Capter2: Hari yang membosankan.

12 2 0
                                    

Roro Pov.

Kadang ada seseorang yang menutup pendengarannya secara sengaja karena memang terbiasa, prinsip hidup dan lain lain.

Begitulah Hani, dia menutup indra pendengaranya dari orang orang yang tidak menyukainya. Cacian, makian, bullyan dan perkataan yang kasar sudah biasa ia dapat.

"Eh, Han! tau gak itu si,,, Alexa itu katanya lagi hamil lo!" Ucap Laras antusias.

"Terus?" Jawab Hani malas.
"Lo tahu gak siapa yang ngehamilin?" Tanya Laras, Hani pun menghedikkan bahunya.

"Sialnya yang hamilin katanya Kakak kelas kita dulu tahu! Yang ganteng banget itu looo!" Cerocos Laras,

"Oh" ucap Hani, sembari menyandarkan punggungnya di tembok.

"Ya terus, kira kira Si Alexa di keluarin gak ya... secara kan nama baik sekolah kita jadi tercoreng." Ucap Laras dan Hani pun mulai tertarik.

"Nah, lo lupa atau goblok dalam bersamaan sih! sekolah kita kan Sma Swasta yang sialnya terkenal Elit. Lo tahu lah maksud gue apa," ucap Hani, dan Laras mulai berfikir keras.

"OH!--- hmmpt."
Tiba tiba saja suara teriakan Laras membuat para penghuni kantin melihat mereka dengan tatapan berbagai macam.

"Lo kalo ngomong di kecilin nape sih La!" Kesal Hani, Laras pun cemberut.

"Ya maaf, reflek soalnya,"

"Hmm."

"okay, gue paham arah otak lo, dan berarti anak yang di kandung Alexa itu anak haram dong," ucap Laras, Hani pun menghela nafas berat.

"Astaga! Otak lo emang terbuat dari tumpukan sampah busuk ya La? Gak semuanya yang kita pikirin itu bener. Bisa aja si Lexa udah nikah dan gak ngasih tahu kita, lo mau bilang itu anak haram? Lagian ya, sekolah kita kan enggak ngelarang nikah. Lo mikirin gak? Mendingan lo bersihin dulu tu otak lo. Mikirnya buruk banget." Nasehat Hani, Laras pun berfikir keras memahami perkataan Hani.

"Iya juga ya. Yasudalah, bukan urusan kita juga," putus Laras dan Hani mengangguk.

'Btw, kok salah mulu ya gue. Hadeh' sesal Laras dalam hati.

Kring... kring... kring...

"Halla... udah masuk aja, baru juga makan 2 suap," sebal Laras, dan Hani pun menggetok kepala Laras cukup keras.

"Anjir! Sakit begok!" Teriak Laras sambil mengusap pelan getokan akibat pebganiayaan Hani.

"Salah lo sendiri, nge gosip. Cepetan habisin!" Desak Hani,

"Oke, oke! Gue habisin." Ucap laras sebal.
"Buruan!" Bentak Hani, dan Laras pun memakan makananya dengan terburu buru.

Hani dan Laras sudah keluar Kantin 1 menit yang lalu, ia pun berjalan santai menuju kelas mereka dengan terdiam.

'Anjir, gue nelen makanan bukan ngunyah. Gagal diet gue... anjir,' sebal Laras dalam hati.

Laras dan Hani mengetuk pintu kelas mereka.

"Permisi Bu," ucap keduanya.

Semua pasang mata menoleh ke arah keduanya Laras meneguk ludahnya kasar tidak berani bicara, Hani bertampang datar seolah olah tidak ada dalam masalah.

Laras menyenggol Hani, karena Hani tidak sadar ekspresi saat keadaan seperti ini,

Hani sadar, ia pun menghela nafas kesal.
"Maaf Bu, kita terlambat. Bolehkah saya dan teman saya mengikuti pelajaran yang anda bimbing?" Ucap Hani, sopan.

Guru wanita itupun memandangi Hani dan Laras, dari ujung kepala sampai Kaki.

"Dari mana saja kalian, kalian ingat kalau setelah istirahat ada pelajaran saya." Ucap guru tersebut sambil bersedekap tangan.

"Ya. saya tahu, dan saya mengakui kesalahan saya dan teman saya." Ucap Hani, Laras pun tidak heran Hani bisa berbicara banyak, kalo bukan keadaan yang bertindak.

"Saya maafkan kalian. tapi maaf, saya tidak mentolerir murid yang terlambat di pelajaran saya. Dan silahkan keluar dari kelas ini, karena kalian membuang waktu saya dan teman teman kalian yang ingin belajar." Putus Guru itu, dan Laras pun menghela nafas kesal,

'Percuma, gue ngomong.' Gerutu Hani.

'Gue lebih seneng kali keluar kelas lo kali, dari pada otak gue meledak gara gara pelajaran gitu doang.' Gerutu laras.

"Terimakasih Bu, sekali lagi saya mohon maaf. Permisi." Ucap Hani, dan berbalik dengan di ikuti Laras di belakangnya.

***

Hani masih sibuk mendrible Bola  yang di tangannya menuju ring, sementara Laras asik dengan Handphone sambil tersenyum di pinggir lapangan basket, seperti orang gila.

LINE
LINE
LINE

bunyi suara Notifikasi line dari Handphone Laras berbunyi, Laras yang sedang asik dengan kegiatannya memutuskan menundanya sebentar.

Line.

Cogankusayang:
"Nces,"
"Onyet,"
"buruan ke kantin,"

Me:
"ngapain?"
"Gw lagi sibuk bang,"

Cogankusayang:
"foto kayak orang gila di pinggir lapangan, lo bilang sibuk?"

Me:
"ish!"
"Abang mah gitu, jahara ama Inces."

Cogankusayang:
"jijik gue La,"
"buruan ke kantin."
"Mau gratisan gak?"

Me:
"wah wah wah,"
"Kesambet apa lo Bang,"
"Bodo amat deh ya."
"Yang penting makan."

Cogankusayang:
"Bawel."
"Mau gak?"
"Buruan, jangan kayak orang gila gitu."
"Mau di taro mana muka gue, punya Adek bar2 kayak elu."

Me:
"Mauuuuuuu dong!"
"Ish,"
"Oc oc, Otw nih~"

Bersambung...

[] [] []

MAAF SEKALI, ENTAH MENGAPA OTAK RORO LAGI NGEBLANK, MUNGKIN KURANG ASUPAN GIZI AHIR2 INI. MAAFKEUN RORO YA,

Salam,
※Queen«Roro»※

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 19, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

WDIDW (What did I do wrong?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang