"Setiap aku berada didekatmu membuat jantungku berdetak lebih cepat"
Pernikahan Ahmad dan Annisa berlangsung dengan lancar. Acara itu hanya dihadiri keluarga dan kerabat dari kedua mempelai. Rencananya resepsi akan diadakan setelah keduanya lulus sekolah. Meskipun hanya akad nikah saja, keluarga mereka ingin mengabadikan setiap momen acara tersebut.
Setelah acara sungkeman selesai, dilanjutkan dengan sesi foto bersama. Semua orang yang hadir diperbolehkan untuk foto bersama dengan kedua mempelai. Saat sesi foto bersama, terlihat sekali bahwa Ahmad tidak menyukai hal itu sehingga dia hanya menyunggingkan senyum tipis dengan terpaksa.
Sesi foto bersama dengan tamu yang hadir pun selesai. Setelahnya, Mama Annisa dan Bunda Ahmad meminta mereka berdua untuk foto bersama.
"Nah, inikan udah selesai foto sama tamunya, sekarang giliran kalian berdua aja yang foto, mau ya ?" ucap Bunda Suci, Bundanya Ahmad.
"Tapi Bun-" belum sempat Ahmad menjawab sudah dipotong oleh Mama Annisa.
"Ya harus mau dong," ucap Mama Annisa menyetujui.
Dengan terpaksa Ahmad menuruti permintaan Bunda dan Mama mertuanya.
"Ayo dong, romantis dikit. Masa mau difoto kayak gitu sih," sungut Bang Arza, sebagai fotografer mereka berdua.
"Iya bener apa kata bang Arza, sini Billa benerin," ucap Nabilla, adik Ahmad dengan senyuman usilnya.
Meskipun Nabilla baru kenal dengan keluarga Annisa, Nabilla tidak merasa canggung dengan keluarga Annisa. Dia adalah tipe orang yang mudah menerima suasana baru disekitarnya.
Nabilla memposisikan keduanya saling berhadapan dan meletakkan kedua tangan Annisa di depan dada bidang Ahmad. Kemudian menyuruh Ahmad untuk sedikit menundukkan kepalanya. (cek mulmed, kira kira kayak gitu ya posisinya..)
Deg Deg Deg
Posisi itu membuat jantung Annisa kembali berdetak lebih cepat. 'aduh, jantungku tenang dong, lama-lama kalau kaya gini terus bisa mati muda aku' batin Annisa
"Senyum Nis," ucapan Bang Arza menyadarkan Annisa kembali
Annisa pun menyunggingkan senyuman manisnya.
"Oke, 1.. 2.. 3.. " Ckrek
Setelah beberapa kali berfoto dan para tamu sudah pulang, mereka, keluarga Ahmad dan Annisa, bergegas ke ruang tengah untuk mengobrol sebentar sebelum beristirahat.
Disaat keluarga mereka berbincang-bincang, Annisa pamit undur diri untuk beristirahat.
"Emm semuanya, aku permisi ke kamar dulu ya?"
"Iya Nis, pasti kamu kecapekan." jawab Bunda Suci, karena ia duduk tepat di samping sofa yang Annisa duduki.
Setelah mendapat jawaban, Annisa pun bangkit berdiri dan berniat meninggalkan ruangan itu.
Belum sempat Annisa melangkahkan kakinya, Mama Annisa mengucapkan sesuatu yang membuat Annisa mengurungkan niatnya untuk meninggalkan ruangan itu.
"Loh, masa Suami kamu nggak kamu ajak, Nis? Suami kamu pasti juga lelah dan capek, kamu ajak gih!" ujar Mama Zahra.
"Iya, Ma. Ehm, ayo Mad!"
"Eh bentar-bentar, kamu panggil suami kamu apa tadi? Mad? Nisa dengerin mama, kamu itu istrinya Ahmad, seharusnya kamu panggil dia kakak atau Mas sebagai tanda, kamu menghormati suami kamu, ngerti?"
"Ngerti, Ma. Maafin Nisa, soalnya Nisa nggak tahu."
"Ya udah nggak apa-apa. Sekarang kalian istirahat, gih!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ahmad & Annisa
SpiritualKisah antara Ahmad dan Annisa yang terpaksa menikah diusia remaja. Alasannya karena perjanjian antara kedua orang tuanya di masa lalu dan juga untuk menghindarkan mereka berdua dari perbuatan zina serta pergaulan bebas yang marak akhir-akhir ini. "A...