SAJAK-36 : Mencintaimu, Sebuah Sakit

6.8K 244 4
                                    

Kamu tak perlu tahu seberapa besar rasa cintaku. Kamu pun tak perlu tahu seberapa kuat usahaku untuk terus kuat menahan rindu. Kamu juga tak perlu tahu betapa hiperbolanya aku, padahal semua ini hanya berawal dari sebuah tatap---yang aku sendiri pun tak tahu apa artinya.

Anggap aku berlebihan. Anggap aku berlebih percaya diri. Anggap aku apapun yang ingin kamu anggap. Karena sekalipun aku tak perduli. Karena ... sampai sekarang ... aku masih berharap banyak darimu. Tak peduli seberapa besar acuhmu pada orang bodoh sepertiku.

Aku sadar, ini sudah tidak wajar. Kamu permainkan hatiku seperti sebuah boneka. Dengan lembut kamu belai, lalu perlahan kamu tinggalkan kala bosan melingkupi kamu. Dan dengan sabar, aku mununggu kamu untuk memainkan aku lagi. Benar-benar bodoh, kan? Bahkah aku gila!

Aku terus berharap, meski kepastian itu nihil adanya. Aku mau terus berjuang dalam harap, meski kepastian itu hanya secercah terang. Aku terus berharap, meski kepastian itu sendiri tak mau harap itu ada.

Tinggalkan aku dengan kepastian. Pamitlah sebelum kamu pergi. Bukan seperti pencuri yang datang-perginya tak aku ketahui. Tak ku harap kamu dapat memastikan harapku. Sekarang harapku hanya satu, pergilah. Karena, semakin ku genggam dengan kuat harapan yang kamu berikan, hanya hampa kutemui.

Dan ... disini ... di relung rindu dan rasa cinta tak berlogika, ku berjuang ... berjuang melupakan kamu. Bukan karena aku tak cinta lagi. Hanya saja ... berhenti menyiksa diriku dengan semua rasa sakit yang aku sendiri tak mampu menanggungnya lebih lama lagi.

Disini ... aku masih mencintaimu. Masih mencintaimu dengan cinta yang sama. Cinta yang sama kala dua bola mata indah itu menatapku.

SAJAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang