Aku pernah berpikir... Bagaimana rasanya berada dalam sebuah pertempuran?
Mungkinkah akan terasa mengerikan? Atau bahkan menyenangkan?
Harekaze Menendez adalah namaku, seorang gadis keturunan Jepang - Russia, dimana Ayahku adalah seorang tentara Soviet, dan Ibuku adalah petani di Jepang, bukankah itu lucu?
Ayahku jatuh cinta pada pandangan pertama terhadap ibuku, dan akhirnya mereka langsung menikah, atas persetujuan kedua belah pihak aku di tinggalkan sebagai kewarganegaraan Jepang.
Beberapa lama kemudian saat aku berumur 13 tahun ayahku gugur dalam pertempuran, ia tenggelam bersama Щ-103 pada tahun 1935.
Dari sana, aku mulai berpikir... Bagaimana rasanya perang itu? Apakah suatu pertempuran adalah akhir bagi mereka yang terlibat didalamnya? Bahkan setelah Ibuku Haruna Masamune mendengar kabar bahwa Ayah gugur dalam pertempuran jatuh sakit, dan tak lama ia meninggal dunia. bukankah dia tidak ikut dalam pertempuran? Kenapa ia juga menjadi korban?
***
13 Juli 1939
Aku mendaftarkan diriku menjadi anggota militer Jepang, memilih jalan yang sama dengan Ayahku sebagai armada kapal laut, kabarnya aku mendapatkan DD class, kapal kecil dengan kecepatan yang begitu cepat.
Shimakaze kah?Aku berdiri dekat dengan perbatasan daratan, apa yang ada di hadapanku? Lautan yang tersebar sejauh mata memandang, ombak yang menghantam perbatasan membuat suasana dermaga menjadi lebih relaks dan santai,
"Wakil Kapten Harekaze, kapalmu sudah ditentukan.."
Terdengar ditelinga ku, suara seorang pria yang cukup berat. Aku menoleh kearahnya Vice Admiral Takeo Kurika,
"Ahh, Kaigun Chujo.."
Tanganku mengarah pada keningku, memberikan homat pada orang yang memiliki jabatan lebih tinggi dariku,
"Tak ku sangka... Orang yang menjadi wakil kapten adalah seorang wanita, sungguh penampakan yang tidak biasa." Ujar Pria itu sembari mengangkat tangannya padaku menyuruhku untuk menurunkan tanganku,
"Ahh, akupun terkejut akan hal itu, jadi.. apa yang akan menjadi kapal pertamaku?"
Takeo menyunggingkan bibirnya, memberikan senyum singkat padaku, kerutan di pipinya pun terlihat jelas di mataku,
"Fubuki.. DD class Fubuki,"
"Fubuki?"
Mendengar apa yang ia katakan... Fubuki kapal yang cukup cepat namun tak secepat yang ku kira (Shimakaze).
Dengan persenjataan yang cukup bagus namun lemah saat tertembak tentunya, Destroyer class memang begitu bukan?
"Jadi.. persiapkan dirimu, masih ada beberapa waktu untuk meluncur dipermukaan Air."
Takeo mulai berbalik dan melangkah menjauh dariku, langkah kaki sepatu bootnya terdengar begitu jelas ditelingaku, oh.. apa mereknya? ahh. lupakan soal itu,
Fubuki, kapal Type DD dengan kecepatan 38knots, atau setara dengan 70km/h, dilengkapi amunisi 8th Year Type Torpedoes, dan 12.7 cm/50 Type 3 naval gun, cukup mudah untuk menyerang, yah.. tak ada salah nya untuk menaikinya.
pandanganku kembali menatap kearah lautan luas disampingku, begitu tenang tempat ini.. untuk saat ini, kita tak tau seperti apa kedepannya, dilangit-langit nampak burung-burung terbang dengan begitu damai, tanpa tahu jika dunia ini sedang berada diambang kehancuran,
pernahkah kalian berpikir dunia ini tidak adil? dunia ini berjalan sesuai kehendak para pemimpin, dan para pemimpin bergerak sesuai kehendak nafsu yang dimiliki mereka, yah... inilah kehidupan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Truth of The Ocean
Fiksi SejarahHarekaze Menendez, seorang gadis yang berasal dari keluarga sederhana di Jepang. ia masuk kedalam keanggotaan armada kapal laut Jepang, sejak tahun 1939 saat perang dunia ke II dimulai, Fubuki menjadi kapal pertama yang ia kendalikan, sebagai Wakil...