"Hei, kamu udah balik dari Surabaya?" tanyaku yang terhentak dari lamunan.

"Udah. Dan aku udah daritadi disini, ngeliatin kamu telepati sama kembaranmu." jawab Ivy sambil duduk di sofa kamarku.

"Aku pengen kencan," kataku dengan polos.

"Kencan sih kencan aja, apa susahnya."

"Tapi enggak tau sama siapa."

"Astaga. Bisa-bisanya kamu enggak tau mau kencan sama siapa? Kamu ini gimana sih?"

"Kok kamu marah-marah?"

Ivy kemudian mencabut ponselku dan membuka chat.

"Kamu punya Daniel Stefan." kata Ivy sambil melihat riwayat chatku.

FIND ME BABYWhere stories live. Discover now