Part. 3

713 99 27
                                    

Mereka bedua saling terdiam. Rose dan June. Mereka sedang duduk di taman sekolah karena disitu tempat yang sepi. Karena kebanyakan siswa/i akan berada di kantin pada jam kosong seperti ini.

"Jun.." lirih Rose.

"Hm?" gumam June sekenanya sambil menatap Rose dari samping.

"Maaf" ucap Rose.

"Untuk?"

"Untuk waktu itu" lirih Rose sambil menundukkan kepalanya. Menggigit bibir bawahnya. Menahan isak tangisnya.

"Iya. Kamu salah. Kamu punya salah sama aku. Kamu ninggalin gitu aja. Padahal hubungan kita udah 3 tahun" lirih June menatap kedepan sambil menerawang ke masa itu.

"Maaf Jun. Aku gapamit karena aku juga gabisa liat kamu- Aku gabisa liat kamu sedih" Rose mendongakkan kepalanya dan menatap June.

"Dan kamu fikir pergi tanpa kabar itu ga bikin aku makin sedih?" ucap June sambil menatap Rose nanar. Dapat dilihat kedua mata dan pipi gadis yang sangat- entah masih atau tidak berarti di hidup June ini basah karena air mata.

June menarik pelan Rose kedalam dekapannya. Diusapnya punggung Rose secara perlahan. Dan perlakuan itu semakin membuat tangisan Rose pecah.

"Kamu.. ka-kamu maafin aku kan, Jun?" tanya Rose disela tangisannya.

June melepas rengkuhannya dan menatap Rose dalam. "Aku udah maafin kamu jauh sebelum kamu minta maaf, Rose" ucap June tulus.

Perlahan kedua sudut bibir Rose tertarik keatas. "Terimakasih" lirih Rose.

Mereka berdua hanya tak sadar, ada beberapa pasang mata yang menatap dari atas. Dan sepasang mata diantara nya, menatap mereka berdua sendu. Benar, taman sekolah masih dapat terlihat jelas dari sudut atap sekolah.

----------

"Lu pulang sama siapa? Gue gabawa helm dua" tanya Agnes setelah melihat Rose yang pulang terlebih dahulu.

"Eh iya.. lu gimana Clo? Gue kan dibonceng Chan soalnya" ucap Fidel sambil melengkungkan bibirnya kebawah

"Gapapa. Naik angkot aja kayanya" jawab Clo lemas.

"Sama gue aja. Gue kan bawa mobil" ucap Sila semangat sambil menggandeng tangan Clo.

Mereka berempat jalan di koridor sekolah dan menuju parkiran. Parkiran mobil siswa/i yang terletak persis disebelah parkiran motor.

"Ya masa lo gatau kebiasaan nya ka Yohan. Main makan snack orang trus gitu buang sampah seenak jidat. Ujung-ujung nya gue yang bersihin. Tay kan" celoteh Fidel.

"Suruh aja adek lo sih. Kakak kan bebas nyuruh-nyuruh adeknya ya" ucap Clo.

"Curahan hati Clo sebagai anak bungsu" ucap Agnes. Dan mereka berempat pun terkekeh.

"Yakali gue nyuruh si Chan. Badan gapernah gerak gitu. Makanya pipi makin gembul kan dia" ucap Fedil.

"Kok lo pada ghibahin gue sih kak" ucap Chan yang tiba-tiba nongol sambil cemberut.

"Eh adek nya kakak sini sini utututu" ucap Clo sambil mencubit kedua pipi Chan pelan.

"Lepasin. Adek ga kenal sama kakak" ucap Chan.

"Lah anjir kaya anak perawan aja lo" ucap Agnes. Dan lagi, ke-empat perempuan itu tertawa terbahak-bahak di koridor sekolah.

"Ih kakak ngeselin semua" ucap Chan sambil menghentak-hentakkan kakinya lalu jalan lebih cepat ke arah parkiran.

"Waduh, kalo gue ditinggal bisa berabe urusannya" ucap Fidel sambil menatap punggung adik nya yang menjauh. "Chaann tungguin gue woyyy" teriak Fidel sambil berlari mengejar adeknya.

Ending Scene | KOO JUNHOE✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang