Part. 4

727 88 18
                                    

"Apakah heart kamu not father father?" tanya Fidel sambil menatap Clo yang sedang bersandar pada dinding lorong sekolah yang terlihat sepi itu.

"Ngomong yang jelas bego" ucap Agnes sambil menjitak kepala Fidel. Fidel hanya bisa meringis kesakitan sambil mengusap kepala nya yang terkena jitakan Agnes.

Clo terkekeh pelan. "Gue gapapa" ucap Clo sambil mendongakkan kepalanya dan berusaha untuk tidak mengedipkan mata. Air mata itu sudah berkumpul di pelupuk mata Cloudya. Jika ia mengedipkan mata sekali saja, air mata itu sudah jatuh membasahi kulit pipi Clo yang lembut itu. Tetapi semuanya terlambat. Bahkan sebelum ia mengedipkan mata, air mata itu sudah jatuh secara lancar akibat terlalu banyak air yang berdesakan keluar dari mata indah Cloudya.

"Gue gapapa" ucap Clo. "Iya.. g-gue yakin gue gapapa" lanjut Clo dengan nada bergetar menahan isak tangisnya agar tidak pecah saat ini juga. Ia selalu mencoba meyakinkan dirinya sendiri bahwa ia baik-baik saja. Sedalam apapun June melukainya, sejauh apapun June menyakitinya, ia tetap akan baik-baik saja.

Clo, hati manusia tidak bisa setegar apa yang kau fikirkan. Mungkin kau lihat mereka yang diluar sana baik-baik saja. Dan kau juga ingin seperti mereka. Terlihat baik-baik saja. Tetapi kau tak tau apa dan bagaimana hati mereka sebenarnya.

Fidel menghapus air mata yang tumpah dari mata indah sahabat nya itu. "Ada gue. Ada Sila. Ada Agnes. Ada orang tua lo, kak Biay, kak Jay, Chan, kak Bobby, kak Yohan, dan yang terpenting ada Tuhan, Clo. Semua bakal tetep baik-baik aja. Cuma kita yang gatau waktunya itu kapan"

"Lo boleh sedih hari ini. Gue ijinin lo nangis sampe mata lo bengkak atau sampe kamar lo banjir. Kalo perlu rumah lo kerendem juga gapapa. Tapi khusus buat hari ini dan nanti malem! Sekarang lo harus kuat. Besok lo harus biasa aja kaya ga ada apa-apa. Lo harus balik kaya semula. Kita gamau tau" ucap Agnes menambahkan.

"Sekarang lo cuci muka lo trus kita masuk kelas. 10 menit lagi udah bel masuk pelajaran. Gimana kalau pulang sekolah nanti kita jalan ke Mall? Kita kan udah lama tuh ga jalan bareng. Ntar pulang kerumah gue aja pake baju ganti gue. Gimana?" ucap Sila mengusulkan sebuah ide.

"Call" ucap Agnes, Fidel, dan Clo bersamaan.

------

Sore ini, sesuai pada rencana semula. Clo langsung mengajak ke-tiga sahabatnya menuju mobil Sila dan pulang kerumah Sila. Ia menghindari June, memang benar. Hati dia masih belum merasa kuat untuk melihat seorang June Azka Aldric. Walaupun ia juga tak tau, June sedang menunggunya atau tidak. Dan untuk saat ini, Clo sedang tak ingin memikirkan hal tersebut.

Setelah Clo mengirim pesan kepada Mama nya bahwa ia pulang terlambat, ia langsung mematikan ponsel nya. Ia ingin bersenang-senang dengan ke-tiga sahabatnya ini. Tanpa ada penggangu. Toh, Mama nya juga sudah mengijinkan.

Jika kalian mengira Agnes, Clo, Sila, ataupun Fidel pergi ke Mall untuk shopping-shopping seperti wanita lainnya, kalian salah. Mereka akan lebih memilih ke FoodPark dan membeli banyak makanan yang disediakan disana. Sesekali mereka menggoda beberapa orang laki-laki yang sedang berkumpul juga.

"Mas..." "Cieee gue ngomong mas aja langsung nengok"
"Abang, kok berduaan aja. Gamau adek temenin?"
"Widiihh cogan lewat bosQ"
"Eh cakep tuh. Leh ugha buat masa depan"

Seperti itu ocehan dari mereka berempat. Mungkin sebagian orang akan menganggap mereka gila. Tetapi berbeda dengan para laki-laki jomblo disana. Sebagian dari mereka baper dengan kelakuan para perempuan gila ini. Terbukti dengan beberapa laki-laki tadi terlihat blushing saat mendengar perkataan dari mereka. Urat malu mereka seakan sudah putus. "Untung cantik" jika boleh menerka-nerka, mungkin seperti itu isi hati para lelaki jomblo itu. Dan itu semua diakhiri dengan kekehan oleh mereka berempat.

Ending Scene | KOO JUNHOE✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang