....but i can't

10 3 0
                                    

"Lyyynnnn..... "

Aku terbangun saat mendengar suara seseorang yang tidak asing di telingaku. Aku langsung beranjak dan melihat ke arah luar rumah melalui jendela kamarku. Ya, rumah yang di belikan orang tua ku saat aku memutuskan untuk tinggal di kota ini sendirian.

"Lyyynnnnn...  Oy kebo, bangun lo"

Teriakan itu membuatku sadar dari lamunan. Terlihat diluar seorang cewek berparas cantik dengan perawakan tinggi berbalut blush pink dan jeans serta rambut yang terurai. Manis.

"Astaga...  Aku lupa" teriakku.

Aku terkejut lalu berlarian kebawah tidak peduli dengan selimut bergambar kumamon yang menggantung di bahuku serta rambut berhamburan. Mirip singa. Membuka pintu lalu berlari ke arah pagar tanpa memakai apapun dan membukakannya untuk seorang cewek yang sangat ingin ku temui.

"Lyynn... Please deh, lo tuh selalu aja ngeselin. Tega banget lo bikin gue harus nungguin lo bangun selama setengah jam di bawah sinar matahari yang menyengat kulit" omel cewek itu menyilangkan tangannya dengan bibir di majukan. Cemberut.

Aku menyeringai. Mengeratkan selimut lalu mempersilahkannya masuk bak putri raja lalu tertawa renyah.

"lebay lo fry, dulu lo juga sering bikin gue kayak patung cuman buat nungguin lo berebut pakaian, tas, kosmetik diskonan" Cemberutku.

"Yeee bales dendam ae lo bisanya. Masuk yuk, panas nih" ajak fry sambil mengipas - ngipaskan tangannya.

"Silahkan masuk tuan putriku tersayang, saya ingin menutup pagar ini terlebih dahulu"

"Sialan lo, eh bagus sih jarang jarang lo manggil gue putri hahahaha"

"Dih, ya udah masuk sana. Gue mau nutup nih pagar dulu"

Fry berlarian menuju pintu lalu masuk begitu saja layaknya rumah sendiri. Kebiasaan yang tidak pernah berubah darinya sejak kami berdua berteman. Entah kenapa di hari yang sangat panas ini aku merasa sangat senang. Mungkin karena akhirnya aku bisa bertemu dengan sahabatku sejak kecil setelah kami berpisah selama 3 tahun.

Setelah menutup pagar aku langsung masuk ke dalam rumah sambil tersenyum - senyum. Menutup pintu lalu melewati fry yang sedang menyalakan tv entah bagaimana dia bisa menemukan remote tv yang hilang sejak kemaren pagi. Menuju kedapur lalu mengambil 2 kaleng kopi dingin dan membawanya ke ruang tv.

"Lyn, gue kangen banget sama lo. Lo tuh jahat ninggalin gue sendirian tanpa kabar apa - apa" cemberut fry.

"Gue juga kangen sama lo, maaf. Gue gak bermaksud mau ninggalin lo, tapi lo tau kan sejak kejadian itu gue jadi ngerasa harus menjauh dari tempat itu" entah sejak kapan aku sudah tertunduk. Sedih.

"Cup cup cup, lyn ku sayang jangan sedih dong. Seharusnya lo bahagia karena sekarang gue ada disini" Senyum terukir di wajah ceria fry. Dia langsung memelukku erat. Pelukan yang sangat aku rindukan sejak bertahun - tahun yang lalu.

"Eh bentar, fry lo gemukan ya? Kok beda kek dulu perasaan"

"Hah? Gue gemukan? Beneran? Lo yakin"

"Hahaha, gue bercanda kok. Dih gitu doang di anggep serius, fry ku sayang lo gak berubah yeh dari dulu. Haha"

"Huh, lo juga gak berubah. Selalu bikin gue sama ray kesel"

Ray. Mendengar nama itu entah kenapa aku merasa sangat sedih. Nama yang tidak pernah lagi aku dengar dari siapapun namun selalu terngiang dipikiranku. Nama yang sangat ingin ku lupakan namun seberapa kuat pun aku melupakannya, takkan bisa. Nama yang sudah membuat sebagian momen di hidupku penuh kebahagian, tawa dan canda. Namun nama itu juga yang membuatku remuk redam seakan tidak ada artinya untukku berada di dunia. Nama yang sangat berarti di kehidupanku.

"L - lynn.. M - m - maaf gue gak bermaksud ngebikin lo sedih kayak gini. Maafin gue" fry memelukku erat.

"Gak apa - apa kok, oh iya diminum dong minumannya" kataku mencoba tersenyum riang.

"Lyn, maaf gue gak bermaksud apa - apa. Tapi gue penasaran sama satu hal. Lo masih inget Ray?"

Sebelah alis ku terangkat menatapnya heran sambil meneguk kopi dingin sedikit demi sedikit.

"Eh, gue bego ya ngapain coba gue nanyain itu hehe. Emmm yang bikin gue penasaran tuh satu hal, hal yang membuat lo bisa drop dan terkurung dalam kesedihan selama beberapa tahun ini"

Fry terhenti, aku semakin heran. Hal apa yang membuatnya penasaran?

"Alasan kenapa lo sampai bisa seperti itu? yang udah ngebuat gue khawatir parah sampai rela hujan - hujanan buat nyariin lo"

"Alasan? Maksud lo?"

"Tentang Ray, seberapa berharganya dia sampai bikin lo gak mau keluar rumah selama seminggu dan seberapa berartinya dia di hidup lo sampai lo menghilang begitu aja dari rumah lo?"

Mendengar pertanyaan itu entah kenapa aku langsung tersenyum. Tentang ray? Ray berharga? Ray berarti? Pertanyaan itu juga yang selalu mengganggu pikiranku. Pertanyaan yang membuat ku tidak bisa tidur tenang setiap malam.

"Emm...  Satu kata, SEGALANYA"

LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang