kak | guanlin, soyeon ✔

xv. caranya gimana?

seharian ini soyeon sama pinky mondar-mandir entah mau nyari apa. paginya ke perpustakaan daerah, terus balik ke kampus, terus makan, terus ini terus itu.

dan selama itu juga, guanlin ngintilin mereka berdua dari belakang. soyeon sih gak sadar, tapi pinky yang sadar.

maka dari itu sekarang pinky nemuin guanlin.

"lo ngintilin kayak gini emang gue gak tau?" gas pinky langsung.

"ketauan ya? hehehehe." seperti biasa  guanlin malah ketawa-ketawa. "apa gua ganti mobil aja ya? tukeran sama bokap gua?"

"mending lo selesein urusan dulu deh sama soyeon," usul pinky kesel.

guanlin menarik napas. "nyeleseinnya aja gimana, orang dia gak inget apa-apa."

"oh iya." pinky jadi ngerasa bersalah sendiri.

guanlin yang tadinya nunduk, reflek ngedongak saat ngeliat soyeon nyamperin mereka.

"pink, ngapain di sini? katanya mau ke toilet?" tanya soyeon sebelum akhirnya sadar akan keberadaan guanlin. "loh, gulalin ya?"

"guanlin, kak," koreksi guanlin sambil senyum-senyum pait.

soyeon menepuk jidatnya sendiri. "eh, iya. maaf, ya."

"lin, gue cabut ya," pamit pinky terus nadanya berubah pelan. "ketauan ngintilin lagi gue tampol lo."

setelah dadah-dadahan, soyeon sama pinky akhirnya pergi. senyum guanlin langsung luntur lagi.

setelah mobil pinky melesat pergi, guanlin baru kepikiran sebuah ide. akhirnya ia lari ke mobilnya dan pergi ke sebuah tempat.

÷÷÷

guanlin duduk sambil sesekali mainin kunci mobilnya atau sekedar buka notif instagram yang membludak itu.

"guanlin syareza," panggil sang resepsionis. saat guanlin berdiri, resepsionis itu senyum. "silahkan masuk."

guanlin akhirnya masuk ke dalam sebuah ruangan bercat putih dan banyak obat-obatan di rak belakangnya.

"ada keluhan apa?" tanya pria berjas putih dan berkacamata di depannya.

"ini dok." guanlin mencoba nyari kata yang pas biar gak terkesan aneh.

  
   
    
   
    
    
   
    
guanlin menegakkan badannya. "kalo mau ngembaliin memori orang yang hilang ingatan bisa gak, dok? kalo bisa caranya gimana, ya?"

÷÷÷