Chapter 2

18 1 0
                                    

" Kajja! "
Tangan namja itu mulai di tadahkan. Yeoja yang terdiam sedari tadi mengangkatkan wajahnya. Ia pasti masih merasa kaget karena apa yang Jungkook lakukan tadi padanya.

Kedua kaki sepasang kekasih itu melangkah bersamaan. Kanan kiri kanan kiri, sampai langkah yeoja itu berhenti tiba tiba.

" Jihyo-ya, wae? " tanyanya pada kekasihnya yang berhenti melangkah, melepaskan tangannya yang tadi mereka kaitkan.

Yeoja itu menghela nafas kencang. Menatap kedua mata kekasihnya yang juga menatapnya kebingungan.
" Ya!! Jungkook-ah, apa yang kau.. Ya!! Aish jinjja. " Jihyo menghela nafas lagi.

" Mengapa kau menciumku, heoh? "

" Argh "
Jungkook merasakan kesakitan karena Jihyo menendang betis miliknya itu.
Yeoja itu berjalan meminggalkan Jungkook dengan ekspresi marah sekaligus malu, sesekali ia melihat ke belakang. Ya, tempat Jungkook berada.

" Ya, Jihyo-ya, awas kau! "

Ucap namja itu sembari memegang betisnya yang kesakitan. Benar benar sakit.

**

[Jihyo POV]

" Kenapa belum juga menghubungiku "

Sesekali aku melihat ponselku yang juga belum ada tanda tanda ia menghubungiku.
Aku terus melihat jam yang terpaku didinding kamarku juga ponselku. Kini jam sudah menunjukkan pukul 10 Malam KST .

Aku mulai merasakan kantuk. Mulutku sudah berkali kali menguap. Namun aku tetap duduk di depan lemariku ini.

Ya! Kenapa kau belum menghubungiku sampai sekarang, heoh? 

[DELETE]

Jeon Jungkook. Apa kau tahu aku mengkhawatirkanmu.

[DELETE]

Drtt.. drtt

" Yeoboseo? Jungkook-ah "

" Ya, kau ini. Aku Yeri. "

" Eoh, mian. Aku kira Jungkook, arghhhhh. Yeri-ya, Jungkook belum juga menghubungiku. "

" ... "

Ya, Yeri. Ahn Yeri. Ia adalah sahabatku, orang yang sangat aku percaya. Aku selalu saja menceritakan apa yang aku rasakan padanya. Namun, tidak sebaliknya. Meski pun kami berteman sejak kecil, ia sangat tertutup.

[Jihyo POV End]

하루만 너와 내가 함께할 수 있다면
하루만 너와 내가 손잡을 수 있다면
하루만 너와 내가 함께할 수 있다면

하루만 너와 내가 함께할 수 있다면
하루만 너와 내가 손잡을 수 있다면
하루만 너와 내가 함께할 수 있다면

하루만 너와 내가 함께할 수 있다면
하루만 너와 내가 손잡을 수 있다면
하루만 너와 내가 함께할 수 있다면

하루만 너와 내가 함께할 수 있다면
하루만 너와 내가 손잡을 수 있다면
하루만 너와 내가 함께할 수 있다면

" Ya, Jihyo-ya. Kau hanya menulis itu sedari tadi? "

" Eoh, ahahaha. Mengapa aku menulis lirik lagu yang di buat Jungkook padaku saat ia menembakku? Mian Yeri-ah " ucapnya malu dengan tawa tidak lucu.

" Sesayang itukah kau padanya? "

" Mungkin. Entahlah. Perasaan benci ku sudah digantikan oleh rasa cinta. Mian "

" Sudahlah! " Yeri berjalan keluar kelas setelah bolpoin yang sedari tadi ia gunakan untuk menulis puisi ia genggam dan melemparkannya.

" Ya? Wae geurae? Yeri-ya? Ada apa dengannya? "

[Jungkook POV]

Apa aku baik baik saja? Aku merasa seperti separuh jiwaku hilang. Aku sangat takut saat ini. Aku tak ingin semua nya hilang. Ayah lalu Ibu. Wanita yang selama ini aku cintai, dengan perlahan aku menyakiti perasaan mereka semua hingga mereka meninggalkanku.

Drrtt...

'From : Park JiHyo

Apa kau sudah makan siang? Aku makan sendiri saat ini. Yeri pergi tanpa berkata apapun padaku.

13.15 PM via Messages

Kemana Yeri?

13.16 PM via Messages


Akhirnya kau membalas pesanku. Entahlah Yeri kemana. Huftt temani aku sini Kookie. Aku merindukanmu.

13.17 PM via Messages

Ya? Jungkook-ah? Apakau marah padaku aku menendang mu kemarin?

13.20 PM via Messages

Kaki panjangnya berjalan mengikuti arah jalan taman sekolah. Berjalan terus, hingga sampai dimana kekasihnya berada. Ia terhenti.

" Apa kau lapar? Ini sandwich kesukaanmu! Makanlah sebelum aku yang habiskan! " tangannya menyodorkan sandwich itu.

" Jungkook? "

" Wae? Makanlah. Aku akan menemanimu! "

" Gomawo "

" Ya? Apa enak? "

" Ya. Karna kau yang memberikan ini padaku. Gomawo "

" Aku merindukamu "

Yeri hanya bisa terdiam saat mantan kekasihnya mengatakan itu padanya. Tanpa disadari bendungan cairan bening terbendung di matanya.

" Ahn Yeri? Apa kau merasakan hal yang sama? Apa aku boleh bercerita padamu sembari menunggu bel berbunyi? "

" Tentu saja. Katakanlah, aku siap jadi pendengar yang baik! " jawabnya. Cairan bening itu menetes tepat jatuh diatas sandwich yang sedang ia santap.

" Ibuku.. "

" Aku tahu! " potong Yeri saat baru saja Jungkook yang di sebelahnya mulai berbicara soal hal yang ingin ia bicarakan. Jungkook hanya melirik ke arah wajah Yeri disampingnya.

" Aku disana bersama saudaramu saat ibumu menghembuskan nafas untuk terakhir kalinya. Hatiku hancur! " lanjut Yeri, menghembuskan nafas sebagai tanda pemberhentian.

" Mengapa kau tidak menemuiku? " tanya Jungkook yang pandangannya pada tempat yang sama.

" Apa kau berharap aku menemuimu? "

" Ya? Yeri-ah. Bahkan aku tidak tahu kau ada disana saat itu. " jawab Jungkook tanda penjelasan.

" Baiklah. Aku terlalu takut bertemu denganmu. Aku takut aku akan semakin sulit melupakanmu. Ditambah lagi JiHyo setiap harinya hanya membicarakan tentang dirimu. Kau tahu? Aku sangat tertekan dengan itu. "

" Mian, Yeri-ah. Apa Jihyo tahu kau pernah menjadi milikku? " tanya Jungkook memegang tangan sebelah kiri milik yeoja disampingnya itu.

" Apa aku harus memberitahunya? Mulai dari waktu ketika aku dekat denganmu dan akhirnya kau dekat dengannya lalu melupakanku? "

" Aku tidak bermaksud meninggalkanmu. Hanya saja aku tertarik padanya waktu itu. Aku sangat menyesal. Mianhae~ "

" Sudahlah, Jungkook. Aku ingin kembali ke kelas. Terima kasih untuk sandwich nya. "
Yeri hanya tersenyum dan pergi meninggalkan Jungkook di taman belakang sekolah.

" Yeri-ah? Ahn Yeri? Mianhae " teriak Jungkook.

To be continue

RAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang