Ciuman Keempat (The Last Kiss)

19 0 0
                                    

Kata orang ada empat ciuman yang memiliki arti berbeda. Yang pertama ketika seseorang –sahabat, keluarga, kerabat atau kekasihmu, mencium keningmu itu artinya dia sangat menyayangimu. Cinta yang diberikannya tulus dan murni. Yang kedua, apabila seseorang mencium kedua kelopak matamu, artinya dia telah mengikrarkan janji tersiratnya akan selalu menjagamu, melindungimu dan orang pertama yang tidak ingin melihatmu menangis. Kemudian yang ketiga, dia mencim pipimu, itu sebagai tanda bahwa kamu adalah orang yang berarti baginya, bisa jadi kamulah sumber kebahagiaannya. Dan terakhir, ketika orang yang kamu cintai mencium bibirmu, jangan salah mengartikannya hanya sebagai nafsu, bisa saja itu adalah arti bahwa dia membutuhkanmu. Dia menginginkanmu menjadi satu-satunya orang yang akan selalu mendampinginya hidup hingga akhir. Hingga rambut memutih dan usia kian menua.

Vika meneteskan air matanya melihat pemandangan yang tersaji di depannya. Seseorang yang telah memberikan ketiga ciuman itu, kini tengah memberikan ciuman keempatnya pada orang lain, seseorang yang mungkin lebih berhak darinya.

Pandangan Vika berubah gelap saat sesuatu atau seseorang menutupi pandangannya. Tangan besar dan hangat itu melingkupi matanya, menghindarkannya dari pemandangan yang menyakitkan. "Jangan dilihat jika itu menyakitimu. Berpalinglah padaku Vika"

Vika mengenali suara itu, harum tubuhnya, bahkan suara detak jantungnya. Segera saja Vika membalikkan tubuhnya dan langsung mendekap tubuh yang berada di belakangnya. Tangisnya tumpah didada orang tersebut. "Kenapa cinta yang aku miliki harus disalahkan. Aku tahu mencintai kakak kandungku sendiri itu salah. Tapi aku tidak punya kuasa untuk menolak hadirnya cinta itu. Aku mencintainya, aku mencintai Aldi. Kakak kandungku sendiri"

Bima hanya menampilkan wajah datarnya mendengar curhatan Vika. Matanya menyorot tajam, menatap apa yang membuat Vika menangis. Di kejauhan Devi dan Aldi tampak mesra satu sama lain. Hal itu lah yang membuat Vika patah hati. Melihat orang yang dicintainya mencium orang lain, bukan, Devi bukan orang lain, tapi dia pacar Aldi. "Kamu memang harus menanggung ini semua untuk apa yang kamu rasakan sama Aldi. Dan kamu juga harus bisa memusnahkan perasaan terlarang itu Vika"

Tubuh Vika membeku mendengar perkataan kejam itu keluar dari bibir Bima. Dia langsung mengurai pelukannya, lantas menantang mata Bima yang menatap lurus kedepan. "Kak Bima" panggil Vika. "bukan kakak kan, yang tadi ngomong kaya gitu?" Tanya Vika memastikan pendengarannya.

Bima menurunkan pandangannya. Menatap mata Vika yang menatap nyalang padanya. Tersirat beberapa emosi di dalamnya. "Vika. Aku sayang sama kamu. Aku cinta sama kamu. Dan cinta yang aku miliki, bukan cinta terlarang yang harus dimusnahkan. Kamu hanya harus menyambutnya Vika"

"Kak Bima" Vika menggelengkan kepalanya, tak menyangka jawaban itulah yang meluncur dari mulut Bima. Pengakuan cintanya. Bima mencintainya. "Aku sayang sama kamu, udah kaya kakak aku sendiri Bim"

"Aku bukan kakak kamu Vika. Udah nggak ada hubungan keluarga lagi diantara kita. Apalagi hubungan darah. Hak asuh aku di batalin"

Kepala Vika menunduk mendengar itu semua. Air matanya yang sebelumnya sudah mengering, kini kembali membasahi permukaan kulitnya lagi. Hari ini Vika tau, semua orang sudah meninggalkannya. Dia sendirian sekarang. Tangan kanannya terangkat membekap tangis dari mulutnya. Kembali Vika menggelengkan kepalanya sebelum kemudian berlari meninggalkan Bima.

Bima diam saja di tempatnya. Menatap punggung Vika yang menjauh darinya. Pandangan Bima memburam oleh air mata yang merebak. "secinta itukah kamu sama Aldi, Vika. Sampai kamu nggak juga bisa melihat cinta aku."

***

"Lo ngomong apa sama Vika?" pertanyaan bernada sinis itu terlontar dari bibir Aldi untuk Bima yang berada di depannya. Keduanya saat ini tengah berada di taman belakang sekolah yang sangat sepi, juga karna ini sudah lewat jam pulang sekolah. "kenapa tadi gue lihat dia nangis?"

Four KissesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang