1. Awal Baru

93.1K 5.2K 262
                                    

1.

Awal Baru

.
.
.


"Mana kaos kakiku?" Rega bertanya tak sabaran. Sementara tangannya terus sibuk merapikan hasil sisiran rambutnya yang terlihat begitu klimis.

"Dicuci, kan." Meta yang sedang berdiri tepat di depan meja rias, sempat menghentikan kegiatannya untuk memulas bibirnya menggunakan MAC Kinda Sexy andalannya hanya demi meladeni sesi beribet-ribet ria ala suaminya pada pagi ini.

"Siapa yang nyuruh nyuci?" Kali ini suara bertanya Rega terdengar berlipat ganda tajamnya. Bahkan kini, mata kelamnya telah berpindah haluan guna dapat memicing ke arah Meta.

Mendecakan mulutnya keras, Meta sudah resmi kehilangan konsentrasinya untuk mempercantik diri. Wanita yang hampir genap satu tahun menikah itu pun lantas berbalik badan serta membalas tatapan Rega dengan berani.

"Lah, semalam itu bukannya kamu sendiri yang ngelempar kaos kakimu ke mesin cuci? Reg, kayaknya kamu emang harus bikin janji deh buat ketemu sama Zio dan ngelakuin tes kesehatan. Jangan-jangan nih yah, kamu tuh kena alzheimer. Dikit-dikit lupa. Heran deh."

"Kamu ... nyumpahin?" gertak Rega kentara sekali tersinggungnya.

Namun, bukan Meta namanya bila wanita itu tak mampu mengelak selicin belut dalam menghadapi suaminya tersebut.

Maka, dengan suara setenang angin malam, Meta pun berujar, "Nggaklah. Mana berani dong ntar aku kuwalat lagi."

"Tsk! Baguslah kalau kamu inget kata-kata Bunda bahwa istri itu nggak boleh membantah suami apalagi sampe berani ngehina. Azabnya berat," ucap Rega bersama nada jemawa yang kental.

Menghela napas samar. Seandainya memungkinkan ingin rasanya Meta mengusap area dadanya yang sering panas gara-gara harus menjadi saksi dari polah seorang Norega yang begitu menyebalkan. Hanya saja, wanita itu sadar betul bahwa keinginannya tersebut mungkin malah bakal memperpanjang babak perdebatan mereka.

Oleh sebab itu, sambil meraih flat shoes-nya dari atas rak Meta memilih untuk berkata dengan nada rendah, "Lagian kaos kaki kamu tuh selemari loh. Ngapain sih pake yang motifnya mirip kue onde-onde itu mulu?"

"Kue onde-onde?" Rega yang agaknya salah menyimpulkan komentar dari istrinya itu pun kembali mengegas nada bicaranya.

"Sekilas info yah, yang kamu sebut kue onde-onde itu namanya lokalitas. Dan produk yang tadi kamu komentarin itu adalah produk yang dua bulan lalu paling banyak menarik minat buyer di Fashion Week Hong Kong."

Memutar bola matanya bosan. Dalam hati Meta berkali-kali mendumel.

Apa pun topik obrolan mereka, apa pun yang keduanya ributkan ujung-ujungnya seorang Norega Altriano Prakosatama bakal selalu memiliki celah untuk mampu pamer.

Menggigit pelan permukaan bibirnya, Meta yang memilih untuk segera menutup kegiatan adu silat lidahnya bersama Norega pun menggerakan kakinya sigap menuju kamar mandi.

Baru saja tangan wanita tersebut berhasil menggenggam handle pintunya. Rega lagi-lagi datang untuk mengusik segala niatannya.

"Mau kemana?" Norega bertanya cepat.

"Buang air. Mau ikut?" tanggap Meta malas.

"Apaan? Pakelah sana toilet yang di bawah!"

"Yah?"

"Aku jamin, aku udah jauh lebih kebelet dari kamu. So, aku mau gunakan yang ini. Kamu ke bawah!"

"Astagaaaa! Kamu, kan cowok, Reg. Kamulah yang usaha. Relain toilet ini buat kupake kek," gerutu Meta tak habis pikir dengan sikap mau menang sendiri yang setia dianut oleh suaminya tersebut.

[3] Bukan Pra Nikah ( Sudah Dibukukan )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang