[ 5 ] Ayah dan Arkan

119 8 2
                                    

Setelah athifa berganti baju saat itu juga ayah
athifa--khairul berjalan menuju kearah ruang tamu. Khairul menatap sendu putri sematang wayangnya dan melebarkan kedua tangannya.

"sini duduk dekat ayah"
Mendengar perintah sang ayah, athifa langsung saja duduk tepat disebelah ayahnya. Tentu saja bukan dengan raut wajah yang baik baik saja. 

setelah athifa benar benar sudah duduk tepat disamping sang ayah. maka saat itu juga khairul mulai membuka pembicaraan antara dirinya dan juga arkan.

"jadi sudah sejak kapan kamu mengenal anak saya?" tanya khairul.

Bukannya kaget, arkan malah tersenyum kepada ayah gadis yang dia sukai. Arkan sudah tau, kalau pertanyaan ini akan ditanyakan langsung dari khairul.

"saya mengenal anak om sudah cukup lama. Tapi, saya tidak mengenalnya secara langsung. Saya mengenal athifa dari tempat yang sering dia datangi. Tempat latihan menembak. Kebetulan saya juga latihan disana, dan tidak disangka ternyata saya dan berteman baik dengan gilang, sepupu athifa. Dan dari gilang, saya mengetahui mulai dari apa yang athifa sukai dan athifa tidak sukai. Sebenarnya saya ingin menyapa athifa saat ditempat latihan, tapi ternyata waktunya tidak tepat, karena om keburu datang"

Khairul tercengang mendengar penuturan anak muda yang sedang dimabuk cinta ini. Ternyata masih ada anak muda seperti arkan, maksudnya yabg benar benar niat untuk mendekati seorang perempuan yang jelas jelas ayahnya adalah seorang mantan polisi.

Arkan bahkan seolah olah sudah siap untuk melamar putri satu satunya. Ckck ada ada saja kelakuan anak jaman sekarang.

"anak perempuan saya cuma satu arkan. Itu berarti, sekali kamu menyakitinya, kesempatan untuk mendekatinya kembali sudah hilang." 

Arkan tau akan hal itu, maka dari itu dia meminta izin langsung kepada orang tua athifa.

"saya mengerti om. Maka dari itu saya berani meminta izin langsung kepada om. Saya tau kalo athifa sangat berarti bagi om dan juga tante, begitupun juga dengan saya. Untuk saat ini athifa sangat berarti bagi saya"

Athifa yang sedari hanya diam dan mendengar perkataan arkan, benar benar membuatnya tertegun. Apa arkan benar benar menyukainya? Atau hanya omongan kosong belaka? Tapi, arkan tidak akan se-nekad ini jika perasaannya hanya sebuah kebohongan. Entahlah athifa bingung dengan perasaannya sendiri.

"jika kamu sudah membuat anak saya nyaman sama kamu, kamu akan saya izinkan untuk bersamanya. Tetapi jika, putri satu satu ku tidak merasa nyaman. Aku harap kau menjauhinya. Kau mengerti?"

Arkan mengangguk dengan mantap. Lalu beralih menatap gadis yang berparas... Arghh entah lah arkan bahkan tak bisa menyebutkannya. Gadis dihadapannya ini sangat amat lucu, polos, menggemaskan. Oh tuhan, jika arkan bisa memeluknya saat ini juga. Ia akan memeluknya sangat erat dan tak akan melepaskannya.

"saya berjanji akan membuat athifa nyaman setiap dia berada di dekat saya om" ucap arkan dengan mantap dan tidak lupa dengan senyumannya yang manis, tentu saja senyuman itu yang dapat memikat wanita mana saja yang melihatnya.

------

Setelah kejadian dimana arkan berkunjung dan meminta izin langsung kepada ayah athifa, arkan benra benar tidak jera untuk mendekati athifa terus menerus. Bahkan dia rela memesankan makanan sebelum gadis itu sampai dikantin. Entah apa yang sudah merasuki jiwa arkan.

"seperti biasa. Bakso kesukaan elo, sambelnya banyakin, kecapnya 10 tetes. Benerkan?  Bener dong. Arkan"

Athifa menatap heran kearah arkan yang sudah duduk tepat didepannya. Sebenarnya mengetahui kesukaannya dari mana? Jangan bilang dari sepupunya yang sudah seperti ember bocor. Tapi tidak mungkin, sepupunya saja tidak mengetahui takaran sambel dan kecap yang selalu dia tuangkan kedalam bakso kesukaannya.

"sebenernya lo tau dari mana sih semua tentang gue? Segala takaran sambel sama kecap lo tau semua. Lo sewa mata mata yaa? Ngaku lo?"

"lah anjir. Dikira gue si grey apa, pake sewa mata mata segala. Gue ngga sekaya itu lagi fa. Lo ajah yang ngga tau kalo gue suka banget merhatiin elo. Tau ngga, merhatiin elo itu hobby baru gue. Sumpah, merhatiin elo itu asik banget. Gue suka" Arkan menceritkan semuanya dengan senyuman yang merekah.

Pipi athifa memerah layaknya tomat. Astaga athifa malu karena arkan telah memerhatikan dirinya sebegitu dalamnya.

"astaga! Pipi lo merah. Lo sakit? Gue antar ke uks apa mau pulang ajah? Atau kerumah sakit ajah ya? Gue hubungin ayah lo dulu."

"aduh"

Sebelum menghubungi ayah athifa, arkan mendapatkan jitakan dari athifa.

"lo ngapa jitak gue anjir. Sakit ini. Entar gue tambah sayang, gimana?"

Lihatkan, athifa tidak bisa berada disekitar arkan dengan jangka waktu yang lama. Jantungnya tidak akan kuat. Sekarang saja, jantungnya sudah berdetak entah berapa kali lipat. Ini semua gara gara arkan.

"lo jangan deket gue deh besok besok. Bisa bisa gue jantungan. Yang tadinya gue ngga pake merah pipi kesekolah, eh tau taunya kalo deket elo pipi gue langsung merah."

Arkan terkekeh kecil. Sebegitu polosnya athifa. Ya tuhan mengapa dia terlihat lucu jika sedang kesal. Ada rasa ingin mememiliki. Gemeshhh.

"tapi arkan ngga bisa jauh jauh dari tipa. Gimana dong?"

Tipa? Panggilan macam apa itu? Ohh athifa tau. Itu semacam panggilan.... Sayang?
WHAT? SAYANG? NGGA MUNGKIN

"nama gue tuh athifa. Bukan tipa"

"arkan tau, tapi arkan mau manggil athifa pake tipa. Soalnya arkan suka"

"gue ngga mau, panggilan apaan tuh"

"itu panggilan sayang arkan ke tipa"

"ngga ada sayang sayangan"

"besok besok juga ada. Tipa yang sabar yah"

"ngeslin ih. Gue mau balik ke kelas ajah. Udah ngga mood makan. Bye maksimal!!!"

Setelah itu athifa benar benar beranjak dari tempatnya. Athifa memang sendiri kekantin karena teman temannya lebih memilih membaca buku dikelas sambil makan cemilan yang mereka bawa dari rumah masing masing. Berhubung athifa sangat ingin memakan bakso yang ada dikantin, jadilah athifa jalan sendiri kekantin. Tapi ternyata, semuanya tidak berjalan sesuai keinginan athifa. Dia malah bertemu dengan arkan yang menyebalkan itu. Athifa benar benar kesal dengan arkan. Gara gara arkan, athifa tidak jadi menyantap bakso yang begitu menggoda imannya.





Salam Arkan dan Athifa
Love.

ATHIFA!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang