014

10.4K 533 104
                                    

Sekali lagi, mohon baca perlahan biar berasa:') ini pendek loh.

Gardi tidak tahu jika membunuh seseorang berdampak besar pada dirinya, dan juga orang lain.

Yang dia tahu hanya kesenangan yang ia dapatkan.

Hanya itu.

Namun saat ini, Tika berdiri di hadapannya sambil mengeluarkan air mata dan melihat sang ayah tergeletak lemah dengan luka tusukan di perutnya.

Badannya gemetaran saat menatap lurus ke bola mata Gardi. Gardi terpaku.

"Berhenti."

Langkah kakinya yang ingin mendekati Tika segera terhenti mendengar suara gemetar Tika yang sedingin es.

Gardi menjatuhkan pisau yang telah ia gunakan untuk menusuk Kafka, ayah Tika. Tangannya ikut gemetaran tanpa alasan yang jelas.

"Lo apain ayah gue?" Gardi terdiam. Tengkuknya memanas seiring dengan perkataan yang keluar dari mulut Tika.

"Lo apain bokap gue, hah!?" Gardi membuka mulut namun tenggorokannya tercekat. Mulutnya tidak bisa mengeluarkan sepatah katapun.

Otaknya masih mengulang-ulang satu hal yang membuatnya terpukul.

Orang yang baru saja ingin ia siksa adalah ayah Tika.

Gardi mmeberanikan menatap Tika yang saat ini ternyata menatapnya dengan tatapan benci. Hatinya mencelos. Tidak menduga bahwa orang yang sangat ingin ia lindungi-lah yang menatapnya dengan tatapan itu.

Tatapan yang mengatakan seolah-olah dirinya adalah sampah yang merusak pemandangan.

Gardi selalu sadar perbuatannya salah.

Dia tidak pernah memikirkan hal ini sebelumnya, tapi saat melihat Tika yang menatapnya dengan wajah seperti itu. Gardi sadar bahwa kenyataannya dirinya sendiri adalah sebuah kesalahan karena telah terlahir ke dunia.

*****

Flashback on~

Tika merasa aneh dalam situasi ini. Dia memang sering ke kantor ayahnya, tapi dia tidak pernah mengalami situasi yang seperti ini.

Kakanya menghilang entah kemana, dan dia disuruh pulang oleh ayahnya.

Sedih rasanya. Jadi kangen Gardi.

Detektif Alva yang harusnya menangani kasus ini malah berjalan di sampingnya sambil menghisap rokok, menemaninya. Tika kasihan pada ayahnya yang harus memiliki sahabat seperti ini.

"Om Alva ngapain disini?" Tika bertanya.

"Temenin kamulah," Jawabnya lalu menghembuskan asap rokoknya.

Tika akhirnya diam. Dan sepanjang perjalanan itu diisi oleh keheningan.

Sampai di mobil ayahnya, Tika akhirnya berpamitan. Ayahnya menyuruhnya pulang duluan biar kakaknya disini saja. Tika tidak mengerti kenapa. Tapi dia menurut saja.

Sebelum masuk, Alva pun angkat bicara. "Kamu pasti bingung, kan kenapa om disini?" 

"Kamu tahu Tika, kakak kamu itu harusnya jadi detektif aja biar keren. Tapi dia lebih suka jadi dokter padahal gak ada bakat-bakatnya sama sekali." Om Alva menghela nafas.

"Anggap aja kasus ini nih kaya puzzle. Nah, kakak kamu punya kepingan yang gak bisa om temuin. Itulah kenapa ayah kamu malah nyuruh om nemenin kamu daripada ngikut dia." Om Alva mengakhiri.

Tika mengangguk mengerti. Kakanya memang dokter amatir. Dia operasi orang, mungkin orang itu langsung mati di tempat. Beda kasusnya kalau dia jadi detektif.

"Lagipula, om udah punya bayangan siapa yang jadi tamu kita." Om Alva kali ini tersenyum sombong.

"Mungkin, kamu kenal." ucapan Om Alva seketika membuat Tika tertarik.

"Siapa?"

"Om lupa namanya." Om Alva tertawa. Tika memasang wajah datar.

"Yaudah, Om. Aku pulang ya. Jagain ayah ya, Om." Tika berpesan.

"Oke."

Tika masuk kemudian menutup pintu mobil. Dia memutar mobil. Saat melewati Om Alva, tiba-tiba Om Alva melakukan gerakan-gerakan aneh. Lalu bibirnya mengucap sesuatu yang tidak ia mengerti.

Tika tidak peduli, dia pun melanjutkan perjalanannya. Lalu tiba-tiba di tengah perjalanan Tika menghentikan mobilnya mendadak. Tika mencengkram erat kemudi.

Ia memang tidak bisa mendengar ucapan Om Alva sebelumnya. Tapi ia bisa menebak gerakan bibirnya.

Dan sesuatu yang disebutkan Om Alva di kalimat terakhir adalah,

"Malik Regardi."

Tika sesegera mungkin bermanuver. Membalikkan arah kembali menuju kantor ayahnya.

Tika sadar bahwa mungkin itu hanya imajinasinya.

Tapi jika itu memang kenyataanya...

Tika tidak akan memaafkan Gardi jika dia berani menyakiti anggota keluarganya.

*****

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 25, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Boyfriend is PsycopathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang