tiga

2.8K 498 9
                                    

"Terus kita semua gimana?"

bip bip

suara sms masuk kedalam handphone mingyu lagi siapa lagi kalau bukan lisa lagi.

kalau udah baca tunggu apa lagi?

-lisa

dan ntah kapan papan di papan monopoly ada nama mereka masing-masing.
mau tak mau mereka harus memainnkan permainan itu. mingyu melakukan kocokan dadu pertama kali.

"beli tuh, beli"

"bisa bisanya lo di saat kaya gini tenang tenang aja bim"

setelah mingyu membeli daerah, bambam langsung merebut dadu yang ada di meja. dadu pertama dia mendapat angka dua belas dan bersyukurlah dia dadunya kali ini jatuh di angka dua dan satu artinya bambam harus maju tiga langkah dan berhenti di depan kartu kesempatan.

"gue takut jae" ucapnya.

suasana mulai tegang rasanya waktu berjalan sangat lambat. sesaat bambam sudah ingin menggambil kartu dia mengembalikannya lagi.

"anjing gue takut"

"lama anjing" akhirnya jaehyun yang menggambilkan kartunya untuk bambam.

"noh, lu di suruh bayar denda dua ratus ribu"

bambam bersyukur lega karena permintaannya bukan yang aneh.

"rose sekarang lo"

di kocokan dadu pertama dia mendapat dua belas maka di kocokan kedua dia tidak boleh mendapat angka yang sama seperti sebelumya. dalam hati rose juga mengatakan hal yang sama agar dadu kali ini tidak double. berbeda dengan salah satu dari mereka mengharapkan rose mendapat angka yang sama. dan ternyata benar kali ini rose mendapat angka dua belas yang artinya ia double.

maka rose harus masuk ke penjara.

"gue gak akan kenapa-napa kan?"

mereka hanya bisa saling pandang satu sama lain, gak ada yang berubah dari rose begitu juga sama keadaan ruangan itu. cuman yang bikin aneh, kaya ada aura gelap di belakang rose. mereka ngelanjutin permainan itu dengan normal, rose yang masuk penjara udah bisa ikut main di ronde selanjutnya. sejauh ini belum ada yang berhenti di kotak tax dan pemenang permainan di menangkan oleh bambam.

bambam yang menang langsung mendapatkan ucapan selamat dari pesan yang baru saja masuk.

"selamat doang kasih hadiah gitu" grutunya saat melihat pesan yang ia terima.

"gak bersyukur" bisik seseorang

"ANJING" kaget, dan merinding itu yang sekarang juan rasakan, suara tadi benar-benar halus namun sangat terasa di kuping juan.

"nape lu" tanya mingyu.

"ada yang bisikin gue, bilang gue gak bersyukur"

tek

lampu ruangan mati, tanpa adanya penerangan saraf sensorik mereka jadi jauh lebih sensitif. jaehyun yang ingin menyalakan fitur senter di hp, mendadak hpnya tidak bisa ia nyalakan begitu juga lain.

"rose lu gak papa?" tanya jaehyun, ia lebih khawatir dengan rose karena dia satu-satunya perempuan yang berada di situ. tapi ia tidak mendapat jawaban apapun dari rose

"rose kenapa diem aja?" kata mingyu yang duduk disebelahnya jadi sedikit takut karena rose belum juga menjawab pertanyaan temannya.

"eh ming pegang tanggannya coba" saran bambam.

mingyu meraba tempat duduk disebelahnya, perasaannya tak karuan takut jika yang duduk disebelahnya bukan rose. mingyu berhasil menemukan tangan milik rose, namun ia merasa tangannya sangat dingin untuk manusia yang masih hidup dan rasanya rose tidak memiliki banyak keriputan di tangan seperti ini pikir mingyu.

"nih ya kan kita di perpus duduk juga udah deket banget sama pintu"

"lari ke pintu ya, gue itung nih"

"satu"

"du-"

"mau kemana ming?" barulah kali ini rose mengeluarkan suara. dari suarapun mereka juga tau kalau ada yang salah dengan rose, suaranya jadi jauh lebih berat dan terdengar menyeramkan.

"ih kok rose suarnya gitu, kenapa? haus?" tanya bambam

grep

barulah mingyu merasakan sebuah tangan yang tadi ia pegang kini berbalik mencengkram tanggannnya. keringat dingin. rasanya ingin cepat-cepat kabur.

"TIGA, ANYING CEPET KE PINTUUU"

"ASTAGA LEPAS HANYING ROSEE" teriak mingyu panik ia ingin lari tapi tanggannya masih tertahan, ia sekuat tenaga melepaskan cengkraman tanggan tersebut.

"woi mingyu cepet" teriak jeffery yang seperti sudah ada diluar perpustakaan.

tak lama ia berhasil melepas genggaman tangan rose dan berlari sekencang mungkin keluar dari perpustakaan, ia mendengar suara teriakan dari belakang ia percaya itu teriakan dari rose, ketika mingyu sudah menjauh dari meja mereka duduk.

nafasnya sedikit habis setelah berlari menuju pintu perpus yang rasanya sangat jauh, saat ia menengok kebelakang melihat perpus semuanya tampak normal. tidak ada mati lampu dan juga tidak ada rose

"rose gimana?"

"gimana apanya, mending obatin dulu tangan lo ming"

iya benar saja tangan ming terdapat memar dan sedikit luka goresan di pergelangann tangannya.
































hai?
hampir dua tahun?
abis ini ngilang lagi kok, hehe
aku sangat berterima kasih sama yang
masih mau baca
see u👀


MONOPOLY | 97 LineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang