PROLOG

235 10 0
                                    

Menikah diusia semuda ini? Ini semua mimpi kan?

Aku tak tahu harus berkata apalagi setelah mendengar ucapan Papa dan Mama. Aku tahu maksud mereka baik agar aku terhindar dari pergaulan bebas diluar sana, tapi bukan dengan cara menikah. Aku masih punya impian dan cita-cita yang semuanya belum aku raih.

Namun setelah aku mendengar lanjutan dari perkataan papa tadi, aku sedikit lega karena yang menjadi calon imamku adalah ketua rohis di sekolahku alias orang yang selama ini aku kagumi. Aku pun langsung mengiyakan perkataan papa, sebab aku takut menjadi anak durhaka karena menolak permintaan papa.

Beberapa hari setelah Papa memberitahuku tentang perjodohan  itu, kami, keluargaku dan keluarganya bertemu. Diapun juga setuju dengan perjodohan ini. Aku kaget dan langsung mengangkat kepalaku. Saat itu, tak sengaja mataku dan matanya bertemu. Mata tajam itu seolah-olah menyiratkan bahwa sebenarnya ia tak suka dengan perjodohan ini.

Aku tahu ini sangat sulit bagi kita berdua. Aku tahu bahwa dia menerima perjodohan ini karena terpaksa. Tapi aku yakin seiring berjalannya waktu kita bisa menerimanya dengan ikhlas.

Aku memang mengaguminya. Tapi bukan berarti aku menyukainya ataupun mencintainya. Aku mengaguminya karena dia adalah seorang pemuda yang tegas, disiplin, cerdas, dan bertanggung jawab. Dia juga pemuda yang saleh. Jarang sekali kan ada pemuda seperti itu sekarang ini.

Akhirnya setelah selesai ngobrol sana-sini kedua orang tua kita mengatakan bahwa kita akan menikah bulan depan. Aku pun hanya menanggapi hal itu dengan senyuman. Senyum yang sangat kupaksakan.

"Aku yakin rencana-Mu lebih indah Ya Allah" batinku.

------------------------------------------------

Vote and comment ya guys

Note: chapter selanjutnya langsung pas proses akad nikah

Ahmad & AnnisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang