PART 2

301 16 0
                                    

"Mata yang indah, hidung yang mancung, dan bibir yang tipis. Jangan lupakan tubuh tinggi tegapnya yang dapat menarik setiap kaum hawa yang sedang melihatnya. Namanya arkan wijaya. Dia tampan dan memiliki sejuta pesona yang aku yakini tidak akan pernah habis hingga dia tua nanti."

- Athifa K -

------------------

Athifa sudah sampai disekolah. Setelah memarkirkan mobilnya dengan sangat baik, gadis itu langsung menuju kekelasnya.

Athifa berjalan dengan santainya, kadang ada yang menyapanya, bahkan sampai menggoda gadis itu. Tapi, athifa tidak pernah peduli dengan itu semua. Gadia itu sudah terbiasa dengan pagi seperti ini.

Setibanya dikelas, athifa tiba-tiba saja disambut dengan sebuket bunga. Oh ayolah, ini sudah sekian kalinya gadis itu mendapatkan sebuket bunga. Yang sampai saat ini tidak dia ketahui siapa pengirim bunga itu.

"Ara? Lu tau ga siapa yang taro bunga
D

imeja gue?"
Zahra aulia. Dia adalah teman sebangku athifa sekaligus sahabatnya dari SMP mereka berdua seakan tak bisa dipisahkan oleh apapun. Kemana athifa pergi pasti ada ara disana. Entah apa yang menguatkan mereka berdua.

Ara yang ditanya hanya menggelangkan kepalanya.
"Pas gue datang, bunganya udah ada dimeja lu fa"

Athifa mendengus kesal. Gadis itu langsung duduk tepat disamping ara yang sedang menulis. Melihat ara yang sedang menulis athifa langsung bertanya kepada ara.
"Ga ngerjain tugas lagi ra?"

Yang ditanyapun hanya menyengir.
"Heheh tau ajah. Lu mau sumbangin jawaban lu ga?"

"Yeee.. enak aja, kerjain sendiri lah"

"Yaelah pelit amat sama temen sendiri"

"Kalo ga ngerti baru tanya sama gue ra"

Athifa mengalihkan penglihatannya kearah buket bunga itu. Athifa benar-benar tidak suka diteror seperti ini. Jika lelaki itu menyukai athifa, mengapa lelaki itu tidak menyampaikannya langsung tepat didepan athifa. Apa susahnya menyatakan cinta?

Athifa mengambil bunga itu dan mengecek mungkin saja ada surat yang selipkan. Karena kemarin kemarin bunga yang dia dapatkan tidak memiliki surat sama sekali. Athifa sampai kesal dibuatnya.

Lihat!!! Kali ini, bunga yang ada diatas mejanya terselip secarik kertas berwarna tosca.

"Selamat pagi. Afa
Pagi ini, kuharap aku akan mendapatkan senyum manis yang terukir dibibir tipismu itu.
Kumohon tersenyumlah selalu.
Seandainya kau tau, senyummu adalah semangatku. Percayalah.

- B.M -"

Jujur saja, athifa terhanyut setelah membaca isi surah itu. Sangat manis. Astaga jika sudah begini athifa akan semakin bingung untuk memikirkan siapa pengirim bunga ini. Bisakah orang ini muncul dengan cepat dihadapanya.

"Kata-katanya manis banget fa. Nih cowo pasti udah demen banget sama elo. Yakin deh gue." Ucap ara setelah membaca surat yang tadinya dipegang oleh athifa.

"Percuma kalo dia suka sama gue, kalo dia ajah main sembunyi sembunyi kaya gini."

"Iya juga sih. Eh tapi, kali ajah nih cowo mau jadi cowo cowo yang sering lo baca dinovel, jadi kesannya sweet gimana gitu"

"Au ah terang"

"Eh fa, lo udah tau belum kalo hari ini bakalan ada murid baru yang masuk kelas kita, terus katanya anak barunya cowo!!!! Yalord moga ajah ganteng, biar gue ga jomblo lagi wkwkwk"
Athifa terkekeh melihat sikap zahra jika sudah membahas tentang cowo, apalagi cowo yang benar benar dia idamkan. Percayalah, pembahasannya tidak akan habis. Tapi ini yang athifa suka dari zahra, dia adalah gadis yang tidak pernah menutupi apapun kepada athifa, semuanya akan dia cerita kepada athifa. Athifa sudah dianggap saudara oleh zahra, maka dari itu zahra menekankan bahwa tidak boleh ada rahasia diantara dirinya dan juga athifa.

ATHIFA!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang