Part 2

871 25 2
                                    

"emang siapa sih yang kamu suka der?" tanya ku pada derian. Aku dan derian berada di sebuah taman dekat rumah –maksud ku adalah rumah palsu yang sangat kecil. Aku memberitahu ke semua teman ku termasuk derian bahwa aku tinggal disitu karna itu adalah tuntutan dari orangtua ku dan rumah itu adalah milik pembantu di rumah asli ku- sekarang dia sedang bercerita tentang gebetannya itu, aku gak tau siapa cewek itu dari dulu, karna derian pun enggan untuk memberitahu ku. Dan aku hanya bisa menahan rasa sakit ini. Yap, aku menyayangi derian lebih dari sahabat. Dalam hubangan teman perempuan dan laki itu pasti salah satunya ada yang memiliki perasaan lebih dan itu terjadi padaku. Tapi itu pasti mustahil bukan, sekarang saja dia menyukai cewek lain bukannya aku yang selalu bersamanya.

"lo kok kepo banget sih rin" jawabnya sambil merangkul bahu ku. Yang pastinya bukan sebagai pacar tapi sebagai sahabat.

"ihh aku kan sahabat kamu, masa kamu gak mau kasih tau aku sih der, entar aku ngambek loh ya" sungut ku kesal.

"oke oke gue bakal kasih tau. Lagipula secepatnya gue mau nembak dia kok. Jadi ini saat nya lo tau dan nanti lo harus bantuin gue."

"kamu mah kalo ada maunya baru di kasih tau akunya" derian hanya menampilkan watadosnya padaku.

"oke gue kasih tau."

"yaudah cepetan kasih tau."

"namanya marisa."

"gue udah suka dia sejak kelas 10 dan pastinya sebelum kenal lo juga" lanjutnya sambil menerawang ke atas langit.

"mar-marisa yang mana der? Di sekolah kita marisa banyak."

"marisa anak kelas sebelas ipa 2. Masa lo gak tau sih rin" jawabnya dengan jengkel.

DEG

"marina heyy" aku tesadar dari lamunanku.

"apa?"

"lo kenapa ngelamun" aku hanya menggelengkan kepala.

"emm der pulang sekarang yuk udah malem" ucap ku dan terlihat dia sempat bingung atas perlakuan yang terlihat sedikit diam tapi akhirnya dia mengiyakan ajakan ku.

*****

Saat ini aku berjalan ke arah rumah asli ku. Jaraknya memang terbilang lumayan jauh tapi harus bagaimana lagi aku tidak diberi kendaraan apa pun oleh orang tua ku bahkan sepeda pun tidak. Setelah sampai di rumah dan berjalan melewati ruang keluarga yang selalu membuat hati ku panas karena semua keluarga berkumpul -minus aku tentunya- sedang bercanda. Lalu langkah ku terhenti saat suara bariton mengiterupsi ku.

"darimana saja kamu. Kamu nggak tau ya ini udah malem dasar anak gak di untung. Udah baik di kasih tempat tingal masih aja ngelunjak!!" yapp itu adalah suarah papa ku.

"kamu jadi anak gak pernah bantuin orang tua. Main terus kerjaannya. Lihat saudara mu ini selalu membantu mama" tambah mama yang membuat hati selalu sakit. Apakah dia tak mempunyai hati seorang ibu?

"tapi aku...." belum sempat menjawab mama sudah memotong lebih dulu.

"alah banyak alasan kamu. Sekarang kembali ke kamar mu dan jangan beraninya kamu pulang semalam ini lagi!!" malam? Bahkan ini masih pukul 7. Dengan pasrahnya aku hanya mengangguk dan menaiki tangga menuju kamar. Dan terlihat bahwa marisa hanya diam, memang dia jarang sekali mengolokku tapi dia akan menyiksaku saat di sekolah lengkap sudah bukan penderitaanku.

Dan sekarang kenapa seperti ini?. Kenapa harus marisa kembaranku. Sudah cukup aku sengsara dengan masalah di sekolah dan di rumah. Tapi kenapa masalah hati pun ikut tersangkut. Kalau kalian tanya kenapa tak ada orang yang tau aku dan marisa kembar adalah karna aku terlihat tidak kembar dengannya tetapi kalau dilihat dari kejauhan saat berdampingan terlihat mirip. Entahlah aku tak tau kenapa seperti itu.

Aku sudah tak tau harus berbuat apalagi. Keluarga sudah tak menyayangi ku, teman? bahkan aku tak punya hanya derian saja, dan sekarang pujaan hati ku akan di renggut oleh kembaranku sendiri.

A SadnessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang